Warung Bebas

Rabu, 07 Oktober 2009



Melati Untuk Obat Radang Mata


JAKARTA--Bunga melati putih atau yang memiliki nama latin Jasminum sambac L merupakan jenis tanaman hias yang dapat tumbuh subur hampir di setiap wilayah Indonesia. Tanaman itu biasa dijadikan sebagai simbol nasional karena bunganya dikaitkan dengan berbagai tradisi dari banyak suku di negara ini.

Selain sebagai tanaman hias, bunga melati juga memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai hiasan dalam pernikahan, tabur bunga dalam kematian, aroma terapi dan oleh sebagian masyarakat di Jawa Tengah biasa digunakan untuk mengobati sakit mata seperti radang dan mata merah.

Berdasarkan penelusuran literatur ternyata belum ditemukan penelitian dan publikasi ilmiah tentang potensi serta kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam bunga melati dan berpotensi sebagai obat radang mata. Hal itu kemudian mengilhami empat mahasiswa Pendidikan IPA Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk melakukan penelitian lebih jauh terhadap bunga berwarna putih tersebut.

Keempat mahasiswa itu antara lain, Sri Astuti, Yuni Puspita Sari, Apry Kuswanti dan One Anna Rahayu dari jurusan pendidikan IPA FMIPA UNY. Melalui siaran pers yang diterima redaksi Republika, Rabu (7/10), dinyatakan penyakit radang mata banyak di derita oleh penduduk Indonesia. Penyakit itupun juga merata terjadi di berbagai wilayah di Indonesia yang menyerang hampir semua umur.

Penyebab utama munculnya penyakit itu adalah karena mikroba patogen yang masuk ke dalam mata. "Telah diketahui bahwa melati dapat digunakan sebagai obat dari berbagai penyakit. Diantaranya untuk menghentikan ASI yang keluar berlebihan, bengkak akibat sengatan lebah, demam dan sakit kepala, sesak nafas serta mengobati sakit mata. Tetapi, hingga saat ini belum ada peneitian resmi yang mengkaji khasiat melati untuk obat mata tersebut,'' papar Sri Astuti.

Menurutnya, melati putih memiliki karakteristik dengan rasa pedas, manis, sejuk serta berwarna putih. Berdasarkan penelitian yang dilakukan timnya diketahui bahwa, kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam bunga melati adalah asam format, asam benzoat, linalool, asam salicylat, bernzyl linalool ester, methyl linalool, indol, phytol, isophytal, serta beberapa senyawa lainnya.

Penelitian itupun dilakukan secara bertahap. Pertama, kata dia, bunga melati yang sudah dibersihkan dan dipisahkan dari kelopaknya selanjutnya dikeringkan selama 2 minggu dengan diangin-anginkan. Setelah kering kemudian dihaluskan dengan menggunakan blender dan dimasukkan ke dalam botol untuk ditambahkan pelarut metanol teknis lalu diekstraksi selama 3 x 24 jamuntuk mengisolasi senyawa yang terkandung dalam bunga melati.

Hasil dari ekstraksi disaring dan berbentuk cairan berwarna hijau tua lalu diuapkan dengan menggunakan evaporator untuk memisahkan antara metanol teknis dengan ekstrak melati.

Penelitian mengenai kajian pendahuluan potensi bunga melati sebagai obat radang mata itupun kata Astuti, bertujuan untuk mengetahui senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai obat radang mata yang disebabkan oleh mikroba dari bunga melati dan juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas tentang peranan penting dari bunga melati.

Penelitian ini dilakukan di Laboratorim IPA dan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNY menggunakan larva udang dengan metode Brine Shrimp Lethality Test. Hasil ekstrak dari bunga melati diambil 50 mg, selanjutnya dibuat pelarutan dan pengenceran dengan konsentrasi 0 ppm, 10 ppm, 100 ppm dan 1000 ppm.

Pengujian dilakukan dengan memasukkan 30 ekor larva Artemia salina yang berumur 24 jam tersebut ke dalam botol yang telah berisi 2,5 mililiter air laut sintetis dan 2,5 mililiter larutan konsentrasi. Botol tersebut haruslah berwarna gelap supaya larva udang tidak terkena cahaya matahari langsung karena dapat membuat daya tahan larva lebih menurun.

Setelah 24 jam, jumlah larva yang mati dihitung dengan menggunakan kaca pembesar. Pada Artemia salina yang berada pada kontrol mulai mati sejak pengamatan pada jam ke 20. Sedangkan Artemia salina pada tabung uji 10 ppm mulai menunjukkan mortalitas pada jam ke empat.

Hal ini menunjukkan, Artemia salina yang mati pada kontrol disebabkan karena daya tahannya yang sudah menurun terhadap faktor-faktor yang tidak bisa dikontrol. Sedangkan, pada tabung uji yang diberi ekstrak,Artemia salina sudah mulai mati sejak awal pengamatan.

Hal ini membuktikan Artemia salina mati disebabkan oleh sifat antimikrobia dari ekstrak melati. ''Semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka sifat antimikrobanya akan semakin tinggi,'' tegas Astuti. yli/rin
http://republika.co.id/berita/80697/Melati_Untuk_Obat_Radang_Mata

Lima Manfaat Tempe

Selasa, 6 Oktober 2009 | 13:03 WIB

KOMPAS.com - Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa tempe adalah makanan sehat. Dibanding makanan lain yang terbuat dari kedelai, tempe dibuat dari kedelai utuh. Itu yang membuat tempe jadi unik dengan manfaat sebagai berikut:

1. Tinggi serat
Satu sajian tempe mengandung serat yang sangat tinggi. Serat ini dibutuhkan untuk kesehatan saluran pencernaan sekaligus mencegah aneka penyakit kronis di masa depan.

2. Mudah dicerna
Tempe adalah pilihan makan yang baik untuk orang yang punya kesulitan mencerna makanan berprotein tinggi yang berasal dari tumbuhan seperti kacang-kacangan. Proses fermentasi tempe membuat kacang kedelai dalam tempe menjadi lebih lembut karena enzim yang diproduksi ragi sebelumnya sudah mencerna nutrisi yang ada di biji kedelai.

Jamur Rhizopus dalam tempe memproduksi enzim phytase yang mencerna phytates, sehingga meningkatkan penyerapan mineral seperti zinc, besi, dan kalsium. Proses fermentasi juga mengurangi oligosakarida yang membuat kacang kedelai susah dicerna. Penelitian membuktikan, tempe tidak menyebabkan kembung.

3. Bagus untuk pola makan rendah garam
Tidak seperti makanan produk kedelai yang difermentasi seperti miso yang cenderung sangat asin, tempe sangat rendah garam, sehingga aman dikonsumsi orang yang harus mengurangi garam.

4. Mengandung antibiotika alami
Jamur Rhizopus memproduksi zat antibiotika alami untuk melawan sejumlah organisme merugikan. Zat antibiotika alami dalam tempe ini bisa jadi obat untuk disentri bila dikonsumsi setiap hari.

5. Bagus untuk diabetesi
Protein dalam tempe bagus untuk pasien diabetes yang sering bermasalah dengan sumber protein hewani. Protein dan serat dalam tempe juga dapat mencegah kenaikan gula darah dan menjaga kadar gula darah tetap terkontrol. (GHS/diy)
http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/10/06/13033343/lima.manfaat.tempe
 

ZOOM UNIK::UNIK DAN UNIK Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger