Warung Bebas

Minggu, 12 Oktober 2008


Teh Hijau Bikin Antibiotik Makin Ampuh

GETTY IMAGES/CHUNG SUNG-JUN
Tiga cangkir teh hijau sehari dapat menyumbang cukup antioksidan bagi tubuh Anda, sehingga mampu melawan penuaan dini serta peradangan. Risiko kanker kulit juga akan jauh berkurang.
/Jumat, 11 Juli 2008 | 14:37 WIB
Ribuan penelitian telah mengungkapkan, teh hijau adalah minuman alami menyehatkan dan kaya akan kandungan antioksidan. Faedahnya pun begitu beragam, mulai dari memelihara kesehatan jantung hingga menekan risiko kanker.

Berdasarkan temuan para ahli di Mesir, teh hijau ternyata juga memiliki pengaruh positif bagi antibiotik. Para peneliti dari Universitas Alexandria menyimpulkan, teh hijau mampu meningkatkan keampuhan antibiotik dalam membunuh bakteri resisten hingga 3 kali lipat, bahkan kuman super sekalipun.

Teh hijau adalah salah satu jenis minuman favorit bagi warga Mesir. Bahkan tak tanggung-tanggung, mereka kerap meminumnya bersama obat-obatan seperti antibiotik. Peneliti tertarik melihat apakah teh hijau dapat menurunkan, meningkatkan, atau sama sekali tak memengaruhi kinerja antibiotik.

Hasilnya mengejutkan, menurut studi yang hasilnya dipresentasikan pada pertemuan Society for General Microbiology di Edinburgh, Skotlandia, akhir Maret 2008, teh hijau mampu meningkatkan kemampuan antibiotik melawan bakteri resisten, bahkan kuman super sekalipun.

"Kami menguji kombinasi teh hijau dengan antibiotik melawan 28 penyakit yang disebabkan dua kelas mikroorganise," kata Dr Mervat Kaseem dari Fakultas Farmasi Universitas Alexandria yang memimpin studi itu.

Ia menjelaskan, "Pada setiap kasus tertentu, teh hijau terbukti meningkatkan aktivitas antibiotik membunuh bakteri. Misalnya, efek kloramfenikol membunuh bakteri 99,99 persen lebih baik dari saat meminum teh hijau dibandingkan tanpa menggunakannnya."

Kaseem dan timnya juga menemukan teh hijau mampu membuat 20 persen bakteri resisten menjadi rentan dengan antibiotik sefalosporin, sejenis antibiotik penting untuk mengatasi strain bakteri yang telah berubah menjadi resisten atau kebal.

Peneliti menambahkan, hampir pada setiap kasus dan semua tipe antibiotik yang mereka uji, pemberian antibiotik bersama teh hijau meningkatkan kerja antibiotik tersebut, serta mengurangi resitensi obat pada bakteri. Dan untuk kasus tertentu, green tea dengan konsentrasi rendah sekalipun tetap efektif.

"Hasil studi kami menunjukkan bahwa kita harus mempertimbangkannya lebih serius bahan-bahan alami yang dikonsumsi setiap hari," ujar Kaseem.

"Di masa mendatang kami akan mencari dan meneliti bahan alami lain seperti majoram dan thyme. Ini diperlukan untuk menguji apakah mereka juga mempunyai zat aktif yang membantu memerangi bakteri resisten terhadap obat," katanya.


AC;Sumber : healthdaynews

NB; SehatHerbal.Com menyediakan GREEN TEA IXORA dengan harga Rp. 60.000/kotak utk konsumsi sekitar 40 hari.

Info lebih lanjut dan pemesanan ke 081310343598 atau sehatherbal@gmail.com

TEH HIJAU LINDUNGI OTAK DARI KEKURANGAN OKSIGEN


Rabu, 21 Mei 2008 | 15:13 WIB
ANDA para penggemar teh hijau selayaknya bersyukur karena senyawa-senyawa yang ditemukan dalam teh hijau mungkin melindungi otak dari efek-efek gangguan tidur yang menyebabkan terjadinya ngorok dan henti napas.

Komponen atau zat aktif yag ditemukan di dalam teh hijau disinyalir dapat menangkal kerusakan saraf akibat gangguan napas yang terjadi pada mereka yang mengalami gangguan tidur (disorder sleep apnea). Demikian sebuah penelitian atas hewan.

Para ilmuwan menemukan bahwa saat mereka menambahkan antioksidan yang terkandung dalam teh hijau pada minuman yang diberikan ke tikus percobaan tampak kandungan zat kimia ini melindungi otak binatang-binatang ini saat kekurangan oksigen yang didesain mirip dengan gejala yang terjadi akibat efek obstructive sleep apnea (OSA) atau gangguan tidur.

Temuan ini mengisyaratkan bahwa komponen dalam teh hijau selayaknya diperhitungkan untuk diteliti lebih lanjut karena berpotensi sebagai terapi untuk gangguan tidur ini (OSA), demikian dilaporkan para ilmuwan dalam American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine.

OSA merupakan gangguan sementara yang terjadi di jaringan lunak tenggorokan. Gangguan ini menyebabkan terhalangnya jalur pernapasan selama tidur. Akibatnya, terjadilah henti napas sebentar selama beberapa kali sepanjang tidur malam.

Gejala yang segera tampak biasanya suara ngorok yang keras yang berlangsung kronis dan napas terengah-engah dan terjadi tak hanya saat tidur malam, tetapi juga saat tidur siang. Bila tak tertangani dengan baik, OSA dapat menyebabkan gangguan di seluruh tubuh, seperti meningkatnya tekanan darah. Lebih dari itu, kurangnya pasokan oksigen ke otak dapat memunculkan gangguan memori. Demikian diungkapkan Dr David Gozal dan koleganya di University of Louisville School of Medicine di Kentucky.

Namun, ternyata, menurut David, komponen dalam teh hijau yang disebut catechin polyphenols ternyata dapat melindungi otak dari kekurangan oksigen. Catechin polyphenols bertindak sebagai antioksidan. Artinya, unsur ini membantu menetralisasi partikel-partikel sel yang rusak akibat radikal bebas. Radikal bebas hasil sampingan metabolisme yang bila berlebihan menyebabkan stres oksidatif.

Kekurangan oksigen juga menyebabkan terjadinya stres oksidatif yang mengakibatkan gangguan kognitif pada mereka yang mengalami gangguan tidur.

Gozal dan koleganya menemukan bahwa saat tikus-tikus itu mengalami krisis karena kurang oksigen selama lebih dari 14 hari pertanda bahwa stres oksidatif sedang terjadi di otak, otak terlindungi dan tidak mengalami penurunan fungsi secara berarti akibat air teh hijau yang mengandung polyphenols yang diberikan. Sementara tikus yang tidak diberi teh hijau kondisinya kebalikannya.

Secara teoretis, Gozal mengungkapkan bahwa asupan teh hijau secara teratur merupakan perawatan standar yang dapat digunakan untuk menangani OSA. “Meski begitu,” katanya, “bukti jelas bahwa teh hijau dapat menolong gangguan OSA mesti diujikan lebih lanjut dengan mencobakannya pada manusia.”

Sumber: American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, May 15, 2008

NB; SehatHerbal.Com menyediakan Green Tea Ixora, dengan harga Rp.60.000/kotak utk konsumsi sekitar 40 hari.

Info lebih lanjut dan pemesanan ke 081310343598 atau sehatherbal@gmail.com

We're Starting to Get It

I just read an interesting post on the Food is Love blog.
According to the USDA (admittedly not always the most reliable source of accurate information, but we’ll go with it for the moment), the number of farmers markets in the US has risen significantly in the last ten years, from 2,746 in 1998 to 4,685 in 2008. If we get another 580 markets, an increase possible in the next year or two if trends continue, we’ll have tripled the number of recorded markets since 1994.
Furthermore,
Plenty of farmers markets don’t get tallied in official lists, of course. Valereee, over at Cincinnati Locavore, points out that the USDA database only lists a quarter of the markets in her hometown. I see a few missing on the Seattle list as well.
People are slowly starting to get it. We're realizing that the processed food industry does not look out for our best interests. We're realizing that the frailty of modern children as well as our own health problems are due to the outsourcing of agriculture and food preparation. We're realizing that local farms and markets build strong communities.

We're realizing that a return to traditional, wholesome food is the only path to whole health and well-being.


Further reading:
My Real Food manifesto.
 

ZOOM UNIK::UNIK DAN UNIK Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger