Sebuah penantian 
panjang bagi seluruh pencinta sepakbola tanah air setelah secara 
dramatis Indonesia menang 7-6 lewat drama adu penalty atas Vietnam di 
partai final Piala AFF U-19, gelar juara ini sekaligus menjadi sejarah 
bagi Indonesia diajang Piala AFF.
Adalah Ilham Udin 
Armaiyn, pemain yang bernomor punggung 20 menjadi penentu kemenangan 
Indonesia setelah penendang ke sembilan Vietnam bernomor punggung 15 
berhasil digagalkan kiper muda penuh bakat Indonesia, Ravi Murdianto.
Jalannya pertandingan
Begitu peluit tanda 
dimulainya pertandingan babak pertama, Vietnam dengan percaya diri 
menekan Indonesia dan tidak memberi ruang gerak sedikitpun terhadap Evan
 Dimas dkk untuk mengembangkan permainan, tetapi walaupun bermainan 
dalam tekanan lawan, lewat serangan balik masih bisa membahayakan baris 
pertahanan Vietnam.
Pertandingan baru 
memasuki menit ke-8, salah satu pemain nomor 11 Vietnam sudah harus 
diganti karena berdarah setelah berbenturan dengan salah satu pemain 
bertahan Indonesia.
Pertandingan memasuki 
menit ke-20, pemain-pemain Indonesia masih belum keluar dari tekanan 
pasukan Vietkong, bahkan pada menit 28, penyerang Vietnam mendapat 
peluang emas mencetak gol, namun dengan cekatan, kiper Ravi Murdianto 
mementahkan peluang gol Vietnam.
Begitu kuatnya barisan
 tengah Vietnam dalam menjaga daerah vital tersebut membuat pemain 
Indonesia Hargianto harus rela menerima kartu kuning dari wasit.
Indonesia bukannya 
tidak ada peluang membahayakan gawang Vietnam, tepatnya pada menit ke-35
 sang kapten Indonesia U-19 mendapat peluang. Sayangnya tendangannya 
masih melambung di atas mistar gawang Vietnam. Semenit kemudian, giliran
 Vietnam yang lagi-lagi mendapat peluang emas untuk unggul, dan 
lagi-lagi Ravi Mudianto menyelamatkan gawang Indonesia.
Pada menit ke-36, 
pelatih Indra Syafrie membuat keputusan penting dengan memasukkan 
Maldini untuk menggantikan Dinan Yahdian, pemain yang bernomor punggung 
sembilan ini pemainan tidak berkembang karena tidak bisa keluar dari 
kawalan bek kiri Vietnam yang memang terus menerus menjaga 
pergerakannya.
Sejak Maldini masuk, 
penyerangan dari sayap kanan Indonesia sedikit mulai ada perubahan, 
walaupun belum terlalu signifikan, namun hal tersebut menjadi modal 
untuk membangun kepercayaan diri pemain.
Memasuki menit-menit 
akhir waktu normal babak pertama, tepatnya dimenit ke-44, bek Vietnam 
mengalami cidera ringan, namun masih bisa melanjutkan pertandingan
Wasit dalam 
pertandingan kali ini, hanya menambah satu menit tambahan. Tak lama 
kemudian peluit panjang ditiup  wasit tanda berakhirnya babak pertama 
dengan skor masih imbang tanpa gol.
***
Babak kedua baru 
berjalan tak kurang dari 3 menit, pemain Indonesia bernomor 20, Ilham 
Udin mendapat peluang, sayangnya peluang dapat ditangkap kiper Vietnam.
Dalam rentang waktu 10
 menit, tepatnya antara menit 50 ke 60, tak kurang dua sampai tiga kali 
kiper Ravi Murdianto melakukan penyelamatan gemilang mementahkan peluang
 dari barisan penyerang Vietnam, salah satunya meninju tendangan bebas 
dari Chong Puang, karena pelanggaran yang dilakukan pemain Indonesia.
Pada menit ke-61, 
Indonesia melakukan pergantian pemain dengan menarik keluar Hargianto 
yang telah menerima kartu kuning dengan Hendra Sandi Gunawan.
Memasuki menit ke-65, 
penaku mencatat Indonesia telah melakukan 10 kali fouls berbading 4 oleh
 Vietnam, hal ini menunjukkan Indonesia masih dalam tekanan Vietnam.
Dimenit ke-69, pemain 
Vietnam yang bernomor punggung sembilan yang juga top skor sementara 
dengan 6 gol, terkapar karena berbenturan dengan bek Indonesia, dan 
harus keluar lapangan untuk mendapat perawatan.
Tiga menit kemudian, 
tepatnya dimenit 72, kapten Indonesia, Evan Dimas dilanggar pemain 
Vietnam yang berbuah tendangan bebas bagi timnas muda Indonesia, namun 
tendangan bebas yang dilakukan oleh Evan Dimas sendiri masih diatas 
mistar gawang Vietnam.
Sampai menit ke-75, 
Vietnam masih unggul dalam tendangan penjuru dengan melakukan 9 kali 
kesempatan berbandingn 4 dari Indonesia.
Pada menit ke-77, giliran Vietnam yang melakukan pergantian pemain, yakni pemain nomor punggung 10.
Memasuki menit-menit 
akhir babak kedua, Vietnam mendapat pelaung emas untuk menggagalkan 
ambisi Indonesia dalam merebut juara untuk pertama kalinya. Peluang 
Vietnam bermula dari kesalahan Evan Dimas yang justru memberikan bola 
kebelakang yang disambar penyerang Vietnam, beruntung tendangan dari 
pemain Vietnam masih bisa dihalau barisan pertahanan Indonesia.
Sampai pada menit 
ke-90 plus tamabahan waktu 4 menit yang diberikan wasit, masih belum 
terjadi gol baik dari Indonesia maupun Vietnam. Akhirnya pertandingan 
dilanjutkan lewat extra time 30 menit tambahan.
***
Pada pertandingan 
extra time ini, pertandingan final AFF U-19 antara Indonesia melawan 
Vietnam ini masih berlangsung menarik dan menegangkan, sepertinya kedua 
tim ingin menyudahi laga tanpa melalui tendangan adu penalty, Indonesia 
masih terus mengandalkan sayap lincah Ilham Udin dan Maldini dalam 
menggedor pertahanan lawan, sebaliknya Vietnam tetap dengan kecepatan 
dengan melalui garis tengah pertahanan Indonesia.
Pada menit ke-24 extra
 time, lewat penyerangan yang apik, hampir saja Vietnam menggetarkan 
gawang Indonesia, keberuntungan masih berpihak Indonesia setelah 
tendangan dalam kotak penalti Indonesia masih bisa dihalau bek Hansayamu
 Yama Pranata.
Sampai menit ke-30 
plus tambahan 2 menit extra time masih juga belum terjadi gol sama kuat 
nol nol. Akhirnya untuk mencari pemenang Piala AFF U-29 2013 ini, harus 
dilakukan melalui drama adu penalty.
Pemain Vietnam nomor 
2, Le Fan Song melakukan tendangan pertama, dan berhasil gol, kemudian 
giliran Indonesia melakukan tendangan pertama melalui Fatuchrohman juga 
gol.
Tendangan penalty 
kedua Vietnam gagal berbuah gol setelah dimentahkan Ravi Murdianto, dan 
penonton yang memadati stadion Gelora Sidoarjo bergemuruh. Sayang Evam 
Dimas yang mendapat kesempatan juga gagal, sampai disini skor masih sama
 kuat 1-1.
Secara sempurna, 
penendang ketiga Vietnam berhasil bebuah gol, dan Zulfiandi yang 
bernomor punggung 19, pemain asal Aceh yang mempunyai tendangan gledek 
justru gagal berbuah gol, dan Indonesia ketinggalan 2-3 dari Vietnam.
Penendang berikutnya 
keempat dari Vietnam memberi kesempatan Indonesia untuk meretas asa 
juara setalah tendangannya melambuang diatas gawang, Dimas Drajad yang 
diberi kepercayaan sebagai penendang ke empat Indonesia dengan dingin 
membawa Indonesia menyamakan kedudukan menjadi 4-4.
Penendang kelima 
Vietnam bernomor punggung 14 berbuah gol, tapi dengan dingin dan 
sempurna, Hendra Sandi Gunawan membalasnya untuk menyamakan skor.
Sampai penendang kelima ini skor masih sama kuat 3-3, maka dilakukan tedangan penalty tambahan dengan aturan selisih satu gol.
Penendang keenam 
Vietnam berhasil gol, Hansamu Yama Pratana sebagai algono keenam 
Indonesia juga berhasil menyamakan kedudukan 4-4.
Penendang ketujuh 
Vietnam dan Indonesia yang dialkukan oleh I Putu Gede juga berhasil 
berbuah gol, skor bertambah namun masih sama kuat 5-5.
Pada tendangan 
kedelapan ini, secara sempurna kiper andalan Indonesia, Ravi Murdianto 
mementahkan tendangan penalty dari Vietnam, seisi stadionpun bersorak, 
dan mulai terlihat kembang api menyala.
Apakah ini tanda-tanda pemain muda Indonesia umur 19 akan mencetak sejarah?
Dari tengah lapangan 
berjalan dengan tenang pemain dengan kulit gelap asal Ternate bernomor 
punggung 20, tak lain dan tak bukan dia adalah Ilham Udin Armaiyn, salah
 satu pemain yang beroperasi disayap kiri Indonesia. Diletakkan bola 
tetap dititik putih penalty, dan benar saja, tendangan kaki kirinya 
berbuah emas bagi lndonesia.
Timnas U-19 Indonesia yang dilatih Indra Syafrie ini akhirnya menang melalui adu penalty  dengan skor  7-6 dari Vietnam.
Kemenangan ini menjadi
 sejarah bagi persepakbolaan Indonesia di Piala AFF, yang membuat 
sejarah bukan timnas senior, atau timnas U-23, juga bukan timnas U-16 
yang kemaren digagalkan Malaysia. Merekah adalah timnas U-19 yang 
dilatih Indra Syafrie.
Selamat untuk semua 
skuad Timnas Indonesia U-19 yang telah mencetak sejarah, skuad timnas 
ini pantas mendapatkan penghargaan tinggi dari seluruh rakyat Indonesia.
Untuk PSSI sebagai federasi sepakbola Indonesia, kedepannya harus lebih fokus memperhatikan pembinaan usia muda.