Warung Bebas

Selasa, 03 Desember 2013

Cara Mengobati Kista Ovarium Pada Wanita Tanpa Operasi

Cara Mengobati Kista Ovarium Pada Wanita Tanpa Operasi - Pada artikel kali ini kami akan sedikit mengulas mengenai cara mengobati kista ovarium pada wanita tanpa operasi dengan obat herbal alami penyakit kista jelly gamat gold g yang terbuat dari ekstrak teripang laut atau gamat yang mana obat herbal yang satu ini aman untuk di konsumsi.

Jelly Gamat Gold G dan Testimoni Sembuh.

Cara Mengobati Kista Ovarium Pada Wanita Tanpa Operasi
Kista ovarium ? siapa yang tidak kenal dengan penyakit yang satu ini yang mana kista merupakan sejenis tumor jinak yang tumbuh pada bagian ovarium pada wanita, besarnya bisa bervariasi mulai dari ukuran milimeter hingga centimeter, Biasanya operasi menjadi jalan terbaik bagi penderita untuk menghilangkan kista tersebut walaupun biasanya dengan cara seperti ini kista bisa tumbuh kembali.

Nah untuk mengobati kista yang anda alami kami berikan salah satu cara mengobati kista ovarium pada wanita tanpa operasi dengan obat penyakit kista herbal jelly gamat gold g yang terbuat dari teripang laut atau gamat yang kami ambil dari jenis terbaik yaitu dari jenis terbaik yaitu dari jenis strichopus variegetus dengan kandungan protein dan zat gizi tinggi di dalamnya.Tidak hanya itu kandungan lain yang terdapat di dalam jelly gamat gold g diantaranya omega 3, omega 6, kolagen, glukosamin, cell grow factor, asam amino, antiseptik alamiah dan masih banyak lagi. 

Dari sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. Aleli Gana dan Dr. Florinia Merca dari Fakultas Kimia, University of the Philippines, Filipina menemukan senyawa aktif penghambat pertumbuhan sel kanker yang terdapat di dalam teripang laut. Senyawa itu bernama lektin. Penelitian itu mengungkap, teripang pada konsentrasi 50 mikrogram menggumpalkan dan menghadang pertumbuhan sel kanker. "cara mengobati kista ovarium pada wanita tanpa operasi"

Berikut ini testimoni sembuh dari penderita penyakit kista yang sembuh dengan perantaran obat penyembuh kista ovarium alami jelly gamat gold g .

ernawatiNama : Ernawati, S.Pd
Usia : 38 tahun
Keluhan : Tumor pada ovarium, kista, polip pada cervics
Jenis Produk : 4 bulan Gold-G Sea Cucumber

Awal Maret 2007, hasil diagnosa dokter menunjukan bahwa saya mengidap tumor pada ovarium, kista dan polip bertangkai pada cervics (inflametory polip endocervics). Sebelumnya saya mengalami gejala keputihan 9 bulan. Selama 4 bulan, saya dalam perawatan dokter spesialis penyakit kanker. Ternyata tidak ada perubahan yang berarti lalu saya ditawarkan oleh teman yang juga seorang dokter untuk mengkonsumsi obat kista Gold-G. Akhirnya dengan ketekunan dan keyakinan dalam waktu 1 bulan sudah menunjukkan kemajuan. Lalu saya memutuskan untuk mengkonsumsi obat kista Gold-G dengan rutin sampai sekarang. Alhamdulilah saya sudah melewati masa kritis dan kesehatan saya sekarang sudah seperti semula (sembuh). Namun untuk dapat hasil yang maksimal, saya tetap mengkonsumsi obat kista Gold-G. Disamping itu untuk membuktikan keberadaan tumor tetap saya periksakan juga dan hasilnya baik.


Tunggu apa lagi pesan sekarang juga.
Pembayaran dilakukan setelah barang anda terima.
http://dhandiez123.blogspot.com/p/blog-page.html
Informasi Selengkapnya Mengenai Pemesanan Jelly Gamat Gold G Hubungi :
Admin. Dandi Wijaya
Hp.0857 1783 9252
Email : hadichairul16@yahoo.co.id

Demikianlah sedikit ulasan singkat mengenai cara mengobati kista ovarium pada wanita tanpa operasi dengan obat herbal jelly gamat gold g. Semoga lekas sembuh dan atas kunjungannya kami ucapkan banyak terima kasih.

Memicu Kontraksi Alami Kehamilan Lewat Bulan




Kehamilan Lewat Bulan atau Kehamilan Melewati HPL memang biasa terjadi. Namun apabila tidak segera ditangani, atau dilahirkan bisa membahayakan kondisi ibu atau janin di dalam kandungan, bahkan kematian. Bagi anda yang saat sedang menunggu kontraksi, di usia kehamilan anda yang telah melebihi HPL perhitungan dokter bisa melakukan beberapa hal Memicu kontraksi, seperti di bawah ini:


Perbanyak

Makanan Yang Dilarang Dan Harus DiHindari Saat Hamil

Makanan dan Minuman Yang Dilarang Saat Hamil - Selama kehamilan Anda, kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan adalah segalanya, semua hal harus Anda siapkan dengan berhati-hati. Agar kehamilan tetap sehat dan lancar hingga proses melahirkan nanti. Bahkan untuk masalah makanan yang baik saat hamil juga harus diperhatikan, dan Anda juga harus mengetahui makanan apa saja yang sehat untuk ibu hamil. sebelumnya sudah dibahas tentang Makanan Sehat Yang Dianjurkan Untuk Wanita Hamil

Namun, ada juga beberapa makanan yang menjadi pantangan untuk ibu hamil selama masa kehamilannya. Beberapa pantangan makanan yang harus dihindari dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil adalah :

1. Keju Lunak Dilarang Untuk Wanita Hamil


Wanita hamil harus menghindari keju yang dibuat dari susu yang tidak dipasteurisasi, seperti pada soft cheese atau keju impor. Bakteri Listeria biasanya ditemukan dalam keju lunak. Ini dapat masuk plasenta dan dapat menyebabkan kerusakan pada bayim bahkan bisa mengancam nyawa. Oleh karena itu, hindarilah asupan keju lunak dan setengah lunak selama kehamilan.

2. Bayam


Banyak yang mengira bayam sangat sehat untuk tubuh karena kaya akan kandungan zat besi. tapi tidak untuk dimakan wanita hamil, karena Oxalic acid yang ada di dalam bayam yang juga akan menyerap zat besi di tubuh ibu hamil. sehingga, jumlah asupan zat besi untuk si janin justru berkurang.

3. Makanan Yang Mengandung Pengawet


Makanan-makanan yang mengandung pengawet, penyedap, dan pewarna tentu sangat dilarang untuk dikonsumsi ibu hamil. Hindari makanan seperti mie instan, dan makanan lainnya yang mengandung pengawet dan zat kimia berbahaya lainnya.


4. Taoge Atau Kecambah


Kecambah mentah memang banyak mengandung nutrisi yang baik, namun kecambah mentah atau setengah matang (seperti kecambah bunga matahari, kecambah kacang hijau/taoge, kecambah bawang, kecambah kedelai) tidak boleh dikonsumsi selama kehamilan, karena dapat menyebabkan terpapar bakteri salmonella.

5. Buah Nanas


Buah Nanas merupakan buah yang kaya bromelain, yang mungkin tidak aman untuk kehamilan. Hal ini juga dapat menyebabkan reaksi alergi atau penyakit perut seperti diare. Sehingga sangat baik untuk menghindari nanas saat hamil.

6. Hot Dog


Makanan seperti hot dog dan sejenisnya termasuk ke dalam golongan makanan yang tidak baik untuk ibu hamil dan janin. Jangan makan makanan tersebut tanpa dipanaskan lagi atau dimasak lagi.
Hot dog dan sejenisnya diketahui terkontaminasi Listeria yang dapat menembus plasenta. Hal ini bisa menginfeksi janin dan menyebabkan berbagai komplikasi kehamilan, diantaranya keguguran, kelahiran prematur, keracunan dalam darah, dan berbagai masalah kesehatan bagi bayi yang baru lahir.

Hindari Beberapa Makanan Yang Terdapat Kandungan Dibawah ini:

  • Makanan Yang Mengandung Pengawet
  • Makanan Yang mengandung gula buatan
  • Makanan yang mengandung kaffein
  • Makanan Olahan Yang dipanaskan kembali
  • Makanan yang terlalu tinggi kandungan vitamin A
  • Makanan ringan yang tinggi lemak

Beberapa Minuman Yang Harus Dihindari Untuk Wanita Hamil:

  • Kopi
  • Teh Hijau
  • Soft drink
  • Minuman Mengandung Alkohol
  • Susu Mentah

Saran Saya untuk makanan wanita hamil agar Anda lebih cermat memilih makanan untuk kesehatan Anda dan janin. Dan yang terpenting, berolahraga ringan untuk meringankan stres agar si janin lebih sehat. Cukup sampai disini Tips mengenai Makanan yang dilarang dan harus dihindari saat hamil

Makanan Sehat Yang Dianjurkan Untuk Wanita Hamil

Makanan Yang Di Anjurkan Untuk Wanita Hamil - Masa kehamilan merupakan periode penting dimana seorang ibu harus memberikan gizi terbaik bagi calon buah hatinya. Oleh karena itu seorang ibu harus memperhatikan makanan yang akan dikonsumsinya, tentunya dengan makanan yang sehat dan bergizi agar kesehatan diri dan calon bayi tetap terlindungi dari hamil hingga melahirkan. Tentu tidak semua makanan baik untuk wanita hamil. Karena Ada Beberapa Makanan yang dilarang saat hamil sebelumnya sudah kita bahas mengenai Makanan Yang dilarang Saat Hamil. Untuk mengetahui makanan apa saja yang baik dan sehat untuk wanita hamil, berikut daftarnya.

Makanan Sehat Ibu Hamil Yang Dianjurkan Depkes RI


  • Sumber zat tenaga ( beras, kentang, bihun, mie, roti, makaroni, krackers, dll)
  • Sumber zat pembangun ( ayam, ikan, daging, telur, hati, keju, susu, kacang -kacangan, tahu, tempe)
  • Sumber zat pengatur ( sayur-sayuranyang berwarna hijau dan buah-buahan segar)

1. Sayuran Dianjurkan Untuk Wanita Hamil


Sayur-sayuran dengan daun yang berwarna hijau tua - Contohnya adalah Bayam, daun yang berwarna hijau tua ini memiliki kandungan serat dengan vitamin dan nutrisi yang baik untuk ibu hamil dan termasuk juga didalamnya terdapat Vitamin A, C dan K dengan kandungan asam folat yang baik untuk ibu hamil.

Baca Juga : Tips Merawat Payudara Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

2. Buah-buahan


Makan berbagai berbagai warna sayur serta buah seperti warna hijau, merah, oranye, kuning, ungu, putih akan memastikan bahwa Anda dan bayi Anda mendapatkan berbagai nutrisi. Setiap kelompok
warna yang berbeda memberikan vitamin, mineral, dan antioksidan.

3. Yoghurt


Yoghurt merupakan salah satu makanan yang rendah lemak dan kaya akan vitamin D (kalsium) yang baik untuk tulang kita dan memperkuat tulang pada bayi karena yoghurt baik juga untuk bayi yang berada dikandungan karena kandungan kalsium pada yoghurt sangat tinggi.

4. Telur


Untuk hal ini telur memiliki peranan yang penting bagi janin yang ada dalam kandungan. Terdapat sekitar 90 kalori, 12 vitamin dan mineral yang terkandung dari telur. Selain itu telur juga mempunyai kandungan protein yang sangat banyak serta kaya akan kolin yang berfungsi untuk membantu pertumbuhan dan kesehatan otak bayi nantinya. Karena tanpa kandungan tersebut akan timbul kemungkinan cacat tabung saraf pada bayi, oleh karena itu sebagai ibu sedang hamil atau mengandung untuk senangtiasa melakukan pencegahan dan salah satunya adalah dengan mengkonsumsi telur. Banyak diantara ibu-ibu hamil kurang memperhatikan hal ini padahal telur merupakan salah satu makanan sehat untuk ibu hamil.

5. Ubi Jalar


Ubi jalar mengandung karoteind dan pigmen tanaman yang akan di ubah menjadi vitamin A oleh tubuh kita, selain itu ubi jalar juga memiliki kandungan serat, asam folat, dan vitamin C yang juga baik untuk tubuh kita dan perkembangan bayi di dalam perut.

6. Ikan Salmon


Sebagian wanita hamil kurang suka dengan makanan yang berbau ikan selain karena baunya yang amis mungkin juga karena jumlah merkury yang cukup tinggi. Jumlah mercury yang tinggi kurang baik bagi ibu hamil karena dapat membahayakan proses system saraf. Beda halnya dengan ikan salmon yang memiliki merkury yang sangat rendah jika dibandingkan dengan ikan lainnya. Dan ini sangat cocok dikonsumsi bagi ibu hamil, tapi untuk mengkonsumsinya jangan terlalu berlebih demi mengurangi dampak dari mercury tersebut. Cukup mengkonsumsi sekitar tidak lebih dari 12 ons tiap minggu. Mengkonsumsi ikan salmon sangat baik dikonsumsi oleh ibu hamil karena kandungan proteinnya berkualitas.

Saran saya bagi ibu hamil yang berbadan kurus agar bisa makan lebih banyak dari sebelum hamil, sedangkan Bagi ibu yang terlalu gemuk , kurangi lah porsi
makanan sumber energi disesuaikan dengan kebutuhan normal. Usahakan konsumsi makanan dengan porsi kecil dan frekuensi sering. Itulah beberapa makanan sehat yang dianjurkan untuk wanita hamil.

Solusi Kehamilan Melewati HPL




Kehamilan Melewati HPL adalah dimana Usia kehamilan sudah berusia 42 minggu atau lebih, namun tanda-tanda kontraksi belum juga dirasakan. Dalam bahasa medis, kondisi ini dinamakan postterm atau prolonged pregnancy. Kejadian ini terjadi antara 3-12 % dari seluruh seluruh proses persalinan.



Angka pasti kasus Kehamilan Melewati HPL memang sulit ditentukan, karena bisa lebih rendah dari yang

Daily Blog #163: Solving Sunday Funday 12/1/13 part 1

Hello Reader,
           This weeks Sunday Funday seems a good candidate for further explanation given the small number of responses received. So this week lets go through the artifacts I would look at (and have looked at in real cases) to solve this challenge. As a reminder here was the questions asked:

Please detail how on a Windows 7 system running Outlook 2007 you can determine:
1. What attachments were accessed in the last two weeks
2. When attachments were accessed
3. How many times attachments were accessed

So let's start with Question 1. How do you determine what attachments were accessed in the last two weeks on Windows 7 using Outlook 2007. In prior versions of Outlook and Windows this was a pretty easy task. As the winner pointed out you can go to the temporary directory where Outlook will extract attachments to see what exists. Standard protocol prior to his combination of OS and Outlook versions would then allow you to see what number is appended to the end of the file name.

For example if an attachment was named 'TopSecret.doc' and accessed three times over a period of time you would see the following attachments extracted in the OLK directory for older versions of Outlook/Windows:
TopSecret.doc
TopSecret(2).doc
TopSecret(3).doc

You would then look at the Filename timestamps in the MFT to determine when the attachment was accessed as Outlook will reset the Stdinfo timestamps to the time the email was sent. Outlook would rarely clean up after itself in prior versions leaving great evidence for quite some time.

This protocol is not as useful as it used to be for the following reasons:

1. Outlook 2007 will delete an attachment when it is closed from the Content.Outlook directory. If Outlook closes while the attachment is still open then the attachment will remain there.
2. Windows 7 will defrag once a week meaning older attachments deleted entries will be purged from the MFT
3. Outlook 2007 will extract two copies of the attachment, up to three on preview and open, meaning you can't rely only on the number after the filename.

So we are left looking for alternate sources, the one we rely on the most now for these accesses is the USN Journal. The USN Journal tracks all file creations, renames, opens, closes, changes and deletions. As such we filter the USN for the MFT reference number of the Content.Outlook folder to find all the attachments opened within it, timestamped to their opening. You might be tempted at this point to take the time of open and close of a file to indicate the total time open, but this can be a red herring as our testing has shown that file handles are closed while a process is backgrounded and then reopened later when activity resumes.

Tomorrow I'll go into detail on the artifacts left in the USN.

Tips Memilih Model Rambut Untuk Wajah Bulat Yang Tepat



Model rambut untuk wajah bulat - Rambut adalah mahkota bagi seorang wanita yang ingin tampil lebih baik. Dengan rambut yang indah akan membantu anda dengan baik untuk mendapatkan tampilan terbaik anda. Tidak heran untuk mendapatkan rambut yang indah tersebut membuat anda dapat dengan baik tampil lebih sempurna. Selain itu, rambut yang indah, lebat dan hitam menjadi impian banyak wanita yang ingin tampil lebih baik. Namun, ada baiknya anda menggunakan tatanan rambut yang ideal. Dengan menyesuaikan dengan bantuk wajah anda bisa membuat tampilan anda lebih indah dan tampil lebih menarik. Misalkan dengan bentuk wajah anda yang bulat, tembam, dan tirus harus di sesuaikan dengan bentuk rambut anda yang ideal. Namun, bagaimana dengan anda yang memiliki bentuk wajah yang bulat. Memiliki bentuk wajah yang bulat terkadang membuat anda kurang percaya diri dengan bentuk potongan rambut anda yang kurang baik. Tidak heran jika dengan bentuk wajah yang bulat membuat anda kurang yakin dengan bentuk wajah yang gemuk.

Pilihan cara menata dan model rambut untuk wajah bulat

model rambut untuk wajah bulat

 

Bagi anda yang memiliki bentuk wajah yang bulat dapat disesuaikan dengan bentuk potongan rambut anda. Model rambut yang ideal untuk wajah bulat bisa dengan baik mebentuk tampilan Anda lebih menarik. Selain itu, membuat Anda lebih terlihat proporsional dan tampil lebih percaya diri, di tambah juga dengan bentuk wajah bulat dan potongan rambut yang sesuai akan membantu anda dengan mksimal menutupi wajah anda yang tembam dan gemuk. Untuk anda yang memiliki wajah yang bulat sebaiknya menggunakan cara berikut untuk membuat tampilan anda dengan baik.

Berikut ini beberapa cara untuk membantu anda dalam menata model rambut untuk wajah bulat anda:

Perhatikan model potongan
Model potongan yang Anda pilih sangat mempengaruhi bentuk wajah Anda. Ada baiknya bagi Anda yang memiliki wajah yang bulat menggunakan potongan rambut pendek dengan ujung rambut yang lancip. namun, sebaiknya Anda bisa menggunakan potongan medium layer untuk membentuk tampilan Anda dengan baik yang bisa menembunyikan bentuk wajah Anda yang cubby.

Bobcut
Potongan bobcut akan membantu Anda dengan baik menyembunyikan bentuk wajah Anda yang bulat. Namun, ada baiknya jika anda menggunakan potongan ini dengan memperhatikan daerah dagu Anda sebaga batasan potongan yang sesuai dengan Anda.

Hindari penggunaan poni
Bagi sebagian wanita, memiliki poni akan membantu penampilan Anda lebih baik. Namun, Anda harus menggunakan potongan yang baik dan sesuai. Wajah bulat dan poni sebenarnya dapat di ajukan dengan baik. namun, sebaiknya hindari penggunaan poni dengan bentuk yang lurus. Anda bisa menggunakan poni dengan menyamping yang di bentuk ikal menggangtun sebagai solusi Anda.

Sanggul dan poni
Bagi Anda yang kurang percaya diri dengan bentuk rambut yang terurai bisa menggunakan rambut yang di cepol atau di sanggul. Dengan penataan sanggul dan cepol ini bisa membantu Anda dengan baik ketika Anda bisa menyatukan dengan poni. Tatanan rambut ini, sebaiknya Anda bisa menggunakan rambut cepol yang tinggi dan poni yang di bentuk mengembung dan mengembang agar terlihat menarik untuk wajah bulat anda.

Dari beberapa bentuk model rambut untuk wajah bulat di atas bisa membantu Anda dengan baik dan maksimal. dengan tatanan yang baik ini akan membuat anda tampil dengan sempurna. Dengan itulah, sebaiknya Anda bisa mengaplikasikan dengan baik setiap penampilan Anda.

semoga artikel tentang model rambut untuk wajah bulat ini bermanfaat

How Manipulated Clinical Evidence Could Distort Guidelines - the Case of Statins for Primary Prevention

The new American College of Cardiology (ACC)/ American Heart Association (AHA) guidelines on the primary prevention of cardiovascular disease, which we discussed here, continue to generate controversy. 

Articles in the media and online-first in medical journals underscored some of the issues we discussed before.  Jeanne Lenzer, in a news article in the British Medical Journal, found that the chair of the guideline panel had important past conflicts of interest that were not previously disclosed.(1)  The chair denied their significance (look here).   Guideline panel members continued to justify their efforts, but in my humble opinion, raised no new evidence or logic to support it (look here  and here)

Bigger Questions about the Validity of the Clinical Evidence

However, several new articles suggested the need for a deeper look at one particular aspect of this case, the validity of the evidence from clinical research about the benefits and harms of statins for primary prevention.

JAMA published a summary of the Cochrane review that provided a basis for the guideline developers' confidence in the worth of statin therapy in primary prevention.(2)

results suggest that the benefits of statin therapy outweigh serious life-threatening hazards.

However, almost as an aside, it noted,

Some trials included participants with CVD, but rather than exclude these trials, we included trials that contained 10% or fewer participants with documented CVD.

Primary prevention in this case is defined as prevention for patients without existing cardiovascular disease.  There is evidence that statins may well have benefits that outweigh harms when given to patients with known cardiovascular disease, particularly documented coronary artery disease (CAD).  Mixing such patients in any numbers into "primary prevention trials" would likely exaggerate the benefits of statins.  Yet such not quite primary prevention studies were included in a systematic review of primary prevention. 

In addition, a commentary by one of the guideline developers defending the group's work also underscored the fact that many of the supposedly primary prevention trials they used as evidence were not pure primary prevention trials.(3)


Notably, the 2013 cholesterol guideline cut points were derived from the placebo rates for myocardial infarction, stroke, and cardiovascular disease death observed in the 3 exclusively primary prevention statin trials, Air Force/Texas Coronary Atherosclerosis Prevention Study (AFCAPS/TexCAPS), Management of Elevated Cholesterol in the Primary Prevention Group of Adult Japanese (MEGA) study, and the Justification for the Use of Statins in Primary Prevention: an Intervention Trial Evaluating Rosuvastatin (JUPITER).[4-6]

The wording again suggests that all the other trials used as evidence about primary prevention were NOT "exclusively primary prevention studies," and hence, as I noted above, may have been biased so that they would likely exaggerate the apparent benefits of statins in primary prevention.

This suggested to me that the systematic review that provided a basis for the guidelines' aggressive recommendations about statins for primary prevention, and the trials on which it was based needed further skeptical, critical reviews.

The Cochrane Review: Was Evidence about Statin Benefits vs Harms Manipulated?

We have frequently discussed the manipulation of clinical research.  By that we have meant design, implementation, analysis or dissemination of research in ways likely to further vested interests.  In particular, when drug, biotechnology and device companies sponsor and control clinical research on their own products, they may set up the research in ways likely to make their products look better than they actually are.  

We looked through the most recent Cochrane review of statins for primary prevention(7) with a skeptical eye out for suggestions that the trials reviewed could have been so manipulated.  We found quite a bit.

First, we found that not all trials reported on the "hard" outcomes that one needs to consider when evaluating benefit vs harm of statins in primary prevention.


Data on all-cause mortality were provided in 11 trials.[of 19, and hence missing in 8].

And,

 Twelve trials provided data on adverse events.[and hence 7 did not.]

 Also, data on specific adverse events was often not reported: myalgia and rhabdomyolysis were reported in only 9/19 trials; new onset diabetes mellitus in only 2/18; hemmorhagic stroke in only 2/19; abnormal liver tests in only 10/19; kidney dysfunction in only 4/19; arthritis in only 2/19, and by implication, cognitive dysfunction in 0/19.  

  Failure to look for all the possible bad outcomes of treatment could obviously bias the study in the direction of minimizing the harms of the treatment.

A substantial number of trials either failed to report on crucial aspects of their methods, or admitted to flaws that could have induced important biases.: 3/19 did not described randomization methods; 4/19 did not use double-blinding; 6/19 did not use intention to treat analysis; 7/19 did not report their drop-out rates.

So it is very surprising to me that the authors concluded,


In general there was low risk of bias ... though all trials were either fully or partially funded by pharmaceutical companies.
In my humble opinion, the Cochrane review showed many trials that had flaws could have biased their outcomes, and hence the outcomes of the overall review.  Some of the flaws clearly could have lead to biases that would have made statins look more efficacious, or less dangerous than they might actually be.  I do not understand the conclusion that the risk of bias was slow, and the lack of discussion about the direction the bias could have taken.

 Review of the "3 Exclusively Primary Prevention Statin Trials"

Given the Cochrane review's apparent lack of skepticism about methodologic problems in the industry funded statin prevention trials, I endeavored to take a closer look at the three trials that Dr Robinson held out as the real primary prevention trials.  Instances of manipulation, as we defined it above, for each trial are described below

AFCAPS/ TexCAPS(4)

Narrow Patient Population - This study excluded many patient for whom the statins were not contraindicated or warned against: uncontrolled hypertension; type 1 or type 2 diabetes mellitus on insulin or with a HgBA1C at least 10%; and body weight more than 50% "desirable limit for height."  (Based on the official contraindications and warnings for commonly used statins, e.g., see contraindications for Lipitor here, active liver disease, pregnancy for likely to become pregnant, nursing mothers, hypersensitivity to the medicine; and warnings: use of cyclosprine or strong CYP3A4 inhibitors, uncontrolled hypothyroidism, renal impairment.)  Thus the results may not generalize to many patients who would otherwise be considered statin candidates.  By excluding such patients, the results may bias the study towards minimizing the probabilities of harms that might occur were statins used on a wide population for primary prevention.

Unknown Randomization and Allocation Concealment Procedures - According to the Cochrane Review, the study report did not explain how randomization or allocation concealment were accomplished.  

Early Termination/ Multiple Comparisons - The study was terminated early based on an early look at the number of outcome events.  Two such early or interim analyses were planned.  Taking multiple looks at the data over time raises a multiple comparisons problem, and may lead to exaggerating the benefits of the treatment.(8). Furthermore, stopping early decreases the sample size and hence the power to find adverse effects of treatment.

Implausible Dropout Rate, Missing Data - According to the Cochrane Review, the study reported no dropouts.  This seems somewhat improbable, suggesting skepticism about the accuracy and completeness of the data collection.  On the other hand, a study chronology suggests that of 6605 patients who started the study, 6540 had data on complete endpoint status, suggesting missing data.  Since dropouts and missing data may be due to different reasons in different arms of the study, they threaten the validity of data about benefits and harms.  

Adverse Effects not Reported - The study provided no data about development of diabetes, hemmorhagic stroke, kidney dysfunction, arthritis, or cognitive dysfunction, suggesting incomplete data about harms, and hence bias towards minimizing harms.    

MEGA (5)

Narrow Patient Population -  [The patient population was not described in the main report, but only in an earlier methods article.](9)  The study excluded patients with congenital or rheumatic heart disease; chronic atrial fibrillation, current diagnosis of malignancy; poorly controlled hypertension or diabetes mellitus; current use of oral or parenteral corticosteroids; and other conditions at the discretion of the physician.  These exclusions seem unrelated to the contraindications or warnings on the stain label.  Again, such a narrow patient population reduces the generalizability of the study results, and may bias the study to minimizing the harms of statins.

Only Single Blind - This was an open-label study, so patients and physicians knew who got statins and who got placebo.  Such knowledge could have biased patient management, including how diligently particular diagnoses and outcomes were pursued, and biased data collected from patients or physicians.

Adverse Effects Not Reported - The study provided no data about diabetes, hemmorhagic stroke, kidney dysfunction, arthritis, or cognitive dysfunction, again suggesting bias towards minimizing harms.  

JUPITER(6)

Narrow, Unusual Patient Population - The study was limited to patients without hyperlipidemia but with an increased C-reactive protein.  Thus it is not clear that its results would generalize to a more typically defined primary prevention population.  The study excluded patients receiving post-menopausal hormone-replacement; with diabetes; uncontrolled hyertension; cancer other than non-melanoma skin cancer within 5 years; recent history of drug or alcohol abuse; "another medical condition that might compromise safety or the successful completion of the study;" also patients with "inflammatory conditions such as severe arthritis, lupus, or inflammatory bowel disease...;" and also "patients taking immunosuppressant agents such as cyclosporine, tacrolimus, azathioprine, or long-term oral glucocorticoids."  Again, this narrow patient population would reduce generalizability and bias towards minimizing harms.

Early Termination/ Multiple Comparisons - This study was terminated early after an early look at the data.  Allowing for multiple looks at the data may exaggerate efficacy.  

Implausible Dropout Rate - According to the Cochrane Review, the study had no dropouts.  This value seems implausible, again suggesting data collection problems.  

Adverse Effects Not Reported - The study provided no data about hemmorhagic stroke, arthritis, or cognitive dysfunction, again suggesting bias towards minimizing harms.  [Revised December 9, 2013 - see comment below by Marilyn Mann.]

Summary

Aspects of the continuing controversy over the new ACC/ AHA guidelines for statins in the primary prevention of cardiovascular disease hinted that the clinical trials which provided the evidentiary basis for the guidelines, and for the use of statins in primary prevention in general, was more flawed than is widely appreciated.  The latest Cochrane Collaboration review of this data acknowledged multiple, important flaws affecting most of the studies.  Our more detailed review of the three studies held out as the purest found additional flaws.  Many of these flaws seemed likely to bias the studies towards exaggerating the efficacy and/or minimizing the harms of statins in primary prevention.  Since all these trials were funded, and presumably influenced by pharmaceutical companies that make statins, these flaws seem to be examples of manipulation of the clinical evidence.  Rather than being the result of simple mistakes, or inevitable trade-offs, they seem to be study features intended the support the vested interests of the study sponsors.

It is not clear why the Cochrane review did not temper its conclusions based on the flaws in the studies, and particularly by the possibility that these flaws represented study manipulation.  

The multiple flaws, possibly due to study manipulation, in the clinical evidence about statins in primary prevention suggest that we should be extremely skeptical about whether the benefits of such treatment outweighs its harms, and hence about whether the recommendations in the latest guidelines to give statins to all patients predicted (but perhaps not accurately) to be at even slightly elevated risk are warranted.

The flaws in multiple large studies of a very common clinical problem, and their effects on systematic reviews and clinical practice guidelines suggest that suppression and manipulation of research are rife in medicine and health care, presumably fueled by the pervasive web of conflicts of interest that spans health care.  We need extreme skepticism about the integrity of clinical research, especially research sponsored by those whose products and services are being studied, and who thus have vested interests in the research turning out to make their products and services look good.  

The good news is that we may not have to look too far to find ways to improve the trustworthiness of guidelines and the soundness of medical decision making.  Implementation of the Institute of Medicine's recommendations on reducing conflicts of interest (look here), and developing trustworthy guidelines (look here) might lead to the development of sound guidelines in the future.  

Furthermore, while endless discoveries of manipulated and suppressed research may have lead some evidence-based medicine advocates to despair, our latest exercise suggests that the principles of evidence-based medicine, unflinchingly applied, could really do good.  Review of the three statin studies above based on standard principles of critical review readily spotted the multiple signs of manipulation.  The problem with the Cochrane review was not that it missed these signs.  Rather, the reviewers for some reason noted most of them, but then did not react.  If systematic reviews were done with sufficient skepticism about the possibility of manipulation of clinical research, and were willing to call out when the emperor seemed short on fabric, then a lot of mischief could be avoided.  


References

1.  Lenzer J. Majority of panelists on controversial new cholesterol guideline have current or recent ties to drug manufacturers.  Brit Med J 2013.  Link here

2.  Taylor FC, Huffman M, Shah E. Statin therapy for primary prevention of cardiovascular disease.  JAMA 2013.  Link here.  

3.  Robinson JG.  Accumulating evidence for statins in primary prevention.  JAMA 2013;  Link here.

4.    Downs  JR, Clearfield  M, Weis  S,  et al; for the AFCAPS/TexCAPS Research Group.  Primary prevention of acute coronary events with lovastatin in men and women with average cholesterol levels: results of AFCAPS/TexCAPS. JAMA. 1998;279(20):1615-1622. Link here
5.  Nakamura  H, Arakawa  K, Itakura  H,  et al; MEGA Study Group.  Primary prevention of cardiovascular disease with pravastatin in Japan (MEGA study): a prospective randomised controlled trial. Lancet. 2006;368(9542):1155-1163. Link here.

6.  Ridker  PM, Danielson  E, Fonseca  FA,  et al; JUPITER Study Group.  Rosuvastatin to prevent vascular events in men and women with elevated C-reactive protein. N Engl J Med. 2008;359(21):2195-2207. Link here

7.  Taylor F,  Huffman MD, Macedo AF et al.  Statins for the prevention of cardiovascular disease. Cochrane Library 2013.  Link here.

8. Mueller PS, Montori VM, Bassler D et al.  Ethical issues in stopping randomized trials early because of apparent benefit.  Ann Intern Med 2007; 146: 878-881.  Link here.  

9.  Management of Elevated Cholesterol in the Primary Prevention Group of the Adult Japanese (MEGA) Study Group.  Design and baseline characteristics of a study of primary prevention of coronary events with pravastatin among Japanese with mildly elevated cholesterol levels.  Circ J  2004; 68: 860-867.  Link here.

Today's Ultra Runners Have it so Easy



Kumpulan Gambar Lucu Terbaru Bikin Ngakak

Kumpulan Gambar Lucu Terbaru Bikin Ngakak - Hay sobat faceblog kali ini saya akan share beberapa foto lucu yang bikin ngakak sampe nangis-nangis, hehe mari kita liat foto-fotonya :

1. Foto bayi yang matre, matre abis sih loe. hahaha



2.Nah ini dapet hadiah istri muda, wahh asik nih minumannya,,, haha


3. Gak mau kalah nih lainnya pake apple, gue juga ahh...

4. Gue drummer avanged loh ..wkwkwkwk


5. Wah parah banget, antrian banyak malah seru ngegame.. wkwkw


6. Wah hape saya canggih ternyata bisa FB an :D


7. Nih kamera terbaru loh gak kalah.


8. Laptop produksi sendiri bung.


9. Yuk yang mau mabook saya jualan jackdanniel loh :p


10. Wah manusia purba makin gile :D


11. Awas meleduk :D


12. Produk mesin terbaru loh langsung pake mesin jahit.


13. Nah ini anak gue persis sama sapa yak? :0 wahahaha


14. Brum-brum gak kalah gue mah sama yang muda-muda.


15. Rasain loh gaya-gaya gue kencingin :D


16. Inilah cara memakai kerudung yang cakep :D


16. Patuh lalulintas bung.



Itulah sedikit foto lucu yang saya share. Kita ketawa sampe puas yuk. wkwkw

DIets and Disorders

This is going to be a quick post.  Nothing groundbreaking here, but there are some I-don't-care-what-the-Latin-phrase-is debate tactics that creep into too many of the discussions on eating disorders from all sides.   One such tactic is to accuse me, and others, of blaming the paleo diet or saying it causes eating disorders.  I didn't do that.  

A scenario:

You look in the mirror one day and don't like what you see.  Where did this gut come from?  Step on the scale, 10 lbs since a year ago!  Yikes!!  New Year's Resolution:  Lose 10 lbs.    The approach you choose is a standard one:  Establish a calorie deficit of 500-1000 cal/day , mostly calorie counting but adding a 40 min-1 hr walk 5 days a week.  Before you know it the pants are less snug, the belt tightened not just one but two notches.  Feeling good ... looking good!  Goal reached.  Hey, maybe I'll look and feel even better if I lose 5 more pounds!  Step on scale after a week.  No loss.  Another week.  No loss.  Still one more week.  No loss.  
Read more »

4 Fakta Menakjubkan tentang Cokelat

1. Seperti apa sih rasanya cokelat?

http://energitoday.com
     Rasa cokelat masih sulit didefinisikan. Dalam bukunya Kaisar Cokelat (Emperors of Chocolate), Joel Glenn Brenner menggambarkan riset terkini tentang rasanya. Menurutnya rasa cokelat tercipta dari campuran 1.200 macam zat, tanpa satu rasa yang jelas-jelas dominan. Sebagian dari zat itu rasanya sangat tidak enak kalau berdiri sendiri. Karenanya, sampai kini belum ada rasa cokelat tiruan.

2. Ada gak khasiat Cokelat bagi tubuh?

http://noenoeno.files.wordpress.com
     Menurut ilmuwan cokelat yang dimakan dalam jumlah normal secara teratur dapat menurunkan tekanan darah. Cokelat hitam akhir-akhir ini banyak mendapatkan promosi karena menguntungkan kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah sedang, termasuk kandungan anti oksidannya yang dapat mengurangi pembentukan radikal bebas dalam tubuh.

3. Cokelat bisa dijadikan racun? woow

http://www.ovenbakedtradition.com
     Adanya kandungan teobromin dalam cokelat bisa menjadi racun untuk sebagian hewan bila dikonsumsi. Hewan-hewan yang bereaksi keracunan pada kandungan teobromin diantaranya adalahkuda, anjing, burung kakak tua, tikus-tikus jenis kecil dan kucing (khususnya anak kucing), ini dikarenakan metabolisme tubuh mereka tidak dapat mencerna kandungan kimia ini secara efektif. Bila mereka diberi makan cokelat maka kandungan teobromin akan tetap berada dalam aliran darah mereka hingga 20 jam, akibatnya hewan-hewan ini mungkin mengalami epilepsi dan kejang-kejang, serangan jantung, pendarahan internal, dan pada akhirnya menyebabkan kematian. Penanggulangannya adalah dengan merangsang hewan-hewan ini agar memuntahkan cokelat dan secepat mungkin membawa mereka ke dokter hewan.

4. Kapan cokelat pertama kali dikenal?


     Cokelat pertama kali dikonsumsi oleh penduduk Mesoamerika kuno sebagai minuman. Dokumentasi paling awal tentang cokelat ditemukan pada penggunaannya di sebuah situs pengolahan cokelat di Puerto Escondido, Honduras sekitar 1100 -1400 tahun SM. Residu yang diperoleh dari tangki-tangki pengolahan ini mengindikasikan bahwa awalnya penggunaan kakao tidak diperuntukkan untuk membuat minuman saja, namun selput putih yang terdapat pada biji kokoa lebih condong digunakan sebagai sumber gula untuk minuman beralkohol.

Cara Mengatasi Wajah Berminyak Dengan Bahan Alami



Kulit wajah anda berminyak dan kusam? Anda kurang percaya diri?? saat ini banyak cara yang bisa anda lakukan sebagai cara mengatasi wajah berminyak yang tepat. Wajah adalah bagian tubuh yang paling penting . Sebagai daerah tubuh yang paling banyak terpapar sinar matahari  dan paling sensitif, banyak membuat anda harus ekstra benar dalam melakukan perawatan di wajah. Baik pria dan wanita, wajah merupakan daya tarik yang banyak di lihat. Selain itu, wajah yang bersih dan bening menjadi incaran banyak orang. tidak heran untuk mendapatkan wajah yang mulus dan bersih membutuhkan perawatan terbaik. Perawatan yang baik akan membantu anda mengatasi setiap masalah anda. sebagai daerah yang mudah terpapar sinar matahari dan sensitif tersebut membuat anda sering mengalami masalah berjerawat, berminyak dan menimbulkan flek hitam. Beberapa masalah tersebut yang harus anda atasi dengan baik.

Beberapa pilihan cara mengatasi wajah berminyak

cara mengatasi wajah berminyak

 

Kulit wajah yang berminyak memang menjadi masalah yang banyak di alami banyak orang. ada beberapa faktor yang bisa mengakibatkan kulit yang berminyak. Dengan beberapa faktor dari makanan yang anda konsumsi atau kondisi wajah anda yang sedang mengalami pubertas. Dengan banyaknya kadar minyak pada wajah tentunya membuat anda kurang percaya diri. selain itu, beragam masalah lainnya yang anda alami seperti jerawat, flek hitam, yang membuat anda kurang percaya diri. tidak jarang banyak dari Anda yang menggunakan cara yang kurang baik seperti menggunakan pembersih wajah yang berbahan kimia. Tapi, ada baiknya Anda bisa menggunakan bahan yang alami untuk membantu Anda mengatasi masalah wajah berminyak.

Di bawah ini beberapa cara mengatasi wajah berminyak yang bisa Anda gunakan dengan baik untuk wajah anda, diantarnya:

Minyak zaitun

Bukan rahasia lagi jika minyak zaitun adalah cara alami yang bisa anda gunakan untuk mengurangi wajah yang berminyak dan masalah lainnya di wajah. Kandungan yang ada di zaitun membantu anda mengatasi setiap masalah pada wajah Anda. Cara pengunaannya, cukup dengan mengoleskan setiap malam selama 20 menit yang membantu kulit menyerap minyak zaitun dengan baik.

Mentimun

Mentimun memiliki kandungan yang baik untuk kulit. Mentimun juga bisa membantu meremajakan kulit lebih baik dan efektif. Cukup dengan bersihkan mentimun, lalu iris mentimun dan tempelkan ke area wajah anda dengan baik. Biarkan 10 menit hingga mentimun agak kering dan biarkan kandungan di mentimun meresap pada wajah anda dengan baik.

Susu dan yoghurt

Kedua bahan ini sangat baik untuk membantu anda yang ingin mendapatkan kulit wajah yang kencang dan bersih. Selain itu, bisa membantu anda dengan baik dalam mengurangi kadar minyak pada wajah anda. Susu dan yogurt memiliki kandungan yang bisa menghilangkan setiap masalah pada wajah Anda. pastikan dengan rutin Anda menggunakan susu ataupun yoghurt pada wajah anda dengan mengoleskan merata, biarkan 20 menit dan bilas dengan air.

Ekstrak bambu

Bambu memiliki kandungan karbon aktif yang baik untuk menyerap minyak pada kulit anda. dengan menggunakan pembersih wajah berminyak dengan kandungan ekstrak bambu membantu anda dengan sangat baik dalam menyerap minyak wajah anda.

Itulah beberapa cara mengatasi wajah berminyak yang bisa membantu anda dengan baik. selain itu, cara- cara tersebut dapat anda coba sendiri di rumah. Kini anda bisa memiliki kulit yang mulus, putih dan bebas minyak.

Semoga artikel tentang cara mengatasi wajah berminyak ini bermanfaat

 

ZOOM UNIK::UNIK DAN UNIK Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger