24 Maret 2005 10:01:33
Tanaman tradisional meniran (Phyllanthus nururi) ternyata bisa dipakai mengobati penyakit tuberkulosis (Tb), bahkan bisa dikembangkan menjadi pengobatan terkini dalam pemberantasan Tb.
Khasiat meniran tersebut sudah diuji lewat sebuah studi yang dilakukan dr Zulkifli Amin. Penelitian itu pula yang membawanya meraih gelar doktor dalam ilmu penyakit dalam di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, beberapa waktu lalu.
Dalam disertasinya berjudul Peran Penambahan Imunomodulator Ekstrak Phyllanthus pada OAT (obat anti-tuberkulosis) Standar Terhadap Konversi BTA (basil tahan asam) Tuberkulosis Paru Pasca Primer, Zulkifli mengatakan, penambahan ekstrak meniran pada obat anti-Tb untuk pasien tuberkulosis paru pascaprimer dapat mendorong terjadinya perubahan pada BTA tiga kali lebih besar.
''Campuran obat anti-Tb dan ekstrak meniran itu aman dikonsumsi,'' kata Zulkifli di hadapan tim penguji yang dipimpin Prof dr Agus Firmansyah, Guru Besar Tetap Ilmu Kesehatan Anak dengan tujuh anggota lainnya.
Didampingi promotornya, Prof dr A Dinajani Mahdi dan ko-promotor Prof dr RHH Nelwan serta dr Armen Muchtar SpFK, Zulkifli mengatakan, ekstrak meniran --atau di Sumatra disebut tanaman si dukung anak-- selama ini dikenal sebagai obat infeksi virus hepatitis B dan woodchuck hepatitis virus.
''Ekstrak meniran ini bersifat imunostimulan. Berdasarkan penelitian pemberian ekstrak ini secara oral dapat mempengaruhi fungsi dan aktivitas komponen sistem imun, di antaranya dalam produksi IFN-y (Interferon-gamma) dan TNF alpha (Tumor necrosis factor-alfa),'' jelas konsultan paru di RSUPN Cipto Mangunkusumo ini.
Peran sitokin (zat kimia yang dapat membunuh sel) IFN-y dan TNF-alpha, lanjutnya, telah dibuktikan para peneliti berefek langsung terhadap penyembuhan pasien Tb paru. Para dokter pun tahu bahwa IFN-y dan TNF-alpha bermanifestasi terhadap konversi BTA di dalam sputum (dahak).
Zulkifli menjelaskan, obat-obat anti-Tb saja tidak dapat mengeradikasi kuman mikrobakterium tanpa bantuan sistem imun yang efektif. Infeksi Tb pun memperlihatkan perjalanan penyakit, gejala klinik dan dampak yang berbeda-beda pada masing-masing penderita.
''Keadaan ini dikarenakan adanya perbedaan respons imun pejamu (host) dan perbedaan virulensi kuman. Mekanisme virulensi kuman bisa tetap bertahan di dalam tubuh meskipun diobati karena basil bakteri Tb mampu mempertahankan diri terhadap mekanisme respons imun.''
lebih lanjut, Ketua Divisi Pulmonologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo ini memaparkan, dari tahun ke tahun para dokter telah mencoba memberikan obat terkini sebagai imunomodulator untuk membunuh basil Tb agar hasilnya maksimal. Banyak pula dikembangkan imunomodulator dari bahan alami atau tumbuh-tumbuhan.
''Tujuan pemberian imunomodulator untuk meningkatkan fungsi dan aktivitas komponen sistem imun penderita terutama ke arah penyembuhan. Jadi sebaiknya untuk hasil maksimal pengobatan Tb diberikan dalam dua aspek.''
Pertama, lanjutnya, aspek kemoterapi dengan obat-obat standar yang biasa digunakan. Sedangkan aspek imunoterapi menggunakan obat-obatan imunostimulan untuk mencapai efektivitas pengobatan yang optimal. Penelitian dilakukan sejak 2001-2004 terhadap pasien-pasien Tb berusia 15-55 tahun dan belum pernah berobat sama sekali.
Dari hasil penelitian Zulkifli, para pasien Tb paru diberi kapsul meniran dan obat anti-Tb secara bersamaan. Dalam waktu dua bulan pemberian obat kombinasi ini mampu memperbaiki respons imun seluler, juga adanya perbaikan konversi BTA dan indikator lainnya pada penderita Tb paru.
Sedangkan efek samping dari EPN dibandingkan OAT tidak berbeda secara signifikan. ''Dengan kata lain pemberian EPN dikombinasikan dengan OAT standar cukup aman. Dan pengobatan ini dalam jangka panjang bisa mencegah kekambuhan.''
Sumber : Media Indonesia
SehatHerbal menyediakan ektrak herbal Meniran dgn harga Rp.67.500/50 kapsul. Pemesanan dan info lebih lanjut : sehatherbal@yahoo.co.id atau 081310343598