Cincau Hijau - Kendalikan Tekanan Darah Tinggi
Pasti nikmat sekali minum es cincau di hari panas terik seperti sekarang ini. Rasa dahaga hilang, manfaat kesehatan pun diperoleh. Kandungan seratnya cincau cukup tinggi. Penelitian Prof. Dr. Sardjito dkk dari Yogyakarta berhasil membuktikan bahwa penyakit darah tinggi bisa dikendalikan dengan cincau.
Ada empat jenis cincau yang dikenal masyarakat, yaitu cincau hijau, cincau hitam , cincau minyak dan cincau perdu. Bentuk fisik keempat tanaman itu amat berbeda satu sama lain. Namun masyarakat Indonesia amat menggemari jenis cincau hijau. Ini karena daun cincau hijau bersifat tipis dan lemas sehingga lebih mudah diremas untuk dijadikan gelatine atau agar-agar. Aroma cincau ini pun tidak langu.
Tanaman dari Asia Tenggara ini punya nama latin Cyclea barbata dan termasuk dalam suku sirawan-sirawanan (Menispermaceae). Batang tanaman yang disebut orang Sunda tarawulu, trewulu, camcauh ini berdiameter sekitar 1 cm dan merambat ke arah kanan pada pohon inang dengan panjang 5 sampai 16 meter.
Bentuk daun tanaman ini berbentuk perisai dan berwarna hijau. Pangkal daun berlekuk, tengah melebar dan ujungnya meruncing dengan panjang antara 5 sampai 16 sentimeter. Tepi daun berombak dan permukaan bawah daun berbulu halus. Sedangkan permukaan atas daun berbulu jarang dan terasa kasar bila dipegang.
Tanaman cincau sering ditemukan tumbuh sebagai tanaman liar, tetapi ada juga yang sengaja dibudidayakan di pekarangan rumah. Tumbuhan ini berkembang subur di dataran rendah sampai daerah dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Tanah yang gembur dengan kadar keasaman 5,5 sampai 6,5 dan lingkungan teduh, lembab dan berair tanah dangkal adalah tempat tumbuh yang subur bagi tanaman ini.
Cara pengembangbiakan tanaman rambat ini bisa dilakukan dengan cara generatif yaitu dengan biji, bisa pula dengan cara vegetatif yaitu dengan stek batang, perundukan, tunas akar. Kelemahan perkembangbiakan dengan biji adalah dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk memperoleh bibit. Kelemahan cara vegetatif adalah merusak batang, cabang, ranting atau akar tanaman. Kerusakan bagian-bagian itu bisa mempengaruhi produksi daun cincau.
Daun cincau yang dapat dipanen adalah daun yang tidak tua tapi tidak terlalu muda. Pemetikan tanaman itu harus melihat kondisi tanaman bersangkutan. Bila tanaman cincau itu rimbun dan subur, dedaunnya boleh dipanen banyak. Namun bila tanaman itu tampak kurus dan tidak sehat maka pemetikan itu hanya akan merusak tanaman itu sendiri.
Dua Kali Sehari
Daun cincau hijau telah diteliti mengandung karbohidrat, polifenol, saponin, flavonoida dan lemak. Kalsium, fosfor, vitamin A dan B juga ditemukan dalam daun cincau hijau. Kandungan-kandungan ini memungkinkan cincau hijau dimanfaatkan sebagai bahan pembuat obat-obatan, di samping digunakan sebagai minuman penyegar. Penyakit radang lambung, demam dan tekanan darah tinggi bisa dicoba disembuhkan dengan gel cincau hijau.
Akar tanaman cincau hijau juga sering digunakan untuk mengobati penyakit demam dan sakit perut. Ini karena akar tersebut mengandung pati, lemak dan alkaloid cycleine yang rasanya pahit.
Pengambilan akar tanaman ini harus mempertimbangkan umur tanaman. Sebaiknya akar diambil dari tanaman yang sudah berumur lebih dari 5 tahun dan perakarannya sudah cukup luas. Ini ditujukan agar tanaman tidak mati karena diambil akarnya.
Penelitian khasiat cincau untuk mengobati penyakit tekanan darah tinggi pernah dilakukan di tahun 1966 oleh Prof. Dr. Sardjito, Dr. Rajiman dan Dr. Bambang Suwitho dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada penelitian itu pasien diberi daun cincau segar sebanyak 5 gram yang digerus dengan 150 cc air matang kemudian diperas. Air perasan itu diberikan kepada pasien untuk diminum dua kali sehari.
Uji coba itu dilakukan kepada pasien tekanan darah tinggi dengan usia di atas 40 tahun. Hasilnya pasien mengalami penurunan tekanan darah secara signifikan. Seorang pasien usia 70 tahun dan tekanan darahnya mencapai 215mm/120mm mengalami penurunan tekanan darah menjadi 160mm/100mm dalam satu bulan setelah mengkonsumsi cincau. Keluhan pusing, sering lelah dan jalan sempoyongan hilang dan berat badan turun.
Selain itu kandungan serat di dalam cincau juga tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Gizi Departemen Kesehatan terhadap cincau mengungkapkan terdapat 6,23 gram per 100 gram kandungan serat kasar dalam gel cincau. Ini berarti bila cincau dikonsumsi bersama dengan buah dan sayur mayur sehari-hari bisa memadai untuk memenuhi kebutuhan serat harian sebesar 30 gram sehingga bisa membantu memerangi penyakit degeneratif seperti jantung koroner.
Sementara itu kalori yang terkandung di dalamnya adalah 122 kalori dan protein sebesar 6 gram. Karena kandungan seratnya yang tinggi dan kalorinya yang rendah, maka mantan peragawati kondang Okky Asokawati mengkonsumsi satu gelas cincau di malam hari. Manfaat seratnya yang tinggi ini sangat dirasakannya. Badan menjadi sehat dan urusan ke belakang setiap hari menjadi lancar.
Sumber : www.kompas.com
Pasti nikmat sekali minum es cincau di hari panas terik seperti sekarang ini. Rasa dahaga hilang, manfaat kesehatan pun diperoleh. Kandungan seratnya cincau cukup tinggi. Penelitian Prof. Dr. Sardjito dkk dari Yogyakarta berhasil membuktikan bahwa penyakit darah tinggi bisa dikendalikan dengan cincau.
Ada empat jenis cincau yang dikenal masyarakat, yaitu cincau hijau, cincau hitam , cincau minyak dan cincau perdu. Bentuk fisik keempat tanaman itu amat berbeda satu sama lain. Namun masyarakat Indonesia amat menggemari jenis cincau hijau. Ini karena daun cincau hijau bersifat tipis dan lemas sehingga lebih mudah diremas untuk dijadikan gelatine atau agar-agar. Aroma cincau ini pun tidak langu.
Tanaman dari Asia Tenggara ini punya nama latin Cyclea barbata dan termasuk dalam suku sirawan-sirawanan (Menispermaceae). Batang tanaman yang disebut orang Sunda tarawulu, trewulu, camcauh ini berdiameter sekitar 1 cm dan merambat ke arah kanan pada pohon inang dengan panjang 5 sampai 16 meter.
Bentuk daun tanaman ini berbentuk perisai dan berwarna hijau. Pangkal daun berlekuk, tengah melebar dan ujungnya meruncing dengan panjang antara 5 sampai 16 sentimeter. Tepi daun berombak dan permukaan bawah daun berbulu halus. Sedangkan permukaan atas daun berbulu jarang dan terasa kasar bila dipegang.
Tanaman cincau sering ditemukan tumbuh sebagai tanaman liar, tetapi ada juga yang sengaja dibudidayakan di pekarangan rumah. Tumbuhan ini berkembang subur di dataran rendah sampai daerah dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Tanah yang gembur dengan kadar keasaman 5,5 sampai 6,5 dan lingkungan teduh, lembab dan berair tanah dangkal adalah tempat tumbuh yang subur bagi tanaman ini.
Cara pengembangbiakan tanaman rambat ini bisa dilakukan dengan cara generatif yaitu dengan biji, bisa pula dengan cara vegetatif yaitu dengan stek batang, perundukan, tunas akar. Kelemahan perkembangbiakan dengan biji adalah dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk memperoleh bibit. Kelemahan cara vegetatif adalah merusak batang, cabang, ranting atau akar tanaman. Kerusakan bagian-bagian itu bisa mempengaruhi produksi daun cincau.
Daun cincau yang dapat dipanen adalah daun yang tidak tua tapi tidak terlalu muda. Pemetikan tanaman itu harus melihat kondisi tanaman bersangkutan. Bila tanaman cincau itu rimbun dan subur, dedaunnya boleh dipanen banyak. Namun bila tanaman itu tampak kurus dan tidak sehat maka pemetikan itu hanya akan merusak tanaman itu sendiri.
Dua Kali Sehari
Daun cincau hijau telah diteliti mengandung karbohidrat, polifenol, saponin, flavonoida dan lemak. Kalsium, fosfor, vitamin A dan B juga ditemukan dalam daun cincau hijau. Kandungan-kandungan ini memungkinkan cincau hijau dimanfaatkan sebagai bahan pembuat obat-obatan, di samping digunakan sebagai minuman penyegar. Penyakit radang lambung, demam dan tekanan darah tinggi bisa dicoba disembuhkan dengan gel cincau hijau.
Akar tanaman cincau hijau juga sering digunakan untuk mengobati penyakit demam dan sakit perut. Ini karena akar tersebut mengandung pati, lemak dan alkaloid cycleine yang rasanya pahit.
Pengambilan akar tanaman ini harus mempertimbangkan umur tanaman. Sebaiknya akar diambil dari tanaman yang sudah berumur lebih dari 5 tahun dan perakarannya sudah cukup luas. Ini ditujukan agar tanaman tidak mati karena diambil akarnya.
Penelitian khasiat cincau untuk mengobati penyakit tekanan darah tinggi pernah dilakukan di tahun 1966 oleh Prof. Dr. Sardjito, Dr. Rajiman dan Dr. Bambang Suwitho dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada penelitian itu pasien diberi daun cincau segar sebanyak 5 gram yang digerus dengan 150 cc air matang kemudian diperas. Air perasan itu diberikan kepada pasien untuk diminum dua kali sehari.
Uji coba itu dilakukan kepada pasien tekanan darah tinggi dengan usia di atas 40 tahun. Hasilnya pasien mengalami penurunan tekanan darah secara signifikan. Seorang pasien usia 70 tahun dan tekanan darahnya mencapai 215mm/120mm mengalami penurunan tekanan darah menjadi 160mm/100mm dalam satu bulan setelah mengkonsumsi cincau. Keluhan pusing, sering lelah dan jalan sempoyongan hilang dan berat badan turun.
Selain itu kandungan serat di dalam cincau juga tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Gizi Departemen Kesehatan terhadap cincau mengungkapkan terdapat 6,23 gram per 100 gram kandungan serat kasar dalam gel cincau. Ini berarti bila cincau dikonsumsi bersama dengan buah dan sayur mayur sehari-hari bisa memadai untuk memenuhi kebutuhan serat harian sebesar 30 gram sehingga bisa membantu memerangi penyakit degeneratif seperti jantung koroner.
Sementara itu kalori yang terkandung di dalamnya adalah 122 kalori dan protein sebesar 6 gram. Karena kandungan seratnya yang tinggi dan kalorinya yang rendah, maka mantan peragawati kondang Okky Asokawati mengkonsumsi satu gelas cincau di malam hari. Manfaat seratnya yang tinggi ini sangat dirasakannya. Badan menjadi sehat dan urusan ke belakang setiap hari menjadi lancar.
Sumber : www.kompas.com