Banyak orang mulai menganggap investasi sebagai kebutuhan demi  mengamankan tingkat kesejahteraan di masa depan. Atau, bisa juga untuk  menggandakan dana lebih. Namun tak sedikit yang bingung, dari mana harus  memulai.
Secara umum, orang berinvestasi untuk melindungi  kekayaan (aset) terhadap pengaruh inflasi atau demi mendapatkan  keuntungan lebih besar di masa akan datang. Prinsipnya, mengamankan  tingkat kehidupan. 
Selain itu, ada juga orang berinvestasi  sebagai tindakan antisipasi atas ketidakpastian pendapatan. Mungkin juga  untuk memenuhi kebutuhan masa depan saat pensiun, serta rencana-rencana  lainnya seperti pendidikan.
Setelah mengetahui alasan perlunya  investasi, lantas bagaimana langkah-langkah memulainya? Sebaiknya jangan  coba-coba menanam dana atau berinvestasi pada instrumen yang tidak  dikenal.
Berikut ini adalah lima langkah yang bisa dijadikan  persiapan sebelum memulai investasi agar rasa percaya meningkat dan  berani memulai.Pertama, buatlah gambaran lengkap mengenai  kondisi diri kita saat ini, yang meliputi: usia dan rencana pensiun,  jumlah seluruh dana dan pendapatan tetap (diterima secara rutin tiap  bulan), serta berapa pengeluaran tetap. Ini penting untuk mengetahui  seberapa besar kemampuan atau keharusan kita menyisihkan jatah untuk  investasi.
Kedua, di saat mengukur kemampuan, jangan lupa  menyisihkan dana darurat. Tidaklah arif seandainya dana ini dimasukkan  dalam skema investasi. Namanya darurat, harus bisa digunakan kapan saja,  entah untuk kebutuhan rumah sakit atau lainnya. Jika masuk skema  investasi, pencairan di muka bisa kena penalti.
Ketiga, siapkan  target yang ingin dicapai. Untuk kebutuhan apa dana yang diinvestasikan?  Keperluan demi pensiun tentu berbeda dengan pendidikan. Begitupun,  berbeda dengan sekadar ingin mendapatkan keuntungan. Jangan sampai salah  target, sebab bisa-bisa salah strategi. Persiapan ini sangat menentukan  besaran yang harus ditanam maupun target imbalan yang ingin dicapai.
Keempat,  menyiapkan jangka waktu investasi atau kapan dana perlu dicairkan.  Tahapan ini sebagai tindak lanjut dari sebelumnya, yaitu target yang  ingin dicapai. Bukan hanya tahun, bulan pun perlu diperhitungkan. Jangan  sampai misalnya, dana hasil investasi diperlukan untuk membayar sekolah  pada Mei tahun tertentu malah jatuh tempo Juni atau Juli. Itu berarti,  Anda terpaksa berutang dulu sambil menunggu dana cair.
Kelima,  tentukan instrumen investasi. Memilih jenis instrumen sebaiknya ikut  memperhitungkan tingkat fluktuasi. Misalnya, antara saham yang memiliki  tingkat fluktuasi tinggi, bisa diimbangi dengan emas yang relatif lebih  stabil. Tidak arif dalam berinvestasi bukan sekadar menempatkan pada  instrumen yang sama semua, melainkan juga, pada instrumen berkarakter  mirip. Seperti investasi emas dan properti, berkarakter mirip lantaran  perilakunya untuk jangka panjang.
Kelima langkah awal ini  merupakan tahapan yang didasarkan pada kebutuhan secara subjektif dan  menjadi acuan dalam membantu menentukan pilihan. Walaupun sebenarnya,  masih ada faktor dari luar yang juga perlu diperhatikan agar tujuan  investasi lebih mudah tercapai.
Salah satu faktor luar misalnya  inflasi, yang perlu diperhitungkan lantaran bakal mengurangi nilai  kekayaan di masa mendatang. Atau, nilai tukar maupun suku bunga, serta  informasi pendukung lainnya yang berpotensi mempengaruhi investasi. 
Sebagai  contoh, ketika sedang terjadi gejolak di Eropa, para investor besar  menarik investasi di pasar modal kawasan itu, atau perusahaan-perusahaan  dari Eropa. Mereka langsung mengamankan dana. Terutama pada instrumen  dengan mata uang dolar.
Informasi ini penting, sehingga tidak  sekadar manut pada manajer investasi yang mengelola dana kita. Kalau  semua manajer investasi selalu benar, mungkin Lehman Brothers atau  perusahaan keuangan pengelola dana investasi tidak ada yang bangkrut.
Selain  mengikuti perkembangan investasi, jangan sungkan mempelajari  pengetahuan dasar mengenai instrumen yang dibeli. Baik sebatas  pengetahuan, atau mungkin malah bisa jadi alasan menentukan strategi.  Sebab penting juga, seperti contoh para investor besar itu, untuk tahu  kapan harus memindahkan atau mengubah instrumen investasi.
Satu-satunya  yang tidak perlu diubah adalah investasi pendapatan tetap, yaitu  deposito. Setiap tahun suku bunganya tetap, tapi inflasi yang  menggerogotinya bisa bertambah. Akhirnya, nilai bersihnya pun bisa  berubah pula.
Jangan khawatir untuk memulai, dan jangan memulai jika masih ragu.  
Herry Gunawan adalah mantan wartawan dan konsultan, kini sebagai penulis dan pendiri situs inspiratif: http://plasadana.com