Warung Bebas

Senin, 01 Oktober 2012

Kesederhanaan Tenzing Norgay, Sang Pemandu Penakluk Mount Everest

Sir Edmund Hillary disebut-sebut sebagai pendaki pertama yang mampu menjejakkan kakinya di Everest dibandingkan yang lainnya. Karena itu, ia diberikan gelar ‘Sir’ sebagai penghargaan atas upayanya dalam menaklukkan pegunungan di Himalaya tersebut. Namun, benarkah dia yang pertama kali menjejakkan kaki di puncak Everest?

Seperti diketahui, pada 29 Mei 1953, Edmund Hillary bersama Tenzing Norgay menjadi orang pertama yang menaklukkan Gunung Everest. Sebagai penghargaan atas kiprah mereka, nama keduanya diabadikan sebagai bandar udara (bandara) di Lukla, distrik Solukhumbu, Nepal, dengan nama Tenzing-Hillary Airport, pada Januari 2008.

Pertanyaannya, mungkinkan keduanya bersama-sama mencapai puncak tertinggi itu, atau salah satunya? Edmund atau Tenzing? Mungkin, tak terlalu penting bagi banyak orang siapa yang mau duluan dari mereka berdua. Toh, keduanya sudah tercatat sebagai pendaki pertama yang menaklukkan Everets. Disinilah, pentingnya mengungkapkan permasalahan yang sesungguhnya.

Tenzing Norgay adalah seorang yang sangat sederhana. Ia lahir di dekat pegunungan Himalaya itu tahun 1914. Tak diketahui secara persis waktu lahirnya. Namun, setelah berhasil menaklukkan Gunung Everest, Tenzing pun menambahkan tanggal ia berhasil mencapai puncak itu sebagai hari lahirnya, 29 Mei.
Sehari-harinya, Tenzing bekerja sebagai penggembala. Namun disela-sela kesibukannya, ia terkadang menyempatkan diri untuk bermain-main ke Everest. Karenanya, Tenzing mengetahui secara persis arah yang mudah untuk mendaki Gunung Everest. Dan ketika Edmund Hillary bermaksud mendaki Gunung Everest, maka orang yang pertama dimintai tolong adalah Tenzing Norgay. Ia menjadi pemandu (Sherpa) sekaligus teman bagi Edmund Hillary.
Sebagai pemandu, pastilah Tenzing yang berada di depan. Tujuannya, agar orang yang dipandu tidak salah arah. Apalagi, Edmund Hillary bukanlah penduduk asli Nepal. Edmund berasal dari Selandia Baru. Karena itulah, Edmund menunjuknya sebagai pemandu.
Disinilah kesederhanaan dan kerendahan hati Tenzing. Kendati berada di depan Edmund Hillary, namun dia tahu bahwa Edmund menginginkan dirinya untuk menjadi orang pertama di dunia yang menjadi penakluk gunung tertinggi sejagad itu. Maka, dengan kerendahan hatinya, ia mempersilahkan Edmund untuk mencapai terlebih dahulu.

Itulah yang diungkapkan Tenzing kepada wartawan yang mewawancarainya. Begitu turun dari puncak Everest, banyak wartawan mewawancarai Edmund, dan hanya satu wartawan yang bertanya padanya. Maka, ketika ia ditanya tentang hal itu, Tenzing pun menjelaskannya secara gamblang dan menunjukkan sikapnya sebagai seorang pemandu yang rendah hati.

“Sebagai pemandu (Sherpa), mestinya Anda yang lebih dulu menginjakkan kaki di puncak Everest,” tanya wartawan. Tenzing menjawab; “Betul, sebagai pemandu saya ada di depannya. Tapi, tinggal selangkah lagi mencapai puncak, saya mempersilahkan Edmund untuk mendahului saya.” Wartawan ini bertanya lagi; “Mengapa hal itu anda lakukan?” Tenzing menjawab; “Itu impian Edmund, bukan impian saya,” ujarnya merendah. Tenzing merasa lebih senang dapat membantu orang lain untuk mencapai cita-citanya.
Tenzing berasal dari keluarga petani di Khumbu, Nepal. Ayahnya bernama Ghang La Mingma (meninggal tahun 1949), dan ibunya Dokmo Kinzon. Tenzing merupakan anak ke-11 dari 13 bersaudara. Nama aslinya Namgyal Wangdi. Namun, atas nasihat seorang guru agama, namanya diganti menjadi Ngwang Tenzin Norbu. Namun, kemudian ia lebih dikenal dengan nama Tenzing Norgay, yang berarti pengikut agama yang beruntung.

0 komentar em “ Kesederhanaan Tenzing Norgay, Sang Pemandu Penakluk Mount Everest”

Posting Komentar

 

ZOOM UNIK::UNIK DAN UNIK Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger