Warung Bebas

Senin, 17 Januari 2011

Jangan Sampai Cairan Empedu Jadi Batu
Selasa, 18 Januari 2011 | 10:35 WIB


KOMPAS.com - Anda sering merasakan nyeri di sekitar perut? Jika iya, boleh jadi, Anda tengah mengidap penyakit batu empedu. Penyakit batu empedu adalah mengendapnya kolesterol yang mengeras di dalam kantung empedu atau saluran kantung empedu manusia.

Tidak sedikit penderita penyakit batu empedu awalnya mengira bahwa sakit yang dideritanya hanya gangguan pencernaan biasa, seperti sakit lambung atau mag. Maklum, penyakit ini juga ditandai nyeri di bagian ulu hati. Ini terjadi lantaran pada kandung empedu, batu dapat menyebabkan peradangan yang disebut kolestitis akut.

Peradangan itu timbul karena adanya pecahan batu empedu di dalam saluran empedu yang menimbulkan rasa sakit. Batu-batu yang melalui kandung empedu dapat menyangkut di dalam hati dan saluran empedu, sehingga menghentikan aliran dari empedu ke dalam saluran pencernaan. Ada faktor lainnya yang memicu proses pembentukan batu empedu. Unsur ini bisa berupa protein yang terdapat pada cairan lendir yang dibentuk kandung empedu dalam jumlah kecil. Hal ini memungkinkan kolesterol, bilirubin, dan garam kalsium membentuk partikel seperti kristal padat.

Bentuk dan ukuran batu

Bentuk dari batu empedu bermacam-macam. Batu yang terbentuk dari kolesterol berwarna kuning dan mengkilat seperti minyak, batu yang terdiri dari pigmen bilirubin bisa berwarna hitam tetapi keras atau berwarna cokelat tua tapi rapuh. Ukurannya juga bermacam-macam. Mulai dari yang kecil hingga sebesar batu kerikil. Tapi, rata-rata berdiameter 1 cm - 2 cm.

Menurut Suhanto, Kepala Bidang Pelayanan Medis Rumahsakit Mediros, Jakarta, biasanya penyakit batu empedu menyerang kaum pria dan wanita yang berusia di atas 40 tahun. Namun begitu, Anda yang berusia di bawah 40 tahun sebaiknya juga berhati-hati. "Sebab, penyakit ini juga bisa menyerang pasien berusia 30 tahun ke atas. Penyakit ini juga tidak bergantung pada berat badan," kata dia.

Handrawan Nadesul, Konsultan Kesehatan di berbagai media, mengatakan, batu di kantung empedu terbentuk biasanya pada orang yang kelebihan kolesterol, pernah terjadi infeksi atau peradangan di kandung empedu akibat si pasien pernah menderita penyakit tifus. "Ada juga jenis kuman lain yang merangsang terbentuknya batu empedu," ajar Handrawan.

Dia menambahkan, penyakit batu empedu lebih terkenal dengan istilah 4 F, yakni female (wanita), forty (40 tahun), fat (gemuk), dan fertile (masa subur). "Orang yang terkena penyakit batu empedu biasanya berada dalam posisi dan kondisi tersebut," katanya.

Handrawan bilang, biasanya orang yang mengidap penyakit batu empedu pada awalnya tidak memiliki keluhan sakit. Ini terutama, jika batu empedu masih berukuran kecil, yakni sekitar 1 mm - 2 mm. "Keluhan baru timbul bila ukuran batu sudah besar, misalnya, 3 cm - 4 cm," katanya.

Nah, bagi Anda yang memiliki penyakit batu empedu, Handrawan menyarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter. Pasalnya, penyakit ini bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. "Jika batu menyumbat saluran empedu, maka penderitanya bisa terkena penyakit kuning ," katanya.

Selain itu, bila batunya sudah membesar atau melebihi ukuran kandung empedu, maka kandung empedu bisa pecah. Sehingga, cairan empedu bisa menjalar ke seluruh organ di perut. "Ini yang berbahaya dan bisa menimbulkan kematian. Karena itu, penyakit ini tidak bisa disepelekan oleh penderitanya," kata Handrawan. (Dikky Setiawan)


Alternatif Herbal Untuk Atasi Batu Empedu :
1. Minum : Kumis kucing, temulawak dan meniran. Dosis 3x1

dikombinasikan dengan

2.MENGHILANGKAN BATU EMPEDU SECARA ALAMIAH oleh Dr Lai Chiu-Nan
Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr Chiu-Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga.
Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat.
Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. "Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama" kata Dr Chiu-Nan.
"Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya.
Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu.
Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja.. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan penuh di perut ('nek, busung) sehabis makan. Rasanya kurang tuntas mencernakan makanan. Dalam kondisi parah ada tambahan rasa nyeri pada ginjal."
Bila anda menduga ada batu pada empedu anda, cobalah cara yang dianjurkan oleh Dr Chiu Nan untuk menghilangkannya secara alamiah. Pengobatan ini juga dapat dipakai bila ada keluhan gangguan hati, karena hati dan kandung empedu saling berkaitan.
Tata-cara pengobatannya adalah sebagai berikut:
1. Selama lima hari berturut-turut minumlah empat (4) gelas sari buah apel segar setiap hari, atau makanlah empat atau lima buah apel segar,
tergantung selera anda. Apel berkhasiat melembutkan batu empedu. Selama
masa ini anda boleh makan seperti biasa.
2. Pada hari ke-enam jangan makan malam. Jam 6 petang, telanlah satu sendok teh "Epsom salt" (magnesium sulfat, garam Inggris??) dengan segelas air hangat. Jam 8 malam lakukan hal yang sama. Magnesium sulfat berkhasiat membuka pembuluh-pembuluh kandung empedu. Jam 10 malam campurkan setengah cangkir minyak zaitun (atau minyak wijen) dengan setengah cangkir sari jeruk segar. Aduklah secukupnya sebelum diminum. Minyaknya melumasi batu2 untuk melancarkan keluarnyabatu empedu.
Keesokan hari Anda akan menemukan batu-batu berwarna kehijauan dalam limbah air besar anda. "Batu-batu ini biasanya mengambang," menurut Dr Chiu-Nan.
"Cobalah hitung jumlahnya. Ada yang jumlahnya 40, 50 sampai 100 batu.
Banyak sekali. Tanpa gejala apapun Anda mungkin memiliki ratusan batu yang berhasil dikeluarkan melalui metoda ini, walaupun mungkin tidak semuanya keluar.
Baik sekali apabila kita sekali-kali membersihkan kandung empedu kita.

1. Jenis Apel sebenarnya sama, cuma saya seneng yang manis... Kemaren aku makan Apel RRC yang sering diskon kalau di supermarket harga diskon per 100 gram 800-1000 (biasaya 1600)
2. Minum/makan apel selama 1 hari 4 (rata2) lima juga boleh.
3. Sebelumnya aku minum Jus asli apel. Cuma butuh waktu untuk mebuatnya.
Akhirnya selama 5 hari aku makan apel seger dari kulkas, kulitnya aku buang. Karena apel sekarang banyak yang dikasih lapisan lilin dan terkontaminasi sama pestisida... jadi aku buang kulitya, lalu aku potong kecil..dan dimasukkan ke kulkas...jadi saat kita mau makan, apelnya masih seger dan dingin.
4. Garam Inggris beli di apotik harga Rp2.500 (Tempat obat)
5. Minyak Zaitun kalau kita ke Supermarket namanya Olive Oil, harga 25-30 ribu satu botol. Di Apotek juga ada, aku beli di sana karena dekat rumah.
Guna Jeruk agar kita tidak muntah saat minum Minyak Zaitun, Jadi aduk yang rata...karena sebelumnya adukanku tidak rata...sehingga eneg, ..lalu aduk lagi biar tercampur dengan rata..karena minyak dan jeruk tidak bersatu atau Berat Jenisnya beda...

Pokoknya Subhanallah. .. 3 Dokter suruh aku Operasi... dengan treatment ini, keluar batunya.

"Orang yang hanya memikirkan diri sendiri, akan hidup sebagai orang kerdil dan mati sebagai orang kerdil. Tetapi orang yang mau memikirkan orang lain, ia akan
menjadi orang besar dan mati sebagai orang besar”. (Sayyid Qutb)

Room for Failure

Back long ago when I was a wee undergraduate lass, there was a mathematics professor at my university, let's call him Smith. I have no idea what caliber of researcher Professor Smith was back then, looking now at his citation count in Google Scholar I'm not feeling impressed, but maybe those sorts of numbers are more common for Math.

We undergraduates knew Professor Smith not for his mathematical brilliance, but for his tendency to insult people when they came to his office hours and asked questions. I.e., "How could you not know that? You're stupid." To my knowledge he was completely gender-egalitarian in doling out insults, in fact I first heard about his behavior from a male student.

Yesterday when I read Amy Chau's WSJ article, "Why Chinese Mothers are Superior", I thought back to Professor Smith. In those days we all though Professor Smith was a jerk with no social skills, a demotivator, and a poor excuse for an educator. But it occurs to me - maybe he was tough on us because he expected us to be top notch students, and thought we should be pushing ourselves harder. Maybe he came from a cultural background where calling people stupid is acceptable practice and he missed the memo that it is Not Okay in the US.

Growing up, I was lucky to have parents who did not flip out when I got a low grade, and teachers who were always respectful and kind towards me. I did hear tales of some people whose parents would flip out when they failed a test, and I do wonder what effect that has on the developing mind. Does it lead students to cheat? Commit acts of self-harm when they fail? Drop out of school entirely? (I have no doubt it is a major contributor to grade-grubbing).

We seem to stress measured, quantifiable success both in education and in science - receiving high scores, publishing positive results. But I really wish there was more room for (and encouragement of) failure. I wish more stories were told about how a lot of good science comes out of making mistakes, or how a lot of brilliant thinkers flunked out of school.

Once I gave a talk and a young student came up to me and said, "Thank you so much for telling us about the mistakes you made in your research. I've never seen anyone do that before." I was astonished. It just always seemed like the honest thing to do.
 

ZOOM UNIK::UNIK DAN UNIK Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger