Warung Bebas

Rabu, 19 Agustus 2009


Deteksi Dini Kanker Usus



Resiko terserang kanker Usus Besar (Kanker Kolon) menjadi semakin tinggi dengan bertambahnya usia seseorang . Pada umumnya dunia kedokteran, berdasarkan data-data statistik, berpendapat ancaman terserang Kanker Usus Besar mulai terjadi pada usia 40 tahun keatas terutama bagi yang hidup dengan pola makan kehidupan modern.

Dengan meningkatnya usia seseorang' ancaman terserang kanker tersebut menjadi bertambah pula.Sebagai saluran terakhir pencernaan makanan, usus berpotensi terkena kanker dari makanan yang kita konsumsi. Ada lima stadium dengan sifat masing-masing dan besaran kemungkinan bertahan hidup yang semakin kecil bagi pasien.


Resiko terserang kanker Usus Besar (Kanker Colon) menjadi semakin tinggi dengan bertambahnya usia seseorang . Pada umumnya dunia kedokteran, berdasarkan data-data statistik, berpendapat ancaman terserang Kanker Usus Besar mulai terjadi pada usia 40 tahun keatas terutama bagi yang hidup dengan pola makan kehidupan modern.

Dengan meningkatnya usia seseorang' ancaman terserang kanker tersebut menjadi bertambah pula.Sebagai saluran terakhir pencernaan makanan, usus berpotensi terkena kanker dari makanan yang kita konsumsi. Ada lima stadium dengan sifat masing-masing dan besaran kemungkinan bertahan hidup yang semakin kecil bagi pasien.


Sebagai saluran terakhir pencernaan makanan, usus berpotensi terkena kanker dari makanan yang kita konsumsi. Ada lima stadium dengan sifat masing-masing dan besaran kemungkinan bertahan hidup yang semakin kecil bagi pasien.

Gejala

1.Lelah, sesak napas waktu bekerja, dan kepala terasa pening.
2.Pendarahan pada rektum, rasa kenyang bersifat sementara, atau kram lambung serta adanya tekanan pada rektum.
3.Adanya darah dalam tinja, seperti terjadi pada penderita pendarahan lambung, polip usus, atau wasir.
4.Pucat, sakit pada umumnya, malnutrisi, lemah, kurus, terjadi cairan di dalam rongga perut, pembesaran hati, serta pelebaran saluran limpa.

Penyebab

1.Kontak dengan zat-zat kimia tertentu seperti logam berat, toksin, dan ototoksin serta gelombang elektromagnetik.
2.Pola makan yang buruk, antara lain terlalu banyak daging dan lemak yang tidak diimbangi buah dan sayuran segar yang banyak mengandung serat.
3.Zat besi yang berlebihan diantaranya terdapat pada pigmen empedu, daging sapi dan kambing serta tranfusi darah.
4.Lemak jenuh dan asam lemak omega-6 (asam linol).
5.Minuman beralkohol, khususnya bir. Usus mengubah alkohol menjadi asetilaldehida yang meningkatkan risiko menderita kanker kolon.
6.Obesitas.
7.Bekerja sambil duduk seharian, seperti para eksekutif, pegawai administrasi, atau pengemudi kendaraan umum.

Pemeriksaan medis

Fiberoptik kolonoskopi: Memasukkan sejenis pipa terbuat dari serat optik ke dalam usus melalui anus (dubur). Kamera yang terdapat pada alat itu bisa digunakan untuk melakukan pemeriksaan apakah dalam usus terdapat polip atau tidak.
CT Scan.

Pemeriksaan darah: Menentukan tumor marker CEA (carcino-embryonis antigen) dalam darah.

Perawatan
1.Kemoterapi
2.Radiasi
3.Operasi: Pemotongan usus besar yang sakit, dan menyambungkan kembali dua ujung bagian usus besar yang sehat.
4.Teknik laparoskopi: Melalui beberapa lubang kecil yang dibuat dibeberapa titik di perut. Operasi dilakukan dengan alat-alat kecil yang dioperasikan lewat lubang-lubang itu dan dipantau lewat layar monitor.

Pencegahan

1.Konsumsi banyak makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.
2.Asam lemak omega-3, yang banyak terdapat dalam ikan tertentu
3.Kosentrasi kalsium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin
4.Susu yang mengandung Lactobacillus acidophilus
5.Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air besar.
6. Hidup rileks dan kurangi stres.

Deteksi Dini

Seperti halnya deteksi dini kanker mulut rahim menggunakan papsmear atau untuk kanker payudara memakai mamografi, terhadap kanker kolon pun bisa dilakukan deteksi dini.

Deteksi dini kanker kolon dianjurkan kepada mereka yang telah menginjak usia 50 tahun. Tetapi bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga pernah terkena kanker ovarium, kolon dan kanker paru, disarankan melakukan deteksi dini sebelum usia 50 tahun.

Kanker kolon dianggap sebagai penyakit yang perjalanannya lambat. Karena itu masyarakat dianjurkan melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan darah yang ada dalam tinja dan kolonoskopi.

"Sebaiknya deteksi dini dilakukan sejak usia 40 tahun bagi yang memang memiliki riwayat ketiga jenis kanker tersebut dalam keluarganya," kata dr Aru W Sudoyo, konsultan hematologi dan onkologi medik dari FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo kepada Media Indonesia, pekan lalu di ruang kerjanya.

Apalagi bagi mereka yang telah mengalami gejala, seperti perdarahan pada saat buang air besar dan tertutupnya jalan usus atau penyumbatan," lanjut Aru, deteksi dini sangat disarankan.


Menurut Aru, beberapa prosedur deteksi dini kanker kolon antara lain:

Pemeriksaan colok dubur oleh dokter bila seseorang mencapai usia 50 tahun. Pemeriksaan tersebut sekaligus untuk mengetahui adanya kelainan pada prostat.

Setelah itu, dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan darah samar (occult blood) secara berkala, apakah terdapat darah pada tinja atau tidak. Kemudian pemeriksaan secara visual dengan endoskopi di kolon atau disebut kolonoskopi. Pemeriksaan kolonoskopi atau teropong usus ini dianjurkan segera dilakukan bagi mereka yang sudah mencapai usia 50 tahun.


Pemeriksaan kolonoskopi relatif aman, tidak berbahaya, namun pemeriksaan ini tidak menyenangkan. Kolonoskopi dilakukan untuk menemukan kanker kolorektal sekaligus mendapatkan jaringan untuk diperiksa di laboratorium patologi. Pada pemeriksaan ini diperlukan alat endoskopi fiberoptik yang digunakan untuk pemeriksaan kolonoskopi. Alat tersebut dapat melihat sepanjang usus besar, memotretnya, sekaligus biopsi tumor bila ditemukan.

Cara lain untuk menunjang diagnosis kanker kolon adalah dengan enema barium. Pada pemeriksaan enema barium, bahan cair barium dimasukkan ke usus besar melalui dubur dan siluet (bayangan)-nya dipotret dengan alat rontgen. Pada pemeriksaan ini hanya dapat dilihat bahwa ada kelainan, mungkin tumor, dan bila ada perlu diikuti dengan pemeriksaan kolonoskopi.

Pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi kanker dan polip yang besarnya melebihi satu sentimeter. Kelemahannya, pada pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan biopsi.

Dengan kolonoskopi dapat dilihat kelainan berdasarkan gambaran makroskopik. Bila tidak ada penonjolan atau ulkus, pengamatan kolonoskopi ditujukan pada kelainan warna, bentuk permukaan, dan gambaran pembuluh darahnya. Aru mengatakan dengan deteksi dini diharapkan kanker kolon dapat segera ditangani atau diterapi. Beberapa terapi, seperti kemoterapi dan radiasi dapat dilakukan untuk mengatasi kanker kolon



Sumber : Koran Media Indonesia


Alternatif Herbal untuk atasi Kanker Usus :

Untuk mencegah kanker usus dan akibat kanker yang lebih parah, konsumsilah Lhiforcan . Produk baru dari Liza Herbal yang menggunakan bahan-bahan alami berkualitas. Terbuat dari daun keladi tikus, temu putih, dan daun sambiloto. Lhiforcan baik untuk membuang toksin-toksin dari dalam tubuh. Membantu mengatasi kanker, tumor dan kista.

Info pemesanan : budiprakoso98@gmail.com atau 081310343598

FiveFingers in the Alpine Lakes Wilderness

I recently bought a pair of Vibram FiveFingers Sprint (pictured). They're minimal, lightweight shoes with "toes". They're designed to mimic barefoot walking as closely as possible, while protecting the feet from punctures and abrasion. The soles are thin, flexible and offer no padding whatsoever.

I've always been a barefoot walker, because I enjoy it and our feet evolved to be nude (or close to it). Besides feeling amazing, walking barefoot may allow the body to express better biomechanics. My feet have become tougher over time, but I still can't handle a rough trail barefoot.

When I first put the FiveFingers on, my initial thought was "these don't feel as much like being barefoot as I wish they did". Simply having something between your skin and the ground makes your feet much less sensitive. But I got used to them quickly, eventually using them for my parkour training.

I had a few converstions with my parkour instructor Rafe Kelley, during which I realized I had to re-teach myself how to walk and run correctly. Rafe is well-versed in natural human movement due to his background in MovNat, gymnastics, martial arts, strength training, parkour and anthropology. Modern shoes allow us to walk and run in a way that our bodies did not evolve to tolerate. The padding in shoes allows us to take large steps, in which we overshoot our center of gravity and contact the ground in a jarring manner. It also allows us to strike with our heels when we run, which is not comfortable when you're barefoot.

I took the FiveFingers on a 13-mile hike in the Alpine Lakes wilderness with a few friends last weekend. The Pacific Northwest has to be one of the most beautiful places in the world. I was expecting to use the shoes for a few miles and then swap them for my lightweight hiking shoes (Inov8 Flyroc trail runners). The beginning of the trail was really rocky and I thought I was going to have to take them off in the first few hundred yards. Surprisingly, my feet adapted, and although the trail stayed rocky, it became fairly comfortable by the time we had walked a mile.

I found myself thinking about Rafe's advice, and taking smaller steps that strike closer to my center of gravity. Although my strides were shorter, I had no trouble keeping up, and in fact going up the hills was remarkably easy. We gained 3,000 feet of elevation but I never got winded. I had to pay close attention to foot placement, which kept me from looking around much but was actually kind of fun.

After a few miles, I switched to my hiking shoes, with the idea that I should switch before my feet really started to hurt, rather than after. I immediately noticed that going up hills was harder, especially on my calves. My feet felt more cumbersome as well.

Here's me foraging for mushrooms on the trail. This is Laetiporus sulphureus, also known as "chicken of the woods". It's widely eaten in this area. However, my mushroom guide All That the Rain Primises, and More, had this to say about it:

"If you eat and enjoy this moushroom, always cook it thoroughly and do not serve it to lawyers, landlords, employers, policemen, pit bull owners, or others whose good will you cherish!"

I didn't take my chances. If you're going to pick wild mushrooms, make sure you know what you're doing and carry a regional identification guide. "I recognize them from China/Russia/Europe" kills several people a year in the Pacific Northwest. If you're experienced, this area is a mushroom bonanza. I can't set foot outside without stepping on a king bolete (porcini, cep) in the fall.

I ended up switching back to the FiveFingers for the majority of the hike, about 9 miles of it. The soles of my feet were a bit sore by the end (due to stepping on sharp rocks for miles), but my joints and muscles felt remarkably good! I had no joint pain or muscle tightness. I also felt pretty energetic. This was a big surprise, since I haven't done much hiking this year. The next day, my calves were sore, but that was it.

All in all, I really like the FiveFingers. I can wear them in places that require shoes, yet remain nearly barefoot. One potential drawback is the price-to-durability ratio. They cost me $80 and I don't expect them to last a year [Update 2013-- they are surprisingly durable]. That being said, I'm putting a beating on them. Parkour training destroys shoes. The rubber seems to be excellent quality (which you'd expect from Vibram), but it's thin and it has cuts in it for flexibility and grip, which will lower its lifespan. The upper is simply a piece of stretchy fabric that tears easily. I'm willing to deal with the durability issues because the advantages outweigh them [update- several FiveFingers wearers have commented that they actually last a surprisingly long time. See comments].
 

ZOOM UNIK::UNIK DAN UNIK Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger