Warung Bebas

Jumat, 31 Oktober 2008

22 November 2006 (Obat Asli Indonesia > Tanaman Obat)
Berbagai manfaat Sambiloto Andrographis paniculata (Burm.F) Ness

Sambiloto dengan botanical name Andrographis paniculata (Burm. F) Nees atau Justicia paniculata Burm.f. merupakan tanaman obat yang tumbuh baik di Indonesia dan tersebar hampir di seluruh pulau Jawa, Madura dan Bawean dengan ketinggian 1 ~ 700 m di atas permukaan laut. Tanaman yang terkenal pahit ini termasuk dalam famili Acanthaceae dan merupakan terna yang tumbuh tegak hingga mencapai ketinggian 1 m, mempunyai bunga berwarna putih dengan tanda lembayung pada bibir bagian bawah. Daerah penyebarannya selain di Indonesia, juga ditemukan di India, Asia Tenggara dan bagian selatan China. Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan nama sambiloto atau pepaitan, ki oray, ki peurat, takilo (Sunda), bidara, sadilata, sambilata, takila (Jawa), sedangkan di China dikenal dengan nama chuan xin lian.

Menurut beberapa pustaka, secara tradisional sambiloto digunakan untuk radang amandel, borok, penawar racun makanan, tifus, demam, gatal, penawar racun serangga, penawar racun ular, diabetes, tonikum, disentri, penyakit telinga, eksim, radang usus buntu, masuk angina, trakoma, dipteria, pembersih darah, ayan, siphilis, gonorrhea, dan ketombe.

Kandungan kimia utama sambiloto adalah senyawa diterpen termasuk andrographolide, 14-deoxyandrographolide(DA), 14-deoxy-11,12-didehydroandrographolide (DDA), 14-deoxy-11-oxoandrographolide, neoandrographolide, andrographiside (dideoxyandrographolide), deoxyandrographoside (andropanoside), andrograpanin, deoxyandrographolide-19-D-glucoside, 14-deoxy-12-methoxyandrographolide, dan senyawa flavonoid. Juga telah dilaporkan enam senyawa diterpen lain dari sambiloto, yaitu 14-epi-andrographolide, isoandrographolide, 14-deoxy-12-hydroxyandrographolide, dan 14-deoxy-11-hydroxyandrographolide dan glukosida diterpen, 14-deoxy-11,12-didehydrographiside dan 6,5f-acetyl-neoandrographolide, telah diisolasi bersama-sama dengan empat dimer diterpen baru, bis-andrographolide A, B, C, dan D.

Beberapa manfaat sambiloto berdasarkan hasil penelitian
Berbagai aktivitas farmakologi sambiloto telah dilaporkan termasuk sebagai antiradang, antikanker, serta untuk menurunkan tekanan darah. Sebagai antiradang, dilaporkan bahwa suatu ekstrak metanol sambiloto mampu menekan produksi nitric oxide (NO) yang distimulasi oleh lipopolysaccharide (LPS) secara in vitro maupun ex vivo.

Telah diketahui bahwa NO adalah salah satu senyawa yang bertanggungjawab dalam proses terjadinya peradangan. Pada pengujian selanjutnya, dua senyawa lakton diterpen, andrographolide dan neoandrographolide yang diisolasi dari ekstrak metanol sambiloto menunjukkan aktivitas penekanan produksi NO pada suatu ketergantungan dosis antara 0,1 - 100 .'6dM, dan IC50 (dosis penekanan produksi NO sampai 50% dibanding terhadap kontrol) untuk kedua senyawa tersebut masing-masing adalah 7,9 dan 35,5.'6dM. Pada pengujian secara in vivo, neoandrographolide juga menekan produksi NO 35% dan 40%, yaitu apabila makrofag dikumpulkan setelah pemberian neoandrographolide secara oral dengan dosis masing-masing 5 dan 25 mg/kg/hari, dan kemudian diukur produksi NO yang distimulasi dengan lipopolysaccharide (LPS). Dengan cara dan dosis yang sama, ternyata andrographolide tidak menurunkan produksi NO pada pemberian secara oral. Disimpulkan bahwa neoandrographolide yang menghambat produksi NO baik secara in vitro maupun in vivo kemungkinan memainkan suatu peranan penting dalam penggunaan sambiloto sebagai suatu sediaan antiradang.

Aktivitas antikanker dari andrographolide, komponen utama dari sambiloto juga telah diuji dengan menggunakan beberapa jenis sel kanker. Andrographolide menghambat perkembangbiakan (proliferasi) berbagai sel tumor yang mewakili berbagai tipe kanker secara in vitro, dengan cara langsung beraktivitas pada sel kanker dengan menahan siklus sel pada fase G0/G1 melalui induksi penghambatan siklus sel protein p27 dan mengurangi aktivitas cyclin-dependent kinase 4 (CDK4). Aktivitas immunostimulan andrographolide ditunjukkan oleh peningkatan proliferasi lymphocytes dan produksi interleukin-2. Andrographolide juga mempertinggi produksi tumor necrosis factor-alpha (TNF-.'61) sehingga meningkatkan aktivitas sitotoksis lymphocyte terhadap sel kanker yang secara tidak langsung berefek antikanker. Hasil ini menunjukkan bahwa andrographolide merupakan suatu komponen yang menarik dengan aktivitas antikanker dan immunomodulator, karena itu mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai suatu sediaan terapi kanker.

Larutan infus dari 6 - 7 daun sambiloto dikatakan efektif menurunkan tekanan darah tinggi sehingga dapat digunakan untuk penderita hipertensi. Dalam suatu percobaan untuk membuktikan efek penurunan tekanan darah, crude ekstrak air sambiloto telah difraksinasi menggunakan pelarut yang berbeda polaritasnya menjadi fraksi etilasetat (FA), fraksi butanol (FB), dan fraksi air (FC). Fraksi-fraksi ini kemudian diuji pada tikus Sprague-Dawley (SD) melihat efek yang ditimbulkan terhadap mean arterial blood pressure (MAP). MAP adalah rata-rata tekanan sistolik yang mengalirkan darah ke seluruh organ sistemik dan merupakan suatu critical cardiovascular parameter. Ditemukan bahwa FA tidak mereduksi MAP, sementara crude ekstrak air sambiloto (WE), FB dan FC menyebabkan penurunan MAP yang signifikan dalam suatu ketergantungan dosis tanpa mengakibatkan penurunan denyut jantung yang signifikan. Nilai ED50 (dosis efektif yang menyebakan penurunan MAP sampai separuhnya dibandingkan terhadap kontrol) untuk WE, FB dan FC masing-masing adalah 11,4; 5,0; dan 8,6 mg/kg. Data ini menunjukkan bahwa komponen yang menyebabkan hipotensi terdapat dalam WE, FB dan FC. Tidak adanya penurunan denyut jantung yang signifikan menegaskan bahwa komponen penyebab hipotensi dalam farksi-fraksi ini mungkin tidak mempunyai efek langsung terhadap jantung.

Penelitian selanjutnya dipusatkan untuk mengevaluasi mekanisme aksi penurunan tekanan darah dari sambiloto menggunakan fraksi butanol (FB) dosis 5 mg/kg. Ditemukan bahwa a-adrenoceptor, muscarinic cholinergic receptor, dan angiotensin converting enzyme (ACE) tidak terlibat dalam aksi hipotensi dari FB. Hal ini terlihat karena aksi hipotensi FB tidak terpengaruh oleh propranolol, atropine, dan captopril. Selanjutnya, dengan adanya hexamethonium, pyrilamine, dan cimetidine, penurunan MAP oleh FB secara signifikan diperlemah, menunjukkan bahwa aksi hipotensi FB mungkin melibatkan autonomic ganglion dan histaminergic sistem.
Beberapa senyawa diterpen dari sambiloto yaitu DA, DDA, andrographolide, andrographiside, dan neoandrographolide, diuji untuk melihat pengaruhnya terhadap MAP menggunakan tikus SD. Ditemukan bahwa andrographolide, andrographiside, dan neoandrographolide tidak memberikan efek terhadap MAP, sedangkan DDA menurunkan MAP dan kecepatan denyut jantung dengan ketergantungan dosis, sementara DA mempunyai efek yang agak lemah pada parameter yang diuji dibandingkan dengan DDA. Hasil ini menunjukkan bahwa efek hipotensi dari sambiloto dapat disebabkan oleh kedua senyawa diterpen, DDA dan DA. Disimpulkan bahwa suatu infus dari sambiloto dapat memberikan manfaat secara ilmiah untuk pengobatan hipertensi.

SehatHerbal.Com menyediakan ektrak herbal sambiloto, harga 50rb/45 kapsul. Info lebih lanjut 081310343598 atau sehatherbal@gmail.com

Minggu, 26 Oktober 2008

GEJALA STROKE

Sewaktu pesta barbeque,seorang teman terjatuh - dia meyakinkan semua orang yang datang kalau dia tidak apa-apa dan katanya hanya tersandung batu bata karena sepatu barunya (padahal mereka menawarkan memanggil paramedik).

Mereka membantunya membersihkan diri dan mengambilkan piring makanan baru. Meskipun terlihat sedikit terguncang, Ingrid meneruskan menikmati sore itu. Malamnya, suami Ingrid menelpon memberitahukan semua orang bahwa istrinya telah dibawa ke rumah sakit - (pukul 6 sore besoknya, Ingrid meninggal).

Dia mendapat serangan stroke pada pesta barbeque. Kalau saja mereka tahu
bagaimana mengenali tanda-tanda stroke mungkin Ingrid masih bersama kita hari ini.
Hanya membutuhkan satu menit untuk membaca ini.

Seorang ahli syaraf mengatakan bahwa kalau dia bisa menolong seorang korban stroke dalam waktu 3 jam sejak serangan tersebut, dia bisa membalikkan efek akibat stroke secara total! Dia mengatakan bahwa triknya adalah mengenali dan mendiagnosa stroke dalam waktu 3 jam sejak serangan, yang sebenarnya merupakan hal yang sulit.

MENGENALI STROKE
Baca dan pelajarilah!
Kadang-kadang gejala stroke sulit dikenali.
Sayangnya,kurangnya kewaspadaan dapat mendatangkan bencana. Korban stroke dapat menderita kerusakan otak sewaktu orang-orang yang ada disekitarnya pada saat kejadian, gagal mengenali gejala-gejala stroke.

Sekarang banyak dokter mengatakan bahwa orang di sekitar korban dapat
mengenali gejala stroke dengan menanyakan tiga pertanyaan sederhana ini:

1.Minta orang tersebut untuk TERSENYUM.
2.Minta orang tersebut untuk MENGANGKAT KEDUA TANGANNYA.
3.Minta orang tersebut untuk MENGUCAPKAN SEBUAH KALIMAT SEDERHANA (yang masuk akal), contoh: “Hari ini cerah.” Blablabla… .

Bila orang tersebut tidak bisa melakukan apa yang kita minta diatas atau salah satunya segera bawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama selanjutnya.

Beberapa Tanaman Obat berkhasiat untuk atasi stroke :

1. Daun Dewa - atasi pembekuan darah & melancarkan sirkulasi darah
2. Pegagan - anti-hipertensi dan melancarkan sirkulasi darah
3. Sambung Nyawa, anti kolesterol

Sehatherbal.Com menyediakan ektrak herbal tsb, info lebih lanjut hub. 081310343598 atau sehatherbal@gmail.com
Gandarusa, Bikin Sperma Loyo

Kamis, 23 Oktober 2008 | 18:15 WIB
UPAYA untuk menciptakan alat kontrasepsi pria alternatif dari ekstrak daun Gandarusa (Gendarussa vulgaris Ness) tampaknya masih belum bisa diwujudkan dalam waktu dekat. Penelitian tentang potensi tumbuhan ini masih terus dilakukan oleh para ahli di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya, dan baru memasuki riset tahap kedua.

"Risetnya baru memasuki tahap dua, jadi saya kira masih lama untuk bisa dirilis sebagai alat atau obat kontrasepsi," ungkap Kepala Badan Koordinasi Keluaga Berencana Nasional (BKKBN), Dr Sugiri Sjarief dalam temu pers Memperingati Hari Kontrasepsi Se-dunia di Jakarta, Kamis (23/10).

Gandarusa, terang Sugiri, diyakini memiliki potensi menjadi pilihan bagi pria selain dua jenis kontrasepsi yang ada saat ini yakni kondom dan vasektomi. Penelitian Gandarusa mendapat dukungan BKKBN karena efeknya yang mampu mempengaruhi kemampuan sperma pria.

Gandarusa diyakni mampu mempengaruhi produksi enzim hialuronidase dalam sperma laki-laki. Enzim inilah yang berfungsi melunakkan dinding sel telur sehingga sperma dapat menembus sel telur wanita untuk proses pembuahan.

Efek Gandarusa terhadap penurunan aktivitas hialuronidase sebelumnya telah diteliti pada spermatozoa mencit. Penurunan aktivitas hialuronidase yang timbul akibat pemberian ekstrak gandarusa membuat sperma tidak mampu menembus sel telur.

"Nah bentuk kontrasepsinya ini yang masih dalam penelitian, apakah nantinya yang lebih efektif dalam bentuk pil, suntikan, apa mungkin susuk. Penelitian tahap dua baru sebatas menemukan konstelasi antara pengaruh ekstrak terhadap sperma," ungkapnya.

Untuk penemuan lain tentang adanya obat atau zat lain yang berpotensi menjadi kontrasepsi pria lainnya, Sugiri menyatakan BKKBN sejauh masih belum menerima informasi baru. "Untuk riset-riset yang lain belum ada. Belum ada yang memberi harapan baru," tandasnya.

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/23/18154134/gandarusa.bikin.sperma.loyo

Khasiat lain dari Gandarusa :
GANDARUSA ( Justicia gendarussa Burm.F )melancarkan peredarandarah,antirheumatik. Di India : penurun panas, merangsang mutah, sakit kepala,kelumpuhan otot wajah,eksem,sakit mata dan telinga Dosis Pencegahan 2x1 Caps/hari Dosis Pengobatan 3x2 Caps/hari.

SehatHerbal.Com menyediakan ektrak kapsul Gandarusa, 1 botol isi 50 kapsul harga Rp. 75.000. Info pemesanan : 081310343598 atau sehatherbal@gmail.com

Senin, 20 Oktober 2008

DART: Many Lessons Learned

The Diet and Reinfarction Trial (DART), published in 1989, is one of the most interesting clinical trials I've had the pleasure to read about recently. It included 2,033 British men who had already suffered from an acute myocardial infarction (MI; heart attack), and tested three different strategies to prevent further MIs. Subjects were divided into six groups:
  • One group was instructed to reduce total fat to 30% of calories (from about 35%) and replace saturated fat (SFA) with polyunsaturated fat (PUFA).

  • The second group was told to double grain fiber intake.

  • The third group was instructed to eat more fatty fish or take fish oil if they didn't like fish.

  • The remaining three were control groups that were not advised to change diet; one for each of the first three.

Researchers followed the six groups for two years, recording deaths and MIs. The fat group reduced their total fat intake from 35.0 to 32.3% of calories, while doubling the ratio of PUFA to SFA (to 0.78). After two years, there was no change in all-cause or cardiac mortality. This is totally consistent with the numerous other controlled trials that have been done on the subject. Here's the mortality curve:

Here's what the authors have to say about it:
Five randomised trials have been published in which a diet low in fat or with a high P/S [polyunsaturated/saturated fat] ratio was given to subjects who had recovered from MI. All these trials contained less than 500 subjects and none showed any reduction in deaths; indeed, one showed an increase in total mortality in the subjects who took the diet.
So... why do we keep banging our heads against the wall if clinical trials have already shown repeatedly that total fat and saturated fat consumption are irrelevant to heart disease and overall risk of dying? Are we going to keep doing these trials until we get a statistical fluke that confirms our favorite theory? This DART paper was published in 1989, and we have not stopped banging our heads against the wall since. The fact is, there has never been a properly controlled clinical trial that has shown an all-cause mortality benefit for reducing total or saturated fat in the diet (without changing other variables at the same time). More than a dozen have been conducted to date.

On to fish. The fish group tripled their omega-3 intake, going from 0.6 grams per week of EPA to 2.4 g (EPA was their proxy for fish intake). This group saw a significant reduction in MI and all-cause deaths, 9.3% vs 12.8% total deaths over two years (a 27% relative risk reduction). Here's the survival chart:

Balancing omega-6 intake with omega-3 has consistently improved cardiac risk in clinical trials. I've discussed that here.

The thing that makes the DART trial really unique is it's the only controlled trial I'm aware of that examined the effect of grain fiber on mortality (without simultaneously changing other factors). The fiber group doubled their grain fiber intake, going from 9 to 17 grams by eating more whole grains. This group saw a non-significant trend toward increased mortality and MI compared to its control group. Deaths went up from 9.9% to 12.1%, a relative risk increase of 18%. I suspect this result was right on the cusp of statistical significance, judging by the numbers and the look of the survival curve:


You can see that the effect is consistent and increases over time. At this rate, it probably would have been statistically significant at 2.5 years.

I think the problem with whole grains is that the bran and germ contain a disproportionate amount of toxins, such as the mineral-binding phytic acid.  The bran and germ also contain a disproportionate amount of nutrients. To have your cake and eat it too, soak, sprout or ferment grains. This reduces the toxin load but preserves or enhances nutritional value. Wheat may be a problem whether it's treated this way or not.

Subjects in the studies above were eating grain fiber that was not treated properly, and so they were increasing their intake of some pretty nasty toxins while decreasing their nutrient absorption. Healthy non-industrial cultures would never have made this mistake. Grains must be treated with respect, and whole grains in particular.

Rabu, 15 Oktober 2008

CIPLUKAN HERBAL UNTK ATASI HIPERTIROID

Riau, Jakarta, Singapura. Itulah kota-kota tempat Albertus Suharno mencari kesembuhan. 'Bola mata berputar dan serasa akan keluar,' kata pria kelahiran Yogyakarta, 8 Agustus 1944 itu. Suhu tubuhnya 40 oC, jakun membesar, dan sekujur tubuh bergetar.

Albertus Suharno langsung mendatangi dokter perusahaan di Batam, Riau. Ia bekerja sebagai penyelia di perusahaan minyak asing. Hasil diagnosis menyebutkan Suharno positif hipertiroid. 'Dokter juga tidak tahu penyebabnya, tapi yang paling mungkin adalah stres akibat pekerjaan,' kata suami Sri Widawati itu. Walau sakit, karyawan yang bertanggung jawab terhadap operasional pengeboran tetap bekerja.

Setiap akhir pekan, ia terbang ke Jakarta untuk memeriksakan diri ke Rumah Sakit Pusat Pertamina sesuai rujukan dokter perusahaannya. 'Awalnya, saya juga dirawat inap di rumahsakit itu selama 2 minggu,' kata Suharno. Saat itu, ia diberi radioaktif yodium. Setelah mengkonsumsi kapsul cair berwarna bening itu, kerabatnya yang masih kecil, perempuan hamil, dan lanjut usia dilarang menjenguk. Sebab, obat itu berefek radiasi yang mampu mengubah peta gen.

Hiperaktif
Menurut Prof dr Slamet Suyono SpPD-KE, endokrinologis Rumahsakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, radioaktif yodium diberikan oral dalam bentuk pil atau cairan. Gunanya untuk mengatasi kelenjar yang hiperaktif. 'Lebih dari 80% pasien hipertiroid sembuh dengan dosis tunggal yodium radioaktif,' katanya. Setelah mengkonsumsi pil radioaktif, tiroid Suharno memang mengempis.

Selain itu, suhu tubuh normal dan gemetar pada tubuh pun hilang. Sayang, seminggu setelah pulang ke Batam, penyakit itu kambuh kembali disertai rambut rontok. Menurut Prof Slamet Suyono rontoknya rambut akibat obat radiasi untuk mengatasi hipertiroid. Disebut hipertiroid bila kadar hormon T4 melebihi ambang normal, 4,3-12,4 ug/dl. Tiroid adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu di leher, di bawah jakun. Bobotnya kurang dari 28,4 g.

Meski ringan, jangan anggap enteng tiroid alias gondok. Jika tiroid rusak menimbulkan dampak besar bagi tubuh. Setiap aspek metabolisme tubuh, dari detak jantung, pertumbuhan tinggi badan, hingga kecepatan tubuh membakar kalori, melibatkan kerja hormon pada tiroid. 'Terganggunya fungsi tiroid menyebabkan metabolisme tubuh terhambat,' kata endokrinologis alias ahli penyakit dalam yang berhubungan dengan hormon itu. Kelainan itu disebut trauma kelenjar.
Disebut rusak jika fungsi kelenjar menyimpang dari fungsinya untuk memproduksi dua macam hormon, T4 dan T3. Kondisi kelainan kelenjar bermacam-macam, yakni hipotiroid, hipertiroid, dan eutiroid. Hipo artinya kelenjar gagal memproduksi hormon seperti keadaan normal. Eutiroid terjadi bila kelenjar membesar, tapi fungsinya berjalan normal. Hipertiroid justru sebaliknya, kelenjar terlalu aktif memproduksi hormon hingga kadar T3 dan T4 melambung. Bobot tubuh pasien hipertiroid biasanya anjlok, mata melotot, dan badan sering berkeringat. Penderita juga sering marah-marah karena tidak bisa mengendalikan emosi.

Tinggi
Hipertiroid mempengaruhi fungsi kelenjar hipotalamus dan testis. Beberapa penyebab hipertiroid adalah penyakit graves, berlebihnya konsumsi hormon tiroid, terjadi peradangan pada kelenjar tiroid, atau sekresi TSH (thyroid stimulating hormone) oleh kelenjar pituitari secara abnormal.

Karena tak kunjung membaik, Suharno mencari kesembuhan ke Singapura. Dokter Mount Elizabeth Hospital, Singapura, mengatakan Suharno memang terjangkit hipertiroid. Itu sesuai hasil laboratorium yang menunjukkan nilai hormon tiroid T4 sebesar 18,0 ug/dl. Nilai FTI sebesar 21,4 ug/dl; kadar normal, 3,9-14,0 ug/dl. Sedangkan T3 sebesar 567 ng/dl; normal 80-220 ng/dl nilai TSH hanya 0,03 uIU/ml; kadar normal, 0,50-4,00 uIU/ml.

Dengan hasil laboratorium itu, dokter memberikan kembali pil radioaktif yodium 131 sebanyak 2 kali dan menyuruh mengkonsumsi propylthiouracil (PTU) 100 mg selama 2 pekan. Ia menjalani perawatan di Singapura 6 kali dalam 3 bulan. Hasilnya, bukan kesembuhan yang didapat tetapi tubuh menghitam dan kurus. Bobotnya tersisa 48 kg; sebelum sakit, 54 kg.

Bahkan nilai T3 tetap di atas ambang batas, yaitu 383 ng/dl; FTI 14,2 ug/dl, dan TSH kurang dari 0,03 uIU/ml. Suharno hampir putus asa mencari kesembuhan dengan obat kimia. Oleh karena itu ia menuruti saran temannya, Karno, untuk mengkonsumsi ciplukan. Tanaman asal Peru itu tumbuh di ladang atau lahan kosong. Buahnya bulat tertutup dalam kantong mirip lampion. Sekilas bentuknya persis kantong kemih.
Itulah sebabnya ia diberi nama ilmiah Physalis peruviana. Dalam bahasa Yunani physalis berarti kantong kemih. 'Untung ada tanaman ciplukan di sekitar rumah,' kata Suharno yang tinggal di Cibinong, Kabupaten Bogor. Ayah 4 anak itu mencabut 3 tanaman setinggi rata-rata 50 cm beserta akarnya. Kemudian, pria 64 tahun itu mencuci bersih dan merebus ke-3 tanaman itu, termasuk buah dan akar, dalam 3 gelas air hingga mendidih dan tersisa 1 gelas.

Ampuh
Ia meminum segelas ramuan itu 1 kali sehari. Dua hari kemudian kegiatan mengekstrak ramuan ciplukan berulang. 'Rasanya sangat pahit,' kata kakek 1 cucu itu. Sehari setelah 2 kali konsumsi ekstrak ciplukan, Suharno merasakan perubahan. Seluruh gejala penyakit yang hinggap di tubuhnya hilang. Saat bangun tidur, ia tak merasakan kelelahan.

Jantung yang semula berdetak kencang atau tidak teratur alias palpitasi, suhu tubuh tinggi, gelisah, berkeringat, sesak napas, tangan gemetaran, dan otot lemah semuanya membaik. Yang menakjubkan jakunnya kempis. Sejak itu ia sembuh dari hipertiroid. Sudah 16 tahun penyakit itu tak pernah kembali merasuki tubuh Suharno.
Anggota famili Solanaceae itu terbukti ampuh mengatasi hipertiroid. Ciplukan mengandung senyawa asam sitrun, fisalin, asam malat, alkaloid, tanin, kriptoxantin, dan vitamin C. Di Indonesia belum ada riset ilmiah yang membuktikan kemujaraban kerabat tomat itu.

Namun, di mancanegara banyak ahli menelitinya. Mahmood Vessal dari Departemen Biokimia Shiraz University of Medical Sciences, Iran, misalnya, membuktikan keampuhan ciplukan mengatasi hipertiroid. Ia menginjeksi ekstrak ciplukan ke tikus betina dewasa. Hasilnya, aktivitas lysyl-aminopeptidase (Lys-AP) pada pituari meningkat 50% dan 45% basomedial hypothalamus (BMH). Nilai itu mirip dengan pemberian beta estradiol 15 ?g selama 5-8 hari ke tikus.

Jika tikus diberikan beta estradiol sekaligus larutan ciplukan meningkatkan aktivitas enzim pituitari sebanyak 9% dan hipotalamus 5%. Dengan meningkatnya aktivitas enzim hipotalamus dan pituari, sekresi TSH yang tidak beraturan dapat dicegah. Departemen Farmasi Universitas Cartagena, Kolumbia menemukan ciplukan bersifat imunomodulator alias peningkat kekebalan dan juga antipembengkakan. Tumbuhan yang di sini disia-siakan itu ternyata berkhasiat mengatasi hipertiroid. (Vina Fitriani).
Sumber : trubusid/ Sabtu, April 05, 2008 00:47:57

NB :
1. Selain ciplukan, jg dikonsumsi ektrak mengkudu yang berfungsi meningkatkan fungsi kelenjar tiroid dan seledri utk atasi dada berdebar.
2. SehatHerbal.Com menyediakan Kapsul Cipluka 100%, harga Rp. 50.000/btl isi 50 kapsul @ 500mg dan mengkkudu 100% harga 50rb/50 kapsul @ 500mg dan seledri 50rb/50kpsul. Info pemesanan 081310343598
 

ZOOM UNIK::UNIK DAN UNIK Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger