Warung Bebas

Rabu, 19 Desember 2012

Belajar Bahasa Inggris Online dengan GoEnglish

Limit Komputer | Internet sudah banyak menyediakan sarana-sarana edukasi yang sangat berguna untuk menambah wawasan atau bahkan menambah ilmu dengan cara yang menyenangkan. dengan metode belajar melalui internet tentu akan memberikan sebuah gairah belajar yang tinggi dan menjadi efektif, terutama bagi anda yang ingin menambah ilmu dengan cara yang berbeda serta menyenangkan.

Salah satunya situs GoEnglish yang menyediakan sarana belajar bahasa inggris dengan cara yang menyenangkan serta berbeda. 



Di situs ini kalian akan menemukan pelajaran-pelajaran yang berwawasan serta mudah untuk di pahami. selain itu GoEnglish juga mempunyai materi belajar bagaimana cara orang amerika berbicara setiap harinya. 


Untuk hal mata pelajaran, GoEnglish menyedikan sampai 23 mata pelajaran serta menyediakan pelajaran sesuai tingkatan masing-masing (pemula, menengah, tingkat lanjut).

Kalau berminat untuk belajar di GoEnglish ? dapat mengikut tautang berikut ini :

http://indonesian.goenglish.me/

The Potato Diet

In 2010, I wrote a series of blog posts on the health properties of potatoes (1, 2, 3).  The evidence showed that potatoes are non-toxic, filling per calorie, remarkably nutritious, and can be eaten as almost the sole source of nutrition for extended periods of time (though I'm not recommending this).  Traditional South American cultures such as the Quechua and Aymara have eaten potatoes as the major source of calories for generations without any apparent ill effects (3).  This is particularly interesting since potatoes are one of the highest glycemic and most insulin-stimulating foods known.

Read more »

Cara Mengajari Anak Kreatif



Jika dibiarkan sendiri, anak-anak sangat kreatif bahkan seringkali lebih kreatif daripada kita. Namun, tanpa disadari kita sering menciptakan lingkungan yang membuat anak-anak tidak kreatif. Misalnya anak-anak lebih banyak menonton tivi atau bermain permainan komputer.
Anak-anak membutuhkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi mereka juga perlu belajar bagaimana untuk berpikir kreatif yaitu menciptakan ide-ide baru dari awal. Kreatifitas adalah keterampilan hidup yang penting.
Jika para guru di sekolah tidak mengajarkan anak-anak berkreatifitas Anda bisa melakukannya di rumah. Jadi mematikan TV, matikan permainan komputer dan ajak anak Anda untuk melakukan permainan yang memerlukan kreatifitas.
Cobalah lakukan kegiatan ini:
1. Melakukan kegiatan diluar rumah. Dorong mereka untuk pergi ke luar dan bermain.
2. Membuat suatu seni kerajinan. Masukan kertas, memo, lem, pernak-pernik, spidol, krayon, karet gelang, klip kertas, kancing, benang, dan hal lain yang dapat Anda temukan di atas meja. Ajak anak-anak Anda untuk membuat sesuatu.
3. Bermain permainan hewan. Ajukan pertanyaan. Bagaimana hewan membantu mereka bertahan hidup? Minta mereka untuk menggambar binatang dengan kepala satu, tubuh besar dan ekor pendek. Nama apa yang akan mereka berikan kepada hewan ini? Apa yang akan dimakan hewan ini?Bagaimana dia bertahan hidup? Bagaimana bunyi suaranya? Dimana hewan ini akan hidup?
4. Bercerita. Anda mulai dengan dua kalimat pertama. "Disuatu desa ada seorang gadis kecil bernama Ratna yang mencintai anjing kecilnya bernama Siro pada suatu hari Siro mendadak. ..." Anak-anak menyambung dengan kalimat selanjutnya dan kalimat lain yang berhenti di tengah. Anda mendapatkan giliran yang lain. Mereka juga akan mendapatkan giliran lagi. Beri waktu untuk permainan ini. Masing-masing mendapat satu atau dua menit dan ketika bel berbunyi giliran pemain berikutnya yang akan bercerita..
5. Membuat hal-hal dari kayu. Anak-anak suka membuat hal-hal dari kayu. Bantu mereka membuat rumah burung. Gunakan rancangan dari buku atau dari internet. Buatlah sebuah kotak kecil dengan atap, lubang, dan tongkat untuk bertengger lalu menggantungnya di pohon dan sekarang anak-anak bisa menonton burung dengan senang.
6. Bermain dengan boneka. Gunakan kertas untuk boneka jari. Buat sesuatu yang sederhana seperti wajah kecil pada selembar kertas, dipotong, dan ditempel di jari bisa menjadi boneka. Buat boneka seolah-olah bisa bicara dan bernyanyi. Selanjutnya Anda dapat beralih ke cerita wayang, mulailah dengan hanya dua karakter: satu anak dan satu dewasa, dua anak, dua hewan. Mereka akan mulai menambahkan karakter. 
 7. Percobaan dengan ilmu pengetahuan. Cari petunjuk dari internet atau buku cara membuat bel atau motor listrik dari sampah seperti kaleng, kawat, sekrup. Lalu buat sebuah perlombaan dan mereka mungkin akan terkejut melihat siapa yang menang.  Jika mereka mencari tahu mengapa mereka bisa kalah dan dimana letak masalahnya, suatu hari nanti mereka akan mempelajarinya dalam pelajaran fisika.
Jika Anda tidak mempunyai ide sendiri, Anda bisa mencari ide dari buku, perpustakaan atau dari internet untuk mendapat ide-ide agar anak Anda bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang membutuhkan kreatifitas mereka.

Amgen Settles, Pleads Guilty to Misbranding Aranesp

Now it's Amgen's turn to settle and plead.  Per the New York Times,

The biotechnology giant Amgen marketed its anemia drug Aranesp for unapproved uses even after the Food and Drug Administration explicitly ruled them out, federal prosecutors said on Tuesday.

 The federal charges were made public as Amgen pleaded guilty to illegally marketing the drug and agreed to pay $762 million in criminal penalties and settlements of whistle-blower lawsuits.

Amgen was 'pursuing profits at the risk of patient safety' Marshall L. Miller, acting United States attorney in Brooklyn, said in a telephone news briefing on Tuesday.

David J. Scott, Amgen’s general counsel, entered the guilty plea at the United States District Court in Brooklyn to a single misdemeanor count of misbranding the drug, Aranesp, meaning selling it for uses not approved by the F.D.A.

Amgen agreed to pay $136 million in criminal fines and forfeit $14 million, with about $612 million going to settle civil litigation. 

The article noted the key charge against Amgen,

 In court on Tuesday, prosecutors charged that Amgen had promoted the use of Aranesp to treat anemia in cancer patients who were not undergoing chemotherapy, even though the drug’s approval was only for patients receiving chemotherapy.

A subsequent study sponsored by Amgen showed that use of Aranesp by those nonchemotherapy cancer patients had actually increased the risk of death, and the off-label use diminished. 

Also,

 The federal charges also say Amgen promoted using larger but less frequent injection of Aranesp than stated in the label as a way of making the drug more attractive to doctors and patients than Procrit, a rival anemia drug from Johnson & Johnson. 

As is typical of such cases, the prosecutors could not figure out how to charge any individuals who might have authorized, directed, or implemented the bad behavior,

 Mr. Miller said that the evidence in the Amgen case was not sufficient to charge individuals. However, he said, Amgen agreed to sign a corporate integrity agreement that requires executives and board members to personally certify compliance with regulations. That would make it easier to prosecute individuals should violations occur again, he said. 

The Charges in Context

In some reports of the settlement, the issue appeared to be money.  For example, Pharmalot reported that after a whistle-blower filed suit against Amgen, "a subsequent investigation by the Justice Department found that these practices induced physicians to use Amgen medications unnecessarily when lower cost alternatives were available."

However, Amgen's practices could have had much worse effects than just removing money from the US Treasury.

Consider the context.  Only a few of the not very numerous articles in the media on this case noted that the key complaint was that Amgen was pushing use of Aranesp for patients with cancer, specifically those not receiving chemotherapy.   (Reuters made this explicit, for example, but not so the Los Angeles Times, or Bloomberg's initial coverage.)

 In fact, there has been concern about the adverse effects of Aranesp for patients with cancer for a while.  In 2007, Khuri noted in a commentary in the New England Journal of Medicine(1) that "concern about a detrimental effect of ESAs [erythropoiesis stimulating agents, a class of drugs of which Aranesp is a prominent member] in patients with cancer arose" after results of a small clinical trial of epoetin beta in patients with oral, pharyngeal or laryngeal cancer receiving radiation therapy showed worse survival in patients receiving that drug.  Subsequently, in 2008, a meta-analysis of multiple randomized clinical trials showed that patients with cancer receiving ESAs, including Aranesp, had an increased risk of venous thromboembolism (drug clots) and death.(2)  In 2009,  another meta-analysis showed that ESAs lead to decreased survival in patients with cancer.(3)

Recall, though, that Aranesp is meant to improve anemia.  It was not meant to cure cancer, or even put the disease into remission.  Its use therefore was mainly adjunctive.  Thus, it appears its benefits for cancer patients (improved anemia, and possibly decrease in such symptoms as fatigue) could not outweigh its harms (including hastening death).

So the issue was not merely that Amgen was promoting a drug in an instance in which its use had not been improved by the US Food and Drug Administration (FDA), or that such use of the drug was unnecessarily costly.  The issue was that Amgen was promoting a drug that had no proven benefits for the patients, but could hasten their death.  It appears that Amgen was pursuing profits at the expense of lives.

Summary

So it is particularly disturbing that no individual apparently will be held responsible for the promotion of Aranesp for patients for whom its use might prove fatal.  The assurance that the proposed corporate integrity agreement will prevent further abuse is notably hollow.  I can recall no recent case in which the government authorities have used such an agreement to pursue charges against individuals.  The likely deterrent effect of the monetary settlement will likely be minimal.  $762 million may look just like a cost of doing business when the drug in question was bringing in over $2 billion a year (per the Los Angeles Times). 

So the legal settlements march on and on.  The government continues to extract fines from health care organizations whose actions endanger not only the federal budget, but patients' well being and lives, without even trying to hold individuals responsible.  The impunity of health care corporate executives thus also continues.

As we have said far too many times, we will not deter unethical behavior by health care organizations until the people who authorize, direct or implement bad behavior fear some meaningfully negative consequences. Real health care reform needs to make health care leaders accountable, and especially accountable for the bad behavior that helped make them rich.

References

1.  Khuri FR. Weighing the hazards of erythropoiesis stimulation in patients with cancer.  N Engl J Med 2007; 356: 2445-2447.  Link here.
2.  Bennett CI, Silver SM, Djulbegovic B et al.  Venous thromboembolism and mortality associated with recombinant erythropoietin and darbepoetin administration for the treatment of cancer-associated anemia.  JAMA 2008; 299: 914-924.  Link here.
3.  Bohlius J, Schmidlin K, Brillant C et al.  Recombinant human eryhtropoiesis-stimulating agents and mortality in patients with cancer: a meta-analysis of randomised trials.  Lancet 2009; 373: 1532-1542.  Link here.
i'm officially signing off for Christmas break to go hang with the ones i love.  i hope y'all have a very merry christmas!!  
xo- Pink Wallpaper

Tips Memutihkan Kulit Secara Alami

Tips Memutihkan Kulit Secara Alami - Untuk anda yang ingin terlihat cantik putih dan bersih secara alami tanpa batnuan bahan bahan kimia yang tentunya akan merusak wajah anda, berikut ini kami berikan untuk anda tips memutihkan kulit secara alami yang semoga dapat memberikan manfaat untuk anda diantaranya :

Jeruk Nipis
Buah yang satu ini lebih dikenal sebagai penghilang bau amis, atau campuran penyedap makanan. Tapi sebenarnya air jeruk nipis ini juga banyak manfaatnya untuk kecantikan dan kesehatan. Air yang berasal dari daging buah ini dikenal sanggup membuat pori-pori mengecil dan menghilangkan kelebihan lemak pada jenis kulit berminyak.


Manfaat :
Untuk merapatkan pori-pori kulit. Ambil daging jeruk nipis, oleskan pada kulit wajah. Biasanya di sekitar hidung dan pipi yang pori-porinya terlihat besar. Untuk memutihkan dan menghaluskan kulit. Usapkan potongan jeruk nipis pada wajah dan kulit bagian tubuh lainnya.

Alpukat
Konon alpukat banyak sekali nianfaatnya terutama untuk kecantikan. Dengan ilmu pengetahuan, terbukti bahwa alpukat memang kaya vitamin, mineral dan minyak alami. Alpukat banyak mengandung vitamin A, C, dan E, zat besi, potasium, niasin, asam pantotenik serta protein yang tidak biasanya terdapat dalam buah. Semua zat ini berguna bagi keindahan dan kesehatan kulit.

Manfaat :
Sebagai pelembab. Ambil bagian dalam kulit alpukat, yang mengandung humektan, dan mampu menahan kelembaban kulit. Gosokkan secara lembut ke seputar wajah dan biarkan selama 15 menit. Setelah itu basuhlah wajah menggunakan air dingin. Lakukan malam hari sebelum Anda tidur karena malam hari adalah waktu yang tepat bagi kulit untuk bekerja. Wajah yang terjaga kelembabannya membuat make- up bertahan lama sesudahnya.

Penggunaan Masker dan Lulur
Penggunaan masker merupakan salah satu upaya untuk mempercantik diri dengan perawatan menggunakan beberapa jenis tumbuhan seperti halnya sayuran. Masker dapat menegangkan dan melicinkan kulit. Penggunaan produk tumbuhan termasuk dalam pembuatan masker. Kulit yang masih remaja boleh menggunakan masker dari sayuran seperti ketimun, tomat, bengkuang, kentang, wortel.

Masker Bengkuang : Dapat memutihkan dan menghilangkan tanda hitam dan pigmentasi di kulit.
Masker Kentang : Dapat melembutkan dan memutihkan kulit.
Masker Tomat : Dapat menghaluskan dan melicinkan kulit

Semoga dengan tips yang saya berikan dapat menjadikan kulit anda tampak lebih putih, sehat dan segar, cintalah tips tradisional dari sekarang demi hidup sehat di masa depan.

A Significant Additional Observation on the PA Patient Safety Authority Report "The Role of the Electronic Health Record in Patient Safety Events" -- Risk

At a Dec. 13, 2012 post "Pennsylvania Patient Safety Authority: The Role of the Electronic Health Record in Patient Safety Events" I alluded to risk in a comment in red italics:

... Reported events were categorized by their reporter-selected harm score (see Table 1). Of the 3,099 EHR-related events, 2,763 (89%) were reported as “event, no harm” (e.g., an error did occur but there was no adverse outcome for the patient) [a risk best avoided to start with, because luck runs out eventually - ed.], and 320 (10%) were reported as “unsafe conditions,” which did not result in a harmful event. 

The focus of the report is on how the "events" did not cause harm.  Thus the relatively mild caveat:

"Although the vast majority of EHR-related reports did not document actual harm to the patient, analysts believe that further study of EHR-related near misses and close calls is warranted as a proactive measure."

It occurs that if the title of the paper had been "The Role of the Electronic Health Record in Patient Safety Risk", the results might have been interpreted far differently:

In essence, from from June 2, 2004, through May 18, 2012 (the timeframe of the Pennsylvania Patient Safety Reporting System or PA-PSRS database), from a dataset highly limited in its comprehensiveness as written in the earlier post, there were approximately 3,000 "events" where an error did occur that potentially put patients at risk.

That view - risk - was not the focus of the study.  Should it have been?

These "events" really should be called "risk events."

It is likely the tally of risk events, if the database were more comprehensive (due to better recognition of HIT-related problems, better reporting, etc.) would be much higher.  So would the reports of "harm and death" events as well.

That patient harm did not occur from the majority of "risk events" was through human intervention, which is to say, luck, in large part

Luck runs out, eventually.

I have personally saved a relative several times from computer-related "risk events" that could have caused harm if I were not there personally, and with my own medical knowledge, to have intervened.  My presence was happenstance in several instances; in fact a traffic jam or phone call could have caused me to have not been present.

What's worse, the report notes:

Analysts noted that EHR-related reports are increasing over time, which was to be expected as adoption of EHRs is growing in the United States overall.

In other words, with the current national frenzy to implement healthcare information technology, these "risk events" - and "harm and death events" - counts will increase.  My concern is that they will increase significantly.

I note that health IT is likely the only mission-critical technology that receives special accommodation regarding risk events.  "If the events didn't cause harm, then they're not that important an issue" seems to be the national attitude overall.

Imagine aircraft whose avionics and controls periodically malfunction, freeze, provide wrong results, etc., but most are caught by hyper-vigilant pilots so planes don't go careening out of control and crash.  Imagine nuclear plants where the same occurs, but due to hypervigilance the operators prevent a nuclear meltdown.

Then, imagine reports of these "risk events" - based on fragmentary reporting of pilots and nuclear plant operators reluctant to do so for fear of job retaliation - where the fact of their occurrence takes a back seat to the issue that the planes did not crash, or Three Mile Island or Chernobyl did not reoccur.

That, in fact, seems to be the culture of health IT.

I submit that the major focus that needs addressing in health IT is risk - not just confirmed body counts.

-- SS

Patenting Pharmaceutical Protocols and Dietary Interventions?

Around a month ago, I was alerted to Jeff Volek's involvement with a company called UCAN that markets sports drinks containing SuperStarch.    I blogged on this here.  The SS is touted as being made by a "patent pending" heat/moisture process.  So a little digging was done by Lerner and then I followed the trail, and lo and behold, Volek himself is not on the patent app for SS -- that is the Scottish company that developed it.  No, Volek's patent is (links in comments on that post):  
 "The present invention is directed to a method of controlling serum insulin levels in an individual, the method comprising the step of administering to the individual a food composition comprising heat and moisture treated starch (HMT starch)."
Now I questioned this in the comments.  What would the meaning be of such a permit?  Nobody else could administer UCAN to fat-adapted ultra-marathon runners?  It makes no sense.
Read more »

11 Makanan Indonesia Yang Paling Disukai di Luar Negeri

You'll Never Walk Alone - Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keanekaragaman kuliner. Makanan makanan indonesia di kenal memiliki rasa yang sangat enak sebut saja sate , soto, nasi goreng, dan lain lain ternyata ke enakan makanan indonesia ini bukan cuman di nikmati oleh orang indonesia aja lho ternyata orang luar negri juga banyak yang menyukai makanan asal indonesia nah kamu mau tahu makanan apa aja yang paling di gemari orang luar negeri? Simak 11 Makanan Indonesia Yang Paling Disukai di Luar Negeri berikut ini.

1. Rendang:

Indonesia patut berbangga dengan makanan yang satu ini karena, selain memiiki rasa yang enak, Rendang juga merupakan makanan terlezat NOMOR 1 DI DUNIA versi CNN.

2. nasi goreng: 
Nasi goreng, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain dapat memiliki variasi tersendiri tergantung dari daerah asal dan bumbu atau bahan yang digunakan. Variasi ini biasanya dipengaruhi oleh bahan makanan yang biasa digunakan masyarakat setempat dan pengaruh ramuan bumbu dari negara tetangga, ataupun pengaruh budaya etnik asing bawaan yg datang ke negara tersebut

3. Nasi Kuning: 
Nasi kuning adalah makanan khas Indonesia. Makanan ini terbuat dari beras yang dimasak bersama dengan kunyit serta santan dan rempah-rempah. Dengan ditambahkannya bumbu-bumbu dan santan, nasi kuning memiliki rasa yang lebih gurih daripada nasi putih. Nasi kuning adalah salah satu variasi dari nasi putih yang sering digunakan sebagai tumpeng. Nasi kuning biasa disajikan dengan bermacam lauk-pauk khas Indonesia. Dalam tradisi Indonesia warna nasi kuning melambangkan gunung emas yang bermakna kekayaan, kemakmuran serta moral yang luhur. Oleh sebab itu nasi kuning sering disajikan pada peristiwa syukuran dan peristiwa-peristiwa gembira seperti kelahiran, pernikahan dan tunangan. Dalam tradisi Bali, warna kuning adalah salah satu dari empat warna keramat yang ada, disamping putih, merah dan hitam. Nasi kuning oleh karena itu sering dijadikan sajian pada upacara kuningan

4. Pecel Lele:
Pecel lele (atau Pecek lele) di Indonesia adalah nama sebuah makanan yang terbuat dari ikan lele. Biasanya yang dimaksud adalah ikan lele yang digoreng kering dengan minyak dan lalu disajikan dengan sambal lalapan. Lalapan biasa terdiri dari kemangi, kubis, ketimun, kacang panjang dan sambal

5. Gudeg:
Gudeg (bahasa Jawa gudheg) adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat masakan ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek

6. Ketoprak:
Ketoprak adalah salah satu jenis makanan khas Indonesia dengan menggunakan ketupat yang mudah dijumpai. Biasanya ketupat dijajakan menggunakan kereta dorong di jalan-jalan atau di kaki lima. Komponen utamanya adalah tahu, bihun, ketimun, tauge dan bisa juga pakai telur rebus yang dilengkapi dengan saus kacang, kecap, dan taburan bawang merah goreng. Dapat pula dihidangkan dengan tambahan kerupuk atau emping melinjo. Beberapa versi ada pula yang menyertakan tempe sebagai komponennya

7. Siomay:
Dalam masakan Indonesia terdapat berbagai jenis variasi siomai berdasarkan daging untuk isi, mulai dari siomai ikan tenggiri, ayam, udang, kepiting, atau campuran daging ayam dan udang. Bahan untuk isi dicampur dengan sagu atau tapioka. Siomai juga tidak lagi dibungkus dengan kulit dari tepung terigu. Telur ayam dan sayuran seperti kentang, peria, dan kubis dengan isi atau tanpa isi juga dihidangkan di dalam satu piring bersama-sama siomai. Tahu bakso (tahu isi) juga termasuk ke dalam jenis siomai. Siomai (siomai bandung) dihidangkan setelah disiram saus kacang yang dibuat dari kacang tanah yang dihaluskan dan diencerkan dengan air. Bumbu untuk saus kacang antara lain cabai, gula pasir, bawang putih, garam dapur, dan cuka atau jeruk limau. Sewaktu disajikan, siomai bisa diberi tambahan kecap manis, sambal botol, atau saus tomat

8. Bakso: 
Bakso atau baso adalah jenis bola daging yang paling lazim dalam masakan Indonesia. Bakso umumnya dibuat dari campuran daging sapi giling dan tepung tapioka, akan tetapi ada juga baso yang terbuat dari daging ayam, ikan, atau udang. Dalam penyajiannya, bakso umumnya disajikan panas-panas dengan kuah kaldu sapi bening, dicampur mi, bihun, taoge, tahu, terkadang telur, ditaburi bawang goreng dan seledri. Bakso sangat populer dan dapat ditemukan di seluruh Indonesia; dari gerobak pedagang kaki lima hingga restoran. Berbagai jenis bakso sekarang banyak di tawarkan dalam bentuk makanan beku yang dijual di pasar swalayan dan mall-mall. Irisan bakso dapat juga dijadikan pelengkap jenis makanan lain seperti mi goreng, nasi goreng, atau cap cai

9. Sate:
Sate atau kadangkala ditulis satay atau satai adalah makanan yang terbuat dari potongan daging (ayam, kambing, domba, sapi, babi, ikan, dan lain-lain) yang dipotong kecil-kecil,dan ditusuki dengan tusukan sate yang biasanya dibuat dari bambu, kemudian dibakar menggunakan bara arang kayu. Sate kemudian disajikan dengan berbagai macam bumbu (bergantung pada variasi resep sate)

10.Gado-gado:
Gado-gado adalah salah satu makanan yang berasal dari Indonesia yang berupa sayur-sayuran yang direbus dan dicampur jadi satu, dengan bumbu atau saus dari kacang tanah yang dihaluskan disertai irisan telur dan di atasnya ditaburkan bawang goreng. Sedikit emping goreng atau kerupuk (ada juga yang memakai kerupuk udang) juga ditambahkan. Gado-gado dapat dimakan begitu saja seperti salad dengan bumbu/saus kacang, tapi juga dapat dimakan beserta nasi putih atau kadang-kadang juga disajikan dengan lontong.

11. Soto Betawi:
Soto Betawi merupakan soto yang populer di daerah Jakarta. Seperti halnya soto Madura dan soto sulung, soto Betawi juga menggunakan jerohan. Selain jerohan, seringkali organ-organ lain juga disertakan, seperti mata, torpedo, dan juga hati



Terima kasih sudah membaca artikel tentang "11 Makanan Indonesia Yang Paling Disukai di Luar Negeri". Mohon maaf bila banyak terdapat kekurangan. Semoga bermanfaat.


 

ZOOM UNIK::UNIK DAN UNIK Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger