Warung Bebas

Senin, 07 Mei 2007

ATASI ANEKA RADANG DENGAN TAPAK LIMAN



Tapak liman (Elephantophus scraber LI) dikenal sebagai tumbuhan yang mudah tumbuh. Di beberapa daerah sering dinamakan tutup bumi, balagaduk, tapak tangan, atau talpak tana. Tumbuhan ini masuk ke dalam famili Compositae yang sering juga dinamakan dengan istilah latinnya Asterocephalus cochinchinensis Soreng.

Tumbuhan ini banyak hidup di tempat yang cukup air. Cukup dengan bijinya, tapak liman bisa berkembangbiak dengan cepat dan tumbuh subur. Pemeliharaannya pun cukup mudah dengan menjaga kelembaban tanah dan pemupukan dasar. Dalam pengobatan tradisional Cina, tapak liman diketahui sebagai tanaman yang memiliki sifat pahit, pedas, dan sejuk. Di negara itu, tanaman ini digunakan untuk penurun panas, antibiotik, antiradang, peluruh seni, menghilangkan bengkak, dan menetralkan racun. Semua efek ini didapatkan dari seluruh bagian tanaman.

Tak heran bila tapak liman ini jadi obat antiradang di Cina. Soalnya, dalam tumbuhan ini kaya sekali dengan unsur kimia yang bermanfaat. Di daunnya, terdapat kandungan epifrieelinol, lupeol, stiqmasterol, triacontan-l-ol, dotriacontan-l-ol, lupeol acetat, deoxyelephantopin, dan isodeoxyelephantopin. Sedangkan, kandungan pada bunganya terdapat luteolin-7-glucoside.

Penggunaan tapak liman untuk berbagai penyakit biasanya dilakukan dengan cara pengobatan dalam, yaitu dengan cara diminum air rebusannya. Bagian yang digunakan adalah semua tanaman, baik akar, batang, daun, maupun seluruh tanaman. Tapak liman ini dijadikan obat tradisional, dalam keadaan segar, kering, bahkan diekstraksi dan dimasukkan ke dalam kapsul.

Jenis penyakit yang dapat diatasi dengan tapak liman antara lain berbagai radang, seperti peradangan amandel, influenza, radang tenggorok, radang mata, radang ginjal yang akut dan krinis, serta radang rahim atau keputihan. Untuk mengatasi berbagai radang ini, seluruh tanaman tapak liman yang sudah dikeringkan, dicampur air dan direbus. Airnya disaring dan diminum secara rutin tiap hari.

Sementara itu, untuk mengatasi perut kembung, hepatitis, beri-beri, disentri, gigitan ular, batuk seratus hari, kurang darah, dan lain-lain digunakan beberapa bagian atau seluruh tanaman. Contohnya, untuk hepatitis, agar segarnya direbus dengan daging. Airnya diminum. Untuk beri-beri, seluruh tanaman, ditambah tahu dan air, lalu ditim serta dimakan. Perut kembung dapat diatasi dengan air rebusan batang tapak liman.

Tak hanya itu saja, untuk mempermudah proses kelahiran dan pengobatan sesudah bersalin, tapak liman kering yang direbus jadi andalan pengobatan. Air rebusan tanaman keringnya pun bisa melembutkan kaki, meluruh haid, dan membersihkan darah.

( wed )

SUMBER :http://republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=2&id=154797&kat_id=105&kat_id1=150&kat_id2=187

SehatHerbal menyediakan Ektrak Tapak Liman sudah dalam bentuk kapsul, mudah utk dikonsumsi, harga Rp.67.500,-/botol isi 50 butir. Info lebih lanjut dan pemesanan : sehatherbal@yahoo.co.id atau 081310343598

SIDAGURI, MERINGANKAN ASAM URAT-REMATIK

Asam urat dan rematik merupakan penyakit yang sering dialami oleh mereka yang kelebihan asam urat pada tubuhnya. Pengobatan tradisional cukup banyak dimanfaatkan pengidap penyakit asam urat dan rematik ini.

''Pengobatan asam urat dan rematik seringkali memang menggunakan obat modern. Namun, kerapkali, pengobatan tersebut memiliki efek samping berupa gangguan pada lambung. Karena itu, tak ada salahnya menggunakan pengobatan tradisional,'' ujar Ning Harmanto, terapis obat tradisional ketika dihubungi pekan lalu di Jakarta.

Menurutnya, pengobatan tradisional untuk asam urat dan tradisional berupa akar-akaran tumbuhan yang bisa ditemukan hidup subur dan liar di Indonesia. Katanya, tumbuhan yang tepat untuk pengobatan asam urat adalah Sidaguri atau Sida rhombifolia L.

Obat tradisional dari sidaguri ini memang bisa digunakan secara sendiri, atau satu jenis, maupun racikan yang dicampur dengan bahan lainnya. Salah satu campuran yang sangat baik bagi pengobatan asam urat adalah dengan mencampur racikan bersama mahkota dewa.

Sidaguri merupakan tumbuhan perdu liar yang tumbuh tegak bercabang. Tinggi tumbuhan mencapai 1 sampai 2 meter di daerah tropis berketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini tumbuh subur dengan sinar matahari yang cukup. Perkembangbiakan tanaman ini bisa dilakukan dengn biji maupun dengan stek batang.

Ciri-ciri tumbuhan ini adalah bentuk daunnya yang bulat telur memanjang dan tepinya bergerigi. Panjang daunnya 1 sampai 4 centimeter dengan lebar 1 sampai 2 centimeter. Bunganya tunggal berwarna kuning. Bunganya mekar di siang hari dan hanya bertahan tiga jam saja. Sedangkan buahnya berupa kendaga.

Khasiat sidaguri ini didapatkan dari kandungan kimiawi di dalamnya, yaitu alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino, minyak terbang, dan zat philegmatic Pada batangnya mengandung tanin dan kalsium oksalat. Pada akarnya pun terdapat kaloid, steroid dan efedrine. Dalam pengobatan tradisional, bagian yang digunakan adalah seluruh bagian tumbuhan dengan kondisi segar atau dikeringkan.

Selain untuk asam urat dan rematik, sidaguri bermanfaat untuk flu, demam, malaria, radang amandel, radang usus, disentri, sakit perut, sakit kuning, kencing batu, bisul, radang kulit bernanah, dan eksim. Khusus untuk akarnya, digunakan untuk mengatasi influenza, asma, sakit gigi, sariawan, disentri, susah buang air besar/sembelit dan rematik.

Pada pemakaian luar, sidaguri digunakan segar dan dihaluskan untuk selanjutnya diborehkan pada yang sakit. Sedangkan, untuk pemakaian dalam, sidaguri direbus baik dalam keadaan segar atau kering dan dicampur dengan bahan lainnya.

Penyakit yang bisa diatasi dengan penggunaan luar adalah kudis, bisul, bengkak karena tulang patah, luka berdarah, kulit gatal, sakit gigi, dan digigit serangga.

Pada pemakaian dalam, tumbuhan Sidaguri dapat digunakan untuk mengobati rematik. Gunakan 60 gram Sidaguri direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring lalu airnya diminum. Penyakit lainnya yang bisa diatasi lewat pengobatan dalam adalah gangguan pertumbuhan, radang usus disentri, radang kelenjar payudara, sakit kuning, dan cacing remi.

Menurut Ning, penggunaan obat dalam dengan sidaguri ini adalah dengan cara merebus tumbuhan ini dengan beberapa gelas air sehingga menyisakan sekitar dua sampai tiga gelas kecil air rebusan. Misalkan untuk pengobatan asam urat, air rebusan ini diminum sehari dua kali satu gelas. Satu kali rebusan, bisa untuk tiga kali minum. (wed)
Sumber :http://republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=2&id=146123&kat_id=105&kat_id1=150&kat_id2=187


SehatHerbal menyediakan Ektrak Akar Sidaguri sudah dalam bentuk kapsul. Harga Rp. 67.500,-/botol isi 50 butir. Info lebih lanjut sehatherbal@yahoo.co.id atau 081310343598.

( )

Bidara Upas , Atasi TBC dan Muntah Darah


Selasa, 06 April 2004


Jumlah penderita tuberkulosis di Indonesia cukup banyak. Penyakit ini biasanya ditandai dengan batuk yang lama dan muntah darah. Saat ini, banyak obat yang bisa menyembuhkannya bila diminum rutin dalam waktu minimal enam bulan.

Selain obat-obatan modern, banyak pula tumbuhan yang bisa digunakan sebagai obat dan mengatasi muntah darah dan TBC. Tumbuhan berkhasiat obat ini sudah banyak digunakan sebelum ditemukannya obat-obatan modern.

Salah satu pengobatan tradisional untuk batuk dan muntah darah adalah bidara upas (Merremia mammosa (Lour) Hall.f). Tanaman dari familia Convolvulaceae ini ternyata juga mampu mengatasi berbagai penyakit lain yang berkaitan dengan paru, keracunan makanan, luka, patek, kanker, kencing manis, dan lain-lain.

Tumbuhan ini tergolong terna (tumbuhan) membelit dan memanjat. Panjangnya 3-6 meter, berbatang licin, berukuran kecil, dan berwarna gelap. Daunnya berwarna hijau berbentuk jantung. Ujung daunnya meruncing dan helaian daunnya lebar. Bunganya berbentuk payung menggarpu dan seperti lonceng berwarna putih.

Konon, tumbuhan ini berasal dari Filipina dan bisa tumbuh di daerah tropis pada ketinggian 1-250 meter di atas permukaan laut. Bidara upas juga memiliki umbi yang berkumpul di dalam tanah, mirip umbi jalar. Kulit umbinya berwarna kuning kecoklatan, tebal, dan mengeluarkan getah berwarna putih.

Dalam umbinya terdapat kandungan kimia seperti damar, resin, pati, zat oksidasi (getah), dan zat pahit. Kandungannya itu bersifat anti radang, menghilangkan rasa sakit, menghilangkan bengkak, sebagai pencahar, menetralkan racun, dan penyejuk.

Umbinya bisa dimanfaatkan sebagai obat luar dan dalam. Untuk pengobatan luar, biasanya umbinya diparut menjadi bubur dan dibalurkan ke bagian tubuh yang sakit. Contohnya, untuk pengobatan luka bakar, gigitan ular, luka-luka di kulit (diiris tipis dan diletakkan di atas luka), melancarkan air susu ibu (ASI), eksim, dan busung lapar.

Pemakaian umbi untuk pengobatan dalam biasanya digunakan dengan cara diparut atau direbus. Air parutan atau rebusannya kemudian diminum. Untuk pengobatan TBC paru, panduan Prof HM Hembing Wijayakusuma menyebutkan, ramuannya terdiri atas sebanyak 30 gram umbi bidara upas ditambah 10 gram daun patikan kebo, dan 10 gram daun kumis kucing, direbus dengan 400 cc hingga airnya tersisa 200 cc. Air rebusannya diminum setiap malam.

Sedangkan untuk mengatasi muntah darah, sebanyak 60 gram umbi bidara upas segar dicuci dan diparut. Airnya disaring sampai terkumpul 150 cc dan diminum.

Pengobatan batuk (tussis, pertussis, dan batuk kering), biasanya dilakukan dengan meminum air saringan parutan umbi bidara upas. Untuk batuk kering, irisan umbinya dikunyah. Air dari parutan umbi bidara upas ini juga mampu mengatasi keracunan makanan, kencing manis, dipteri, serta mencegah dan mengatasi kanker.

( wed )
Sumber : http://republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=2&id=157541&kat_id=105&kat_id1=150&kat_id2=187


SehatHerbal menyediakan Ektrak Bidara Upas sudah dalam bentuk kapsul. Harga Rp. 67.500,-/botol isi 50 butir. Info lebih lanjut : sehatherbal@yahoo.co.id / 081310343598
 

ZOOM UNIK::UNIK DAN UNIK Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger