Warung Bebas

Senin, 11 Juni 2007

Banyak Penyakit Menahun yang Berhasil Disembuhkan
"Mahkota Dewa", Tanaman Obat Banyak Dicari


PARA pakar phitopharmaka ( ahli tanaman obat ) sepakat bahwa Indonesia memang kaya potensi tanaman obat-obatan. Kekayaan plasma nuftah kita kedua terbesar di dunia setelah Brasil. Namun anehnya, dalam perkembangan percaturan bisnis phitofharmaka, kita malah kalah terkenal dibandingkan dengan Cina. Negara "Tirai Bambu" ini telah membangun citra bisnis obat-obatan herbal ini, konon sudah berumur lebih dari 6.000 tahun.

Hal ini dibuktikan dengan adanya buku-buku pengobatan kuno yang telah berumur ribuan tahun. Salah satu buku pengobatan kuno yang terkenal dan terlengkap adalah Huang Ti Nei Ching ( Pengobatan internal Kaisar Kuning ). Buku pengobatan kuno ini diperkirakan dibuat pada abad ke-3 sebelum masehi.

Para pakar mengatakan, dari sejumlah 40.000 jenis tanamana di dunia, 30.000 jenis di antaranya terdapat di Indonesia. Dari sejumlah itu sampai sejauh ini tidak kurang dari 1.375 jenis tanaman terdeteksi sebagai tanaman obat-obatan. Namun, yang sudah dimanfaatkan baru sekira 400 jenis dan yang masih diteliti hanya 10 jenis saja.

Melihat angka yang tertera itu, kita sangat prihatin sekali. Karena kendati kita kaya dengan sumber daya tanaman obat-obatan, penggunaannya kecil sekali. Di Indonesia, penggunaannya masih setengah-setengah. Sementara itu, di negara Eropa dan AS saat ini justru sedang gencar-gencarnya mengadakan penelitian dan langsung ke tingkat pemakain.

Tampaknya back to nature oleh orang-orang Barat sudah bukan semboyan lagi. Mereka justru melihat bahwa pemakaian bahan kimia sintetik untuk obat banyak menimbulkan masalah dan biayanya pun lebih tinggi. Untuk memasok kebutuhan bahan baku, mereka mengimpor dari Indonesia, Cina, Thailand, dan Malaysia yang cukup luas hutan-hutannya.

Hal lain yang menarik untuk diungkapkan dalam tulisan ini adalah terdapat banyak bahan-bahan obat alami asli Indonesia yang entah bagaimana mulanya, malah lebih terkenal di negara lain. Untuk ini, saya sebut satu saja, yaitu tanaman "Mahkota Dewa", di negeri "Tirai Bambu" banyak dijadikan sebagai bahan dasar obat tradisional mereka. Di Cina tanaman, yang habitat alamnya berasal dari Papua (Irian Jaya) ini dikenal dengan nama lain yaitu "Shian Thno".

Racun untuk pengobatan

Menurut H. Sarah Kriswanti, penduduk KPAD Geger Kalong Bandung, yang banyak mengoleksi tanaman obat-obatan mengungkapkan, Mahkota Dewa adalah tanaman aperduk yang bisa mencapai ketinggian lima meter. Ia dapat tumbuh dari ketinggian 10 m dpl ( di atas permukaan laut ) hingga 1.200 m dpl.

Bahan yang dapat dimanfaatkan untuk obat adalah bagian buahnya yang apabila telah tua benar-benar sangat menarik untuk dimakan. Padahal, buah itu sungguh sangat beracun apabila tidak diolah dahulu. Setelah diolah dikeringkan, buah irisan keringan itu bisa ditambah dengan campuran lain untuk memperkuat pengobatannya. Misalnya saja, agar tidak menjadi beser (kencing terus-menerus) bisa dicampur dengan daun mimba, dsb.

Diungkapkan Ny. Sarah, banyak peminat racikan "Mahkota Dewa" yang sudah divonis dokter setelah mencoba racikannya malah jadi sembuh total. "Dalam hubungan ini, saya sendiri selalu menganjurkan agar setelah meminum ramuannnya selalu konsultasi dengan dokter untuk memantau perkembangan kesehatannya. Dahulu, pada awalnya saya hanya hobi saja mengumpulkan tanaman obat-obatan untuk kebutuhan keluarga. Namun, setelah satu dua orang memohon pertolongannya untuk memberikan racikan tanaman obatnya. Eeeehhh, ternyata dia sembuh oleh tanaman obat itu.

Atas pertanyaan, ia juga mengungkapkan banyak pasien-pasien yang telah sembuh ahirnya membeli bibit tanaman obat hasil koleksinya. Selain membeli tanaman bibit, mereka juga memberi obat herbal yang sudah dikeringkan. "Karena banyak juga orang yang datang, tidak sabar menunggu tumbuh besarnya koleksi tanaman mereka. Untuk ini, mereka membeli langsung racikan koleksi tanaman obat saya," katanya serius.

Di rumahnya yang munggil, dari sejak halaman muka hingga ke belakang, dikoleksi tanaman obat, selain Mahkota Dewa, ada sambiloto, Kunyit putih, Jahe Merah, Pegagan atau antatan, dan Mimba. Namun, di atara tanaman-tanaman itu yang sangat dibanggakan adalah tanaman "Mahkota Dewa". Tanaman ini memang jadi andalannya karena fungsi penyembuhannya sangat luas dan banyak.

Beberapa jenis penyakit yang telah disembuhkan a.l. penyakit kanker ( bermacam-macam ). Banyak komentar dari para pasien penyakit ganas ini, mereka lebih memilih pangobatan dengan "Mahkota Dewa" dibandingkan dengan menggunakan bahan kimia. Hasilnya ternyata lebih baik dan cespleng.

Selain kanker, juga penyakait jantung, lever, diabetes, darah tinggi, rematik, atau asam urat tinggi, penyakit ginjal. Bahkan untuk penambah stamina, tidak kalah dengan obat-obat suplemen yang sudah ada sekarang. Ramuan "Mahkota Dewa" dicampur dengan ramuan jahe merah ternyata mampu membangkitkan "si Tole" yang telah lama tidur lelap. Banyak lagi jenis penyakit yang berhasil dilawan "Mahkota Dewa" ini, tapi bila ditulis di halamam koran kita ini mungkin tidak akan termuat.

Itulah sedikit gambaran bahwa ternyata tanaman liar yang ada di Bumi Pertiwi ini ternyata bisa mendunia dan lebih manjur dari obat-obat kimia yang jauh lebih berbahaya. Semoga bermanfaat. (Dedi Riskomar)***

Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0103/07/0603.htm

Senin, 04 Juni 2007

Manfaatkan Herbal Berkualitas untuk Sirkulasi Darah

Selasa, 08 Mei 2007



Makin bertambah usia seseorang, makin menurun kondisi kesehatannya. Apalagi bagi mereka yang jarang dan bahkan tidak pernah berolahraga.

Usia yang kian bertambah juga berpengaruh pada kurangnya daya elastisitas pembuluh darah. Ini peristiwa alami. Sayangnya, kondisi demikian pada saat ini juga dialami oleh orang-orang yang masih muda.

Penyebabnya bermacam. Bisa karena gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, mengonsumsi makanan berlemak, kurang olahraga, kurang istirahat, dan polusi sehingga berpengaruh pada timbulnya plak dan lemak pada dinding pembuluh darah dan aliran darah tidak lancar.

Sirkulasi darah buruk apabila darah yang mengandung oksigen yang membawa kehidupan penting tidak dapat beredar ke seluruh bagian tubuh.

Penyebab lain adalah radikal bebas yang merusak sistem sirkulasi, kurang nutrisi yang sesuai kebutuhan, dan toksin-toksin dalam tubuh. Jika kita tidak mengonsumsi cukup vitamin, mineral, asam amino, dan asam lemak esensial, maka urat nadi, arteri, dan pembuluh kapiler bisa pecah sehingga menyebabkan sirkulasi darah buruk.

Akibatnya, berbagai penyakit siap menyerang. Di antaranya hipertensi, serangan jantung, stroke, dan kerusakan fungsi ginjal (gagal ginjal). Kalau sudah terserang salah satu atau komplikasi dari penyakit tersebut yang repot adalah mengurusi pengobatan dan perawatannya. Berapa rupiah harus dikeluarkan untuk berobat, dan energi serta waktu yang dihabiskan.

Herbal berkualitas
Sebenarnya ada cara murah mengindari penyakit-penyakit tersebut. Yakni, dengan menjalani pola makan sehat, olahraga teratur dan terukur, cukup istirahat dan menjaga sirkulasi darah agar tetap lancar.

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membantu masalah sirkulasi darah. Salah satunya dengan mengonsumsi herbal berkhasiat membantu melancarkan sistem sirkulasi darah.

Telah lama dunia medis mengenal herbal sebagai tanaman berkhasiat obat tertentu. Masyarakat pun secara turun-temurun memanfaatkannya untuk pengobatan penyakit tertentu.

Untuk membantu meningkatkan sirkulasi darah ada sejumlah herbal yang dikenal. Salah satunya Hawthorn (Crataegus monogyna, Crataegus laevigata, Crataegus oxyacantha). Hawthorn dikenal bisa membantu melebarkan pembuluh darah koroner, dan membantu menurunkan tekanan darah, serta menurunkan tingkat kandungan lemak dalam darah.

Dalam sejarah, tanaman Hawthorne disebutkan telah membantu memperpanjang usia mantan Presiden Rusia Leonid Brechnev sampai 10 tahun. Masyarakat Rusia tahu banyak tentang pengobatan herbal.

Menurut referensi, Hawthorne adalah pengatur ritme jantung, meningkatkan kekuatan kontraksi sehingga darah yang keluar dari jantung bertambah, dan sekaligus sebagai penguat otot-otot jantung. Dengan demikian, tanaman ini bisa dimanfaatkan untuk melindungi jantung dari hipertensi

Menurut Prof Sumali Wiryowidagdo dari Pusat Studi Obat Bahan Alam Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia, daun, bunga, dan buah Hawthorne sudah lama digunakan dalam pengobatan.

Kandungan aktif daunnya adalah flavonoid vitexin, vitexin-4-rhamnosida, kuersetin dan glikosida kuersetin seperti hiperosida, rutin, vicentin dan orientin. Buahnya mengandung prosianidin bersama-sama flavonoid terutama hiperosida.

Herbal lainnya adalah Ginkgo biloba, yang dikenal luas atas kemampuannya untuk meningkatkan daya ingat karena meningkatkan aliran darah ke otak. Di Jerman Gingkgo digunakan oleh para dokter untuk merawat varicose veins (pembuluh darah mekar).

Ekstrak ginkgo juga bisa meningkatkan aliran darah dan menguatkan pembuluh darah, dan bersifat antiinflamasi, menambah alirah darah ke hati, dan mengurangi permintaan oksigen koroner.

Tanaman lain yang bisa mendatangkan khasiat membantu sirkulasi darah adalah garlic (bawang putih), Morinda citrifolia (buah mengkudu), dan Lemon Balm (Melissa officinalis).

Riset modern menunjukkan bahwa mengonsumsi garlic (bawang putih) secara teratur bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Biji berwarna putih itu bisa membersihkan darah, menyehatkan jantung dan sistem sirkulasi, membantu mencegah penyakit jantung, membantu mengatasi tekanan darah tinggi dan mengurangi risiko aterosklerosis (penyakit degeneratif arteri yang ditandai dengan penebalan dinding arteri bagian dalam akibat penebalan bahan-bahan berlemak).

''Tanaman herbal berkhasiat karena memiliki senyawa kimia bioaktif dan menghasilkan efek farmakologi. Efek farmakologi itulah yang sering dimanfaatkan sebagai suplemen yang membantu kesehatan manusia,'' kata Prof Sumali.

Bagi masyarakat yang hidup di kota-kota besar dan sibuk dengan berbagai aktivitas, mencari tanaman-tanaman tersebut tentu akan kesulitan. Untuk memudahkan mereka tanaman herbal berkhasiat pelancar sirkulasi darah itu dibuat dalam bentuk ekstrak dan disajikan berupa soft capsule (kapsul lunak).

Dan, untuk hasil terbaik, selain mengonsumsi suplemen dari herbal berkualitas juga diimbangi dengan perubahan gaya hidup.

( cis )
Sumber :http://republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=2&id=292396&kat_id=105&kat_id1=150



HERBAL INDONESIA YG DIREKOMENDASIKAN UNTUK MEMPERLANCAR SIRKULASI DARAH : PEGAGAN, SAMBILOTO,DAUN DEWA. INFO LEBIH LANJUT BISA ke sehatherbal@yahoo.co.id atau 081310343598 ( budi prakoso )

Minggu, 03 Juni 2007

Obat Penghilang Rasa Sakit Bisa Picu

LONDON – Obat-obat penghilang rasa sakit seperti Aspirin menyimpan dampak negatif lebih berbahaya dari yang kita duga.
Saratnya musibah dan bencana kerap membuat kepala nyeri. Berita di berbagai media massa ihwal gempa Aceh seolah tak pernah surut. Kalau sakit sudah menyerang kepala, enteng saja kita ambil obat-obatan penghilang rasa sakit. Ternyata obat pemerang rasa sakit sejenis Aspirin dan Ibuprofen menyimpan dampak negatif yang lebih berbahaya dari yang diduga selama ini.
Tim dokter dari Houston’s Baylor College of Medicine baru-baru ini menemukan bahwa terjadi kerusakan usus besar pada lebih dari 70 persen pasien yang mengonsumsi obat-obat penghilang rasa sakit selama lebih dari tiga bulan. Fakta ini cukup mencengangkan sebab selama ini para ahli medis tak pernah menduga dampak negatif dari obat-obatan jenis itu cukup tinggi.

Gangguan Perut
Tim Baylor ini melakukan studi dengan membandingkan 21 orang pasien yang mengonsumsi non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID) dengan 20 pasien yang mengonsumsi obat pemerang rasa sakit lain. Ditemukan bahwa 71 persen pasien yang mengonsumsi NSAID menunjukkan gejala luka pada usus besar. Sedangkan kelompok lain hanya 10 persen saja.
Dr. David Graham yang tergabung dalam tim riset menyatakan kepada BBC News Online, ”Kami sejak lama tahu bahwa obat NSAID bisa menyebabkan komplikasi perut yang mematikan. Tapi sejauh mana imbasnya pada usus besar masih belum diketahui hingga sekarang.”
Yang pasti makin tinggi frekuensi seseorang melahap pil seperti Aspirin atau jenis obat NSAID lain, makin tinggi pula risiko terkena gangguan penyakit perut. Menurut Graham, siapa saja yang mengonsumsi pil-pil semacam itu selama setahun memiliki satu hingga empat persen risiko serius terkena komplikasi penyakit perut alias gastrointestinal. Yang dimaksud dengan penyakit perut adalah segala sesuatu yang menyangkut kesehatan usus besar, serta alat pencernaan lainnya.
Pendapat Graham ini diperkuat oleh kalangan medis lainnya. Dr Alastair Forbes, seorang ahli gastroenterelogi dari St Mark’s Hospital, London, menyatakan bahwa memang mayoritas orang yang menderita gangguan bagian perut selalu terkait dengan penggunaan obat-obat jenis NSAID. Forbes berpendapat bahwa memang penggunaan obat-obat jenis itu patut dikhawatirkan. Namun akhirnya semua tergantung pada tindakan para pasien dan ahli medis juga. Selayaknya para dokter memperingatkan agar pasien tidak sembarangan memakai obat-obat tersebut tanpa petunjuk dokter.
”Bukan berarti kita bersifat panik membabi buta. Semua obat memiliki efek samping dan kadang keuntungan yang didapat dari obat itu lebih besar dibanding dengan efek samping yang diakibatkannya,” ujar Forbes.
Sementara itu obat penghilang rasa sakit seperti parasetamol yang dikombinasikan dengan kodein cukup bermanfaatn bagi pasien penderita artritis, demikian menurut Arthritis Research Campaign.

Gagal Jantung
Studi terbaru mengenai obat-obat pemerang rasa sakit dikelompokkan atas jenisnya. Masing-masing memiliki risiko berbeda satu sama lain. Ada jenis COX-2 inhibitors yang memicu risiko gagal jantung yang berkembang menjadi kematian. Salah satu jenis obat ini bermerek dagang Vioxx keluaran Mercks yang ditarik dari peredaran September tahun silam.
Celebrex yang diproduksi Pfizer adalah obat pemerang rasa sakit bagi pasien osteoartritis dan rematik. Studi yang dilakukan Camcer Institute, AS cukup mencengangkan. Masalahnya obat ini sudah dikonsumsi ratusan ribu pasien di Inggris dan masih banyak di seantero dunia lain.
Cancer Institute menganalisis 2.400 pasien dan ditemukan bahwa pasien yang mengonsumsi dosis 400 miligram Celebrex sehari ternyata 2,5 kali lebih berisiko mengalami gagal jantung dan stroke dibanding yang tidak mengonsumsinya. Yang mengonsumsi dosis 800 miligram sehari berisiko 3,4 kali lebih tinggi. Vioxx yang menjadi obat alternatif memiliki risiko serupa.(SH/merry magdalena)



Copyright © Sinar Harapan 2003


Dari Kasus di atas, untuk menghilangkan rasa sakit sebaiknya lebih hati2 dalam mengkonsumsi obat Kimia. Lebih baik menggunakan herbal utk menghilangkan rasa sakit, salah satu herbal untuk menghilangkan rasa sakit maupun sebagai anti-biotika alami adalah SAMBILOTO.

INFO LEBIH LANJUT MENGENAI MANFAAT SAMBILOTO BISA KLIK DI http://herbmedicine.blogspot.com

MAHKOTA DEWA- TANAMAN MULTI KHASIAT

Mahkota Dewa atau Phaleria macrocarpa adalah tanaman asli Indonesia yang terbukti empiris menyembuhkan segala penyakit, dari yang ringan sampai berat.
Masyarakat sadar akan pentingnya “Back To Nature”, terlihat banyaknya penelitian tanaman pusaka para dewa ini. Tim peneliti Cancer Research Group Fak.Farmasi UGM dibawah naungan Dr. Edy Meiyanto, MSi, Apt. membuktikan ekstrak air daging buah Mahkota Dewa menghambat pertumbuhan kanker (pendekatan DNA supercoil).
Tidak mengherankan tanaman ini mulai diburu masyarakat guna menjaga kesehatan dan penyembuhan penyakit.

Khasiat Mahkota Dewa :
Secara empiris mampu menyembuhkan lever, kanker, jantung, lemah syahwat, rhematik, diabetes mellitus, ketagihan narkoba, asam urat, darah tinggi, dan penyakit ringan (seperti EKSIM, JERAWAT, DAN LUKA GIGITAN SERANGGA) bisa disembuhkan dengan pohon ini.

Mahkota dewa adalah tanaman asli Indonesia. Habitat asalnya di tanah Papua. Namun, entah bagaimana caranya, tanaman ini masuk ke Keraton Mangkunegara di Solo dan Keraton Yogyakarta. Di kedua tempat itu mahkota dewa dikenal sebagai tanaman obat. Dulu memang hanya kedua keraton itu yang mengenal khasiat mahkota dewa untuk keperluan pengobatan.

Ukuran :
Sosoknya berupa pohon perdu. Tajuk pohon bercabang-cabang. Ketinggiannya sekitar 1,5 - 2,5 meter. Namun, jika dibiarkan, bisa mencapai lima meter. Mahkota dewa bisa sampai berumur puluhan tahun. Tingkat produktivitasnya mampu dipertahankan sampai usia 10 hingga 20 tahun. Pohon mahkota dewa terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah. Akarnya berupa akar tunggang. Panjang akarnya bisa sampai 100 cm. Akar ini belum terbukti bisa digunakan untuk pengobatan.

Kandungan & Manfaat : Masalah yang mengganjal terhadap pemakaian mahkota dewa sebagai tanaman obat adalah terbatasnya pembuktian-pembuktian ilmiah akan kegunaan pohon ini. Selama ini pembuktian yang ada sebagian terbesar masih berupa pembuktian empiris, pembuktian yang hanya berdasarkan pada pengalaman pengguna.

Literatur-literatur yang membahasnya pun sangat terbatas. R. Broto Sudibyo, Kepala Bidang Pelayanan Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta, menguatkan keterbatasan literatur ini. Dalam literatur kuno pun, keterangan mengenai mahkota dewa sangat terbatas. Hanya kegunaan biji buah yang bermanfaat sebagai bahan baku obat luar, misalnya untuk obat kudis, yang dibahas.

Dari penelitian ilmiah yang sangat terbatas itu diketahui bahwa mahkota dewa memiliki kandungan kimia yang kaya. Itu pun belum semuanya terungkap. Dalam daun dan kulit buahnya terkandung ALKALOID, SAPONIN, dan FLAVONOID. Selain itu, di dalam daunnya juga terkandung POLIFENOL.

Seorang ahli farmakologi dari Fakultas Kedokteran UGM, dr. Regina Sumastuti, berhasil membuktikan bahwa mahkota dewa mengandung ZAT ANTIHISTAMIN. Zat ini merupakan penangkal alergi. Dengan begitu, dari sudut pandang ilmiah, mahkota dewa bisa menyembuhkan aneka penyakit alergi yang disebabkan histamin, seperti biduren, gatal-gatal, selesma, dan sesak napas. Penelitian dr. Regina juga membuktikan bahwa mahkota dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat memacu kerja otot rahim sehingga persalinan berlangsung lebih lancar. Pembuktian empiris yang ada cukup banyak. Kasusnya juga berbeda-beda, dari yang berat sampai yang sepele. Kasus Tuti di atas hanyalah salah satu contoh.

Sampai saat ini banyak penyakit yang berhasil disembuhkan dengan mahkota dewa. Beberapa penyakit berat (seperti SAKIT LEVER, KANKER, SAKIT JANTUNG, KENCING MANIS, ASAM URAT, REUMATIK, SAKIT GINJAL, TEKANAN DARAH TINGGI, LEMAH SYAHWAT DAN KETAGIHAN NARKOBA) dan penyakit ringan (seperti EKSIM, JERAWAT, DAN LUKA GIGITAN SERANGGA) bisa disembuhkan dengan pohon ini.

Pembuktian empiris juga dapat ditemui di sebuah pesantren yang getol menangani korban obat-obat psikotropika. Bahkan, beberapa orang dokter yang mengidap penyakit cukup gawat pun sudah membuktikan khasiat mahkota dewa.

PERHATIAN:
IBU-IBU YANG HAMIL MUDA DILARANG MENGKONSUMSI MAHKOTA DEWA. KARENA, MAHKOTA DEWA DAPAT MENINGKATKAN KONTRAKSI OTOT RAHIM SEHINGGA SANGAT BERBAHAYA BAGI KONDISI KEHAMILAN

MAHKOTA DEWA- TANAMAN MULTI KHASIAT

Mahkota Dewa atau Phaleria macrocarpa adalah tanaman asli Indonesia yang terbukti empiris menyembuhkan segala penyakit, dari yang ringan sampai berat.
Masyarakat sadar akan pentingnya “Back To Nature”, terlihat banyaknya penelitian tanaman pusaka para dewa ini. Tim peneliti Cancer Research Group Fak.Farmasi UGM dibawah naungan Dr. Edy Meiyanto, MSi, Apt. membuktikan ekstrak air daging buah Mahkota Dewa menghambat pertumbuhan kanker (pendekatan DNA supercoil).
Tidak mengherankan tanaman ini mulai diburu masyarakat guna menjaga kesehatan dan penyembuhan penyakit.

Khasiat Mahkota Dewa :
Secara empiris mampu menyembuhkan lever, kanker, jantung, lemah syahwat, rhematik, diabetes mellitus, ketagihan narkoba, asam urat, darah tinggi, dan penyakit ringan (seperti EKSIM, JERAWAT, DAN LUKA GIGITAN SERANGGA) bisa disembuhkan dengan pohon ini.

Mahkota dewa adalah tanaman asli Indonesia. Habitat asalnya di tanah Papua. Namun, entah bagaimana caranya, tanaman ini masuk ke Keraton Mangkunegara di Solo dan Keraton Yogyakarta. Di kedua tempat itu mahkota dewa dikenal sebagai tanaman obat. Dulu memang hanya kedua keraton itu yang mengenal khasiat mahkota dewa untuk keperluan pengobatan.

Ukuran :
Sosoknya berupa pohon perdu. Tajuk pohon bercabang-cabang. Ketinggiannya sekitar 1,5 - 2,5 meter. Namun, jika dibiarkan, bisa mencapai lima meter. Mahkota dewa bisa sampai berumur puluhan tahun. Tingkat produktivitasnya mampu dipertahankan sampai usia 10 hingga 20 tahun. Pohon mahkota dewa terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah. Akarnya berupa akar tunggang. Panjang akarnya bisa sampai 100 cm. Akar ini belum terbukti bisa digunakan untuk pengobatan.

Kandungan & Manfaat : Masalah yang mengganjal terhadap pemakaian mahkota dewa sebagai tanaman obat adalah terbatasnya pembuktian-pembuktian ilmiah akan kegunaan pohon ini. Selama ini pembuktian yang ada sebagian terbesar masih berupa pembuktian empiris, pembuktian yang hanya berdasarkan pada pengalaman pengguna.

Literatur-literatur yang membahasnya pun sangat terbatas. R. Broto Sudibyo, Kepala Bidang Pelayanan Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta, menguatkan keterbatasan literatur ini. Dalam literatur kuno pun, keterangan mengenai mahkota dewa sangat terbatas. Hanya kegunaan biji buah yang bermanfaat sebagai bahan baku obat luar, misalnya untuk obat kudis, yang dibahas.

Dari penelitian ilmiah yang sangat terbatas itu diketahui bahwa mahkota dewa memiliki kandungan kimia yang kaya. Itu pun belum semuanya terungkap. Dalam daun dan kulit buahnya terkandung ALKALOID, SAPONIN, dan FLAVONOID. Selain itu, di dalam daunnya juga terkandung POLIFENOL.

Seorang ahli farmakologi dari Fakultas Kedokteran UGM, dr. Regina Sumastuti, berhasil membuktikan bahwa mahkota dewa mengandung ZAT ANTIHISTAMIN. Zat ini merupakan penangkal alergi. Dengan begitu, dari sudut pandang ilmiah, mahkota dewa bisa menyembuhkan aneka penyakit alergi yang disebabkan histamin, seperti biduren, gatal-gatal, selesma, dan sesak napas. Penelitian dr. Regina juga membuktikan bahwa mahkota dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat memacu kerja otot rahim sehingga persalinan berlangsung lebih lancar. Pembuktian empiris yang ada cukup banyak. Kasusnya juga berbeda-beda, dari yang berat sampai yang sepele. Kasus Tuti di atas hanyalah salah satu contoh.

Sampai saat ini banyak penyakit yang berhasil disembuhkan dengan mahkota dewa. Beberapa penyakit berat (seperti SAKIT LEVER, KANKER, SAKIT JANTUNG, KENCING MANIS, ASAM URAT, REUMATIK, SAKIT GINJAL, TEKANAN DARAH TINGGI, LEMAH SYAHWAT DAN KETAGIHAN NARKOBA) dan penyakit ringan (seperti EKSIM, JERAWAT, DAN LUKA GIGITAN SERANGGA) bisa disembuhkan dengan pohon ini.

Pembuktian empiris juga dapat ditemui di sebuah pesantren yang getol menangani korban obat-obat psikotropika. Bahkan, beberapa orang dokter yang mengidap penyakit cukup gawat pun sudah membuktikan khasiat mahkota dewa.

PERHATIAN:
IBU-IBU YANG HAMIL MUDA DILARANG MENGKONSUMSI MAHKOTA DEWA. KARENA, MAHKOTA DEWA DAPAT MENINGKATKAN KONTRAKSI OTOT RAHIM SEHINGGA SANGAT BERBAHAYA BAGI KONDISI KEHAMILAN


Kami menyediakan Kapsul Ektrak Mahkota Dewa, harga Rp. 67.500,-/botol isi 50 butir.
 

ZOOM UNIK::UNIK DAN UNIK Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger