Warung Bebas

Jumat, 03 November 2006

Cepat Kaya VS Menjadi Kaya

Sudah beberapa e-mail yang berbau spam mampir ke e-mail saya, isinya tidak jauh dari ajakan bisnis yang bertuliskan Ingin cepat kaya? ayo masuk kesini bla.. bla.. bla…

Sampe bingung ngebacanya, maklum terlalu muluk-muluk. Apalagi kalo sudah bicara tinggal modal segini trus ongkang-ongkang kaki aja deh tunggu duit masuk ke rekening. Seandainya itu menjadi kenyataan pun belum tentu saya mau ikut. Karena apa? saya lebih suka menjadi kaya tapi stabil walaupun saya peroleh dengan waktu yang agak lama ketimbang cepat kaya terus besoknya miskin lagi.

Saya pernah membaca sebuah buku yang mengatakan bahwa kekayaan adalah output dari sebuah proses. Dalam mencapai output tersebut dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas, investasi, serta cash flow yang baik. Saya ambil contoh keseharian tentang para peserta magang ke Jepang. Karena bagi saya ini merupakan objek yang unik tentang topik Cepat Kaya VS Menjadi Kaya.

IMM Japan dan Disnakertrans RI berkerjasama dalam mengirimkan peserta magang ke Jepang dengan tes yang cukup berat. Pelamar program ini cukup banyak apa lagi bila diiming-imingi ¥ 80.000 perbulan (sekitar 6 juta). Wow.. kayak mimpi ya bisa punya gaji sebesar itu. Gaji segitu aja didapat pada tahun pertama sedangkan tahun kedua dan ketiga bisa mencapai ¥ 150.000 - ¥ 300.000 karena sudah ada lembur. Gimana tertarik mau jadi peserta magang ke Jepang kunjungi http://www.pemagangan.com . Lha kok malah ngelantur.. Oke kembali ke Topik. Nah bisa kita lihat mungkin ada seseorang peserta yang semula gajinya hanya Rp. 800.000,- menjadi ¥ 80.000 apakah itu mejadikan orang itu Cepat Kaya. Jawabannya belum tentu, sepintas memang terlihat bener-bener cepat kaya tapi dari apa yang saya lihat tidak seperti itu.

Dengan bertambahnya penghasilan maka kebanyakan pengeluarannya pun bertambah, bayangin aja ada rekan saya yang ngomong ke saya bahwa dia baru saja beli celana yang harganya 20.000 yen. Dan saat saya tanya tinggal berapa gajian bulan ini jawabnya nol. Yah itulah gambaran dari Cepat Kaya yang tidak dilandasi dengan Pengetahuan Finansial. Tak heran sudah lebih dari 20.000 peserta magang yang pulang dengan membawa ratusan juta rupiah namun hanya bisa bertahan selama 2-6 bulan saja. Pada akhirnya banyak dari mereka yang kembali menganggur karena memilih-milih pekerjaan, yah ada gengsi dikitlah dari yang gaji mentri masa kembali ke gaji kuli lagi. Adapula yang coba-coba bisnis tapi karena kurangnya pengetahuan ya.. bangkrut juga. Bisa dikatakan dari sejumlah peserta magang hanya sekitar 10 % yang bisa survive, dan 1% yang sukses.

Lalu apakah menjadi kaya itu?
Saya mengambil contoh dari perjuangan Robert T. Kiyosaki yang mulai belajar keuangan semenjak dari kecil. Mengalami kerugian kebangkrutan lalu pada akhirnya bangkit lagi dan bisa mencapai kebebasan Finansial di usianya yang ke 40an. Itu yang saya sebut sebuah proses. Banyak sekali cerita orang-orang sukses yang sangat memotifasi kalo sempat coba klik Link Entrepreneur University di samping kanan. Saya sangat suka dengan isi dari situs tersebut walaupun saya baru mengetahuinya bulan lalu.
So.. giliran Anda yang memilih ingin Cepat Kaya atau Mnjadi Kaya… atau Menjadi kaya dengan cepat….he.. he….

Tips :
Dalam masalah Rejeki ora usah ngoyo, inget Rejeki sudah ada qodarnya jika kita di qodar dalam hidup kita mendapat 1 Milyar. Maka sebelum kita meninggal kita mesti harus kudu menerima semua itu. Kita disini cuma bisa berusaha dan berdoa.

0 komentar em “Cepat Kaya VS Menjadi Kaya”

Posting Komentar

 

ZOOM UNIK::UNIK DAN UNIK Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger