Warung Bebas

Selasa, 06 November 2012

Membantah Mitos Terkait Teori Evolusi (Charles Darwin)


Unik Informatika - Teori evolusi banyak menjadi bahan perdebatan di kalangan cendekiawan di seluruh dunia. Umumnya perdebatan terjadi karena kesalahpahaman semata. Berikut beberapa kesalahpahaman yg sering menjadi bahan perdebatan tiada henti antara yg pro teori evolusi dengan yg kontra.

1. Manusia adalah keturunan Monyet.

SALAH, DARWIN dan evolusionis lain tak pernah mengatakan bahwa manusia adalah keturunan monyet. Kesalahpahaman ini muncul karena anggapan yg salah terkait fosil manusia purba. Manusia memang diklasifikan sebagai kerabat dekat dengan keluarga kera besar namun mengenai moyang manusia belum diketahui secara pasti. Anggapan ini menjadi semakin salah kaprah karena sering dikutip dalam propaganda anti teori evolusi.

BENAR, primata (termasuk monyet) merupakan makhluk hidup yg paling dekat kekerabatannya (dalam hal morfologi dan genetika) dengan manusia. Namun bukan berarti ini menjadi bukti bahwa manusia berasal dari kera.

http://unik-informatika.blogspot.com/2012/11/membantah-mitos-terkait-teori-evolusi.html


Gambar di atas sering menimbulkan miskonsepsi, seolah2 terjadi perubahan instan dari kera hingga menjadi manusia modern. Gambar yg lebih bisa menjelaskan hubungan manusia dan primata lain adalah seperti di bawah ini:

http://unik-informatika.blogspot.com/2012/11/membantah-mitos-terkait-teori-evolusi.html


Dari gambar di atas bisa terlihat percabangan evolusi dari makhluk purba yg menurunkan beberapa keturunan yg berbeda. Manusia dan primata lain yg hidup saat ini serta beberapa yg sudah punah adalah keturunan dari suatu makhluk hidup (shared common ancestor) di masa lampau yg masih belum diketahui "bentuknya" sampai saat ini.

NB: kera dan monyet dalam pengertian biologi adalah dua makhluk hidup yg berbeda. Cara paling gampang membedakannya adalah kera tak berekor sedangkan monyet berekor.

2. Teori evolusi adalah teori yg tidak ilmiah.

SALAH, sampai saat ini teori evolusi menjadi satu-satunya teori ilmiah yang menjelaskan asal usul keragaman makhluk hidup (origin of species). Ilmiah karena disusun atas prosedur ilmiah dan telah teruji oleh ilmuwan diseluruh dunia dari berbagai bidang terkait, seperti geologi (sejarah bumi), teori tentang asal usul kehidupan di bumi, serta ilmu turunan dari t.evolusi seperti genetika dan anthrpologi fisik.
Show


3. Teori evolusi menentang klaim agama yg menyatakan bahwa Adam adalah manusia pertama di bumi.

SALAH, teori evolusi tidak membahas hal tersebut. Evolusionis "tidak peduli" apakah manusia pertama itu bernama Adam atau bukan. Evolusionis hanya peduli kapan dan dimana manusia modern seperti kita sekarang pertama kali muncul di bumi.

4. Konon Teori Evolusi menafikan keberadaan Tuhan (atheis). Benarkah ini?

Tidak mesti begitu. Bisa jadi Tuhan menciptakan mekanisme evolusi sebagai cara "menciptakan" berbagai jenis makhluk hidup. Teori evolusi hanya membantah penafsiran bahwa Tuhan menciptakan beraneka ragam makhluk hidup secara langsung. Ingat, yg dibantah adalah penafsiran penciptaan makhluk hidup, bukan bantahan terhadap keberadaan Tuhan. 
menyikapi perbedaan penafsiran antara teori evolusi dan pendangan agama, klik di sini.

5. Teori evolusi membahas asal usul terbentuknya makhluk hidup.

setengah SALAH setengah benar, bidang ilmu yg fokus pada terbentuknya asal usul makhluk hidup adalah teori abiogenesis modern sebagai pengembangan dari teori abiogenesis. Teori evolusi lebih fokus pada bagaimana keragaman makhluk hidup terbentuk setelah makhluk hidup pertama muncul di bumi.

6. Teori evolusi menginspirasi Hitler untuk mengumadangkan superioritas ras arya.

Bisa jadi, tapi jangan salah kaprah. Teori evolusi sama seperti teori ilmiah yg lain, netral. Bergantung pada manusia yg memanfaatkan teori tersebut. Lagipula Hitler adalah penganut Kristen yg taat yg menganggap bahwa Tuhan menciptakan semua makhluk hidup secara langsung, bukan melalui proses evolusi.

Jadi Musti bagaimana?

Evolusi JANGAN DIPERCAYA. Tetapi dipelajari , diteliti, dan dimengerti apakah benar-benar terjadi, dan bagaimana terjadinya. Kemudian ambil manfaatnya kalau masih ada yg bisa dimanfaatkan. Evolusi juga bukan aliran kepercayaan, kok. Jangan dihantem pakai keyakinan, mesti mleset !!

Sekian Dulu terima kasih !

sumber : http://forum.indowebster.com/showthread.php?t=322886 

"Phony Consulting and Royalty Agreements," "Chocolate" Bribes, a Sales Representative Doubling as a Stripper, Oh My - Three Settlements for Othrofix

On this US election day, we seem to be in a mini-squall of cases involving unethical, deceptive, and now very colorful marketing practices used to push drugs and devices. 

We recently discussed a settlement of allegations of deceptive marketing practices and kickbacks by pharmaceutical company Boehringer-Ingelheim (here), a US congressional report alleging deceptive influence by Medtronic marketers over ostensibly scholarly publications (here), a study of documents released after litigation that appear to show how Pfizer had a systemic marketing campaign that used controlled trials as deceptive marketing vehicles (here),

Now three separate settlements by device/ biotechnology company Orthofix have come to light.

Settlement 1 - "Phony Consulting and Royalty Agreements," and Prostitution as Kickbacks, and a Sales Representative as Stripper

A Bloomberg article outlined Orthofix's two latest settlements.  The newest seems the most audacious, or bodacious,

Orthofix International NV, (OFIX) a maker of spinal implants, agreed to pay the U.S. $30 million to settle claims that a subsidiary paid illegal kickbacks and provided prostitutes to doctors in return for orders.

The subsidiary, Blackstone Medical Inc., paid kickbacks to spinal surgeons in the form of phony consulting and royalty agreements, and travel and entertainment to entice them to use its products, the U.S. Justice Department said in a statement today.

This case adds to the mounting pile of evidence that many of the financial relationships among physicians and health care academics and drug, device, biotechnology and other health care corporations are not merely conflicts of interest incidental to innovation.  In particular, Bloomberg reported,

[Whistle blower Susan] Hutcheson alleged that officials of Blackstone, purchased by Orthofix in 2006, violated kickback and false-claim laws by setting up a system to compensate doctors under sham consulting agreements and phony research grants, according to court filings. The sales executive said the company also offered lavish travel opportunities to doctors who implanted its products, the filing said.

Some doctors were paid as much as $8,000 a month under the fictitious consulting agreements, Hutcheson said in her suit, filed in federal court in Massachusetts. Orthofix’s U.S. unit is based in Lewisville, Texas. Some also received phony research grants for as much as $18,000, the suit added.

Then there was this colorful detail,

Blackstone salespeople also were urged to take surgeons out for expensive dinners, escort them to strip clubs and pay for liaisons with prostitutes to get their business, Hutcheson said in the suit.

One female sales manager in Dallas agreed to disrobe and join strippers on stage at the request of two surgeons to whom she was pitching the company’s products, Hutcheson said in her suit. The sales manager was demoted, not fired, over the incident, Hutcheson said in the suit.

We often hear from drug, device, and biotechnology companies that their sales efforts are all about providing needed information to physicians, information they could not otherwise obtain.  In this case, the information appeared to be rather anatomical, but also rather personal.

The AP coverage of this store (here, via Businessweek) also noted that the settlement involved a corporate integrity agreement.  Neither story mentioned any admissions made by the company.  As far as I could tell, no corporate executives suffered any consequences as part of this settlement.

Settlement 2 - Fraud, Obstructing the US Government, and Less Colorful Kickbacks to Promote Bone Growth Stimulators

The article did nor provide any helpful photographs, but it did note that Orthofix recently made a second settlement.

The settlement’s approval comes after Orthofix officials agreed to pay $42 million to resolve a separate whistle-blower suit and a criminal probe of allegations it paid kickbacks to doctors who used its bone-growth stimulators.


One of its units will plead guilty in federal court in Boston federal court to a single felony count of obstructing a U.S. government audit and pay a $7.8 million fine, according to a June 7 regulatory filing. Orthofix also will pay $34.2 million to resolve whistle-blower claims that the company defrauded the federal Medicare program over bone-growth stimulators, which patients wear after surgery to speed healing.

Amazingly, unlike the first settlement, and unlike most settlements we have discussed,

Five Orthofix employees have pleaded guilty to criminal charges in connection with probes of the kickback allegations. Thomas Guerrieri, an Orthofix vice president, pleaded guilty in April to violating the federal anti-kickback statute by setting up fake consulting agreements for doctors who used the company’s products.

Note that we discussed a surgeon who pleaded guilty to accepting kickbacks from multiple device companies, including the Blackstone subsidiary of Orthofix, here in 2008.

Settlement 3 - "Chocolate" Bribes to Mexican Government Officials

Finally, the AP story noted in passing "the recent resolution of a federal Foreign Corrupt Practices action" against the company.  I could not find any news coverage of that, but in July there did appear a SEC press release.

The Securities and Exchange Commission today charged Texas-based medical device company Orthofix International N.V. with violating the Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) when a subsidiary paid routine bribes referred to as 'chocolates' to Mexican officials in order to obtain lucrative sales contracts with government hospitals.

The SEC alleges that Orthofix’s Mexican subsidiary Promeca S.A. de C.V. bribed officials at Mexico’s government-owned health care and social services institution Instituto Mexicano del Seguro Social (IMSS). The 'chocolates' came in the form of cash, laptop computers, televisions, and appliances that were provided directly to Mexican government officials or indirectly through front companies that the officials owned. The bribery scheme lasted for several years and yielded nearly $5 million in illegal profits for the Orthofix subsidiary.


Orthofix agreed to pay $5.2 million to settle the SEC's charges.
Also,

Orthofix also disclosed today in an 8-K filing that it has reached an agreement with the U.S. Department of Justice to pay a $2.22 million penalty in a related action.

Summary  

So the box score here includes settlements of legal actions alleging bribery and kickbacks, a corporate integrity agreement, a guilty plea by a company subsidiary to obstructing the US government, and multiple guilty pleas by company executives.  The bribes and kickbacks were provided in various colorful forms.  

The variety of unethical behaviors unearthed suggests a company with a seriously deranged corporate culture.  Whether the various actions taken against it, including the very unusual punishments meted out to some of its apparently mid-level executives will change its behavior, or serve as a lesson to other companies and their leaders is not clear.  Whether they are sufficient to suggest anyone should trust this company, its leaders, or its products seems questionable.   

This story adds to our various compilations of legal settlements and tales of crime, including bribery, kickbacks and fraud involving major health care organizations which suggest serious, deep afflictions within the culture of our commercialized health care system.  Yet almost nowhere, except here on Health Care Renewal are there calls for serious reforms to restore trust in our health care organizations and their leaders.

As we have said endlessly, up to now, such legal settlements seemingly have had no effect on the bad behavior of big health care organizations, while they continually erode trust in these organizations and their leadership, and trust in physicians to put patients ahead of personal gain.

Furthermore, these cases seem to be part of a larger social problem. It seems that nowadays the leadership of large, powerful organizations feels free to promote their own interests using psychologically sophisticated but deceptive marketing and public relations strategies no matter what their effect on the public welfare.

Again as we have said all too many times before, we will not deter unethical behavior by health care organizations until the people who authorize, direct or implement bad behavior fear some meaningfully negative consequences. Real health care reform needs to make health care leaders accountable, and especially accountable for the bad behavior that helped make them rich.

Maybe after all the election hoopla dies down here in the US, we can finally have a serious conversation about health care reform that will make our health care system more trustworthy. 

Habitual Diets of Real Americans

This will be a revolving blog post, that shall get bumped up every time I add a study where habitual intake -- aka baseline -- has been determined/reported prior to a dietary intervention.  It's time to collect this data in one place, as in study after study, I have noted that Americans are not eating a low fat diet, nor a particularly high carb diet, despite the very modest percent reductions in NHANES surveys.   I reserve the right to add in studies in industrialized/Westernized populations as honorary dietary Americans.   Newest additions will be on top.

Read more »

Ada Mayat Diatas Kubah Masjid Nabawi


Unik Informatika - Terakhir ada seorang manusia yang memanjat kubah hijau Masjid Nabawi untuk dihancurkan, lalu disambar petir secara tiba-tiba dan mati, mayatnya melekat pada kubah hijau dan tidak dapat diturunkan oleh siapapun kecuali ALLAH S.W.T menghendaki. Syekh Zubaidy, ahli sejarah Madinah menceritakan ada seorang soleh di kota Madinah bermimpi, dan terdengar suara yang mengatakan “Tidak ada satu orang pun yang dapat menurunkan mayat tersebut, agar orang yang belakangan hari dapat mengambil, i’tibar”.

Bukti Kebesaran ALLAH S.W.T, Mayat ini Masih ada sampai sekarang !!


Sejarah bercerita, ketika Nabi sampai di Madinah, pertama sekali dikerjakan Nabi Saw adalah membangun Masjid Nabawi dengan membeli tanah seharga 10 dinar kepunyaan dua orang anak yatim Sahl dan Suhail berukuran 3 x 30 m. Bangunan yang sederhana itu hanya berdindingkan tanah yang dikeringkan, bertiangkan pohon kurma dan beratapkan pelepah kurma. Sebelah Timur bangunan Masjid Nabawi dibangun rumah Nabi Saw, dan sebelah Barat dibangun ruangan untuk orang-orang miskin dari kaum Muhajirin yang pada akhirnya tempat itu dikenal dengan tempat ahli Suffah (karena mereka tidur berbantalkan pelana kuda).

Foto

Ada Mayat di atas Kubah Masjid Nabawi

http://unik-informatika.blogspot.com/2012/11/ada-mayat-di-atas-kubah-masjid-nabawi.html



Foto Dengan Latar Belakang Masjid Nabawi dengan Kubah Hijaunya

Baru pada tahun ke-7 H, Nabi mengadakan perluasan Masjid Nabawi ke arah Timur, Barat, dan Utara sehingga berbentuk bujursangkar 45 x 45 m dengan luas mencapai 2.025 m2 dan program jangka panjang untuk memperluas Masjid Nabawi seperti yang kita lihat sekarang ini diisyaratkan oleh Nabi Saw dengan sabdanya menjelang wafat: “Selayaknya kita memperluas masjid ini”.Hingga pada tahun ke-17 H, Amirul Mukminin Umar bin Khattab khalifah kedua, memperluas ke arah Selatan dan Barat masing-masing 5 m dan ke Utara 15 m, dan dilanjutkan oleh Usman bin Affan khalifah ketiga memperluas ke arah Selatan, Utara dan Barat masing-masing 5 m pada tahun ke-29 H.

Akhirnya pada masa Khalifah Bani Umayyah Al-Walid bin Abdul Malik pada tahun 88 H, memperluas ke semua sisi Masjid Nabawi termasuk ke arah Timur (rumah Nabi) dan kamar-kamar isteri Nabi (hujurat) sehingga makam Nabi Muhammad Saw, Abu Bakar Siddiq, dan Umar bin Khattab termasuk bagian dari masjid dan berada di dalam masjid yang sebelumnya terpisah dari masjid.

Inilah yang menjadi pembahasan para ulama dan fukaha di dalam Fikih Islam, yaitu mendirikan bagunan seperti rumah kubah, madrasah, dan masjid di atas kuburan. Karena Nabi Saw bersabda : Allah mengutuk umat Yahudi dan Nasrani yang membuat kuburan para nabi mereka menjadi masjid-masjid (tempat peribadatan). (HR. Bukhari Muslim)Hadis di atas dipahami oleh sebagian ulama terutama di kalangan pengikut Syekh Muhammad bin Abdul Wahab (Th. 1115 H/ 1703 M di Masjid Saudi Arabia, dan aliran ini disebut oleh para rivalnya sebagai aliran Wahabiyah, dan di Indonesia dengan aliran Salafi). Secara umum, tidak boleh melakukan kegiatan ibadah di atas kuburan, berdoa menghadap kuburan, dan membangun kubah di atas kuburan.

Pemakaman BAQI tahun 1903

Sama ada di atas tanah wakaf atau di atas tanah pribadi. Sama ada untuk tujuan penghormatan atau mengambil berkah dan mengagungkan kuburan karena semua itu adalah perbuatan sia-sia sebagaimana dipahami oleh Sayyid Sabiq di dalam Fikih Sunnah-nya.Sejalan dengan tujuan berdirinya aliran Wahabiah ini untuk memurnikan Tauhid, aliran ini cukup gencar memusnahkan kubah-kubah yang dibangun di atas kuburan, batu-batu nisan yang bertuliskan nama-nama yang sudah wafat, ayat-ayat Alquran yang tertulis di batu-batu nisan, kuburan-kuburan para wali yang dikeramatkan agar jangan terjadi khurafat, syiruk dan bid’ah di dalam Tauhid dan ibadah umat ini.Dan siapa saja di antara umat Islam yang melakukan itu mereka bukan lagi penganut Tauhid yang sebenarnya, karena mereka meminta pertolongan bukan kepada Tuhan lagi, melainkan dari syekh atau wali dan dari kekuatan gaib, dan orang-orang yang demikian juga menjadi musyrik.Kenyataan itu dapat dilihat sampai sekarang, bagi jamaah haji yang berkunjung ke makam Rasul, ke Baqi’, ke Ma’la, ke Uhud, dimana para penziarah diusir karena mendoa menghadap ke kuburan Nabi Saw. Demikian juga bila kita berziarah ke Baqi’ dan Uhud, tidak ada satu kuburan pun yang diberi nama atau tanda untuk membedakan antara kuburan sahabat-sahabat yang senior, para ahli hadis, bahkan kuburan Aisyah dan isteri-isteri Nabi pun tidak dapat dibedakan. Kalau penziarah bertanya kepada para “Satpam” kuburan baqi’ mana kuburan isteri Nabi? Mana kuburan Usman bin Affan? Mereka hanya menjawab “ana la adri” (saya tidak tau)

Upaya Wahabi untuk memurnikan Tauhid umat Islam lewat pemusnahan simbol-simbol kuburan, batu nisan, dan kubah-kubah yang dibangun di atas kuburan dilakukan secara besar-besaran pada masa Raja Abdul Azis. Tepatnya pada 8 Syawal 1345 H, bertepatan 21 April 1925 M, dimana kuburan baqi’ yang tersusun rapi di sana dimakamkan ahlil baitNabi dan puluhan ribu para sahabat, termasuk kuburan Khadijah isteri Nabi yang pertama ummul mukminin (ibu dari orang-orang beriman) di Ma’la – Makkah, semuanya rata dengan tanah. Terakhir ada seorang manusia yang memanjat kubah hijau Masjid Nabawi untuk dihancurkan, lalu disambar petir secara tiba-tiba dan mati. Mayatnya melekat pada kubah hijau tersebut dan tidak dapat diturunkan sampai sekarang. Syekh Zubaidy, ahli sejarah Madinah menceritakan ada seorang soleh di kota Madinah bermimpi, dan terdengar suara yang mengatakan “Tidak ada satu orang pun yang dapat menurunkan mayat tersebut, agar orang yang belakangan hari dapat mengambil, i’tibar”.

Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini, terlepas dari kebenarannya, bahwa kembali kepada Tauhid yang murni seperti zaman Rasul Saw adalah tujuan dari dakwah Islam dan misi para Rasul dan umat Islam mesti menerimanya, jika tidak ingin menjadi orang musyrik. Akan tetapi pemeliharaan nilai sejarah dan para pelaku sejarah juga penting, karena Allah berfirman : Sungguh di dalam sejarah mereka terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal. (QS. Yusuf : 111).

Akhirnya jika pelaku sejarah tidak boleh dikenang, tidak dimuliakan, tidak dihormati, kuburannya diratakan, bagaimana kita mengambil pelajaran dari sejarah tersebut? Adapun maksud Nabi Saw Allah mengutuk Yahudi dan Nasrani menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah, adalah menyembah kuburan. Semoga kita dapat pelajaran.

Wallahua’lam ***** (H.M. Nasir, Lc, MA : Penulis adalah Pimpinan Pondok Pesantren Tahfiz Alquran Al Mukhlisin Batubara, Pembantu Rektor IV Universitas Al Washliyah (UNIVA) Medan ).

Hingga sekarang mayat tersebut masih ada dan dapat disaksikan langsung dengan mata kepala. 

 

ZOOM UNIK::UNIK DAN UNIK Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger