Dataran Tinggi Dieng atau sering dikenal sebagai "Negeri Para Dewa" ini memang sangat menakjubkan, ia mendapat julukan tersebut karena dipercaya sebagai tempat bersemayam para dewa di pulau jawa. Nah, di tempat ini kita dapat mengunjungi banyaaaak sekali tempat wisata yang menakjubkan, mari kita tengok satu persatu...
1. Telaga Warna
http://wisata.kompasiana.com |
Telaga ini sebuah telaga yang sering memunculkan nuansa warna merah, hijau, biru, putih, dan lembayung. Apabila waktunya tepat, kita akan menemukan kombinasi warna yang menakjubkan di telaga ini.
2. Telaga Cebong
http://www.republika.co.id |
Telaga Cebong bisa dibilang sebagai telaga di atas awan. Bagaimana tidak, telaga ini berada di sebuah desa dengan ketinggian 2300 m dpl, tidak jauh dari Dataran Tinggi Dieng. Nama desa tersebut adalah Desa Sembungan, berada di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Desa Sembungan dikenal sebagai desa tertinggi di Pulau Jawa.
Sibanteng terletak di Desa Dieng Kulon. Kawah ini pernah meletus freatik pada bulan Januari 2009 (15/1), menyebabkan kawasan wisata Dieng harus ditutup beberapa hari untuk mengantisipasi terjadinya bencana keracunan gas. Letusan lumpurnya terdengar hingga 2 km, merusak hutan milik Perhutani di sekitarnya, dan menyebabkan longsor yang membendung Kali Putih, anak Sungai Serayu.
4. Telaga Pengilon
http://www.flickriver.com |
Telaga Pengilon, yang letaknya bersebelahan persis dengan Telaga Warna, uniknya warna air di telaga ini bening seperti tidak tercampur belerang. Keunikan lain adalah yang membatasi Telaga Warna dengan Telaga Pengilon hanyalah rerumputan yang terbentuk seperti rawa kecil.
5. Sumur Jalatunda
http://coretanpetualang.wordpress.com |
Sumur alam raksasa yang terbentuk akibat letusan dahsyat ribuan tahun silam yang meninggalkan Mitos di masyarakat sekitar tentang keberadaannya yang masih di selimuti oleh Cerita - cerita Misteri dari penduduk lokal . Sumur Jalatunda yang di ambil dari Cerita Pewayangan yang di sebut sebagai Bumi Sapta Pratala ( Bumi Lapis Tujuh ). Di mana dalam Tokoh Pewayangan seperti Nagagini, Antareja dan Antaboga Bersemayam di dalamnya . Sumur raksasa yang menakjubkan ini sangat indah dan mempesona tapi juga membuat merinding apabila menengok ke bawah karena kedalamanya yang sangat dalam.
6. Kawah Sikidang
http://rekwebtestwp.wordpress.com |
Sikidang adalah kawah di DTD yang paling populer dikunjungi wisatawan karena paling mudah dicapai. Kawah ini terkenal karena lubang keluarnya gas selalu berpindah-pindah di dalam suatu kawasan luas. Dari karakter inilah namanya berasal karena penduduk setempat melihatnya berpindah-pindah seperti kijang
7. Kawah Sileri
http://satu-coretan.blogspot.com |
Sileri adalah kawah yang paling aktif dan pernah meletus beberapa kali (berdasarkan catatan: tahun 1944, 1964, 1984, Juli 2003, dan September 2009). Pada aktivitas freatik terakhir (26 September 2009) muncul tiga celah kawah baru disertai dengan pancaran material setinggi 200 meter.
8. Tuk Bima Lukar
http://rekwebtestwp.wordpress.com |
Tuk Bima Lukar adalah mata air yang merupakan hulu Kali Serayu. Penduduk sekitari menghubungkan mata air ini dengan mitos mengenai Bima, ksatria Pandawa. Sebagain besar dari bangunan ini sudah berganti dengan tembok semen. Jejak kekunaan nampak dari dua jaladwara (pancuran air) yang masih berfungsi. Masyarakat menggunakan kekunaan ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari meskipun juga mengkeramatkan.
9. Kawah Sinila
Sinila terletak di antara Desa Batur, Desa Sumberejo, dan Desa Pekasiran, Kecamatan Batur. Kawah Sinila pernah meletus pada pagi hari tahun 1979, tepatnya 20 Februari 1979. Gempa yang ditimbulkan membuat warga berlarian ke luar rumah, namun mereka terperangkap gas racun yang keluar dari Kawah Timbang akibat terpicu letusan Sinila. Sejumlah warga (149 jiwa) dan ternak tewas keracunan gas karbondioksida yang terlepas dan menyebar ke wilayah pemukiman.
10. Puncak Sikunir
Menyaksikan matahari terbit dari ufuk timur bukanlah sesuatu hal yang luar biasa. Namun berbeda dengan pengalaman menanti bangunnya sang surya dari atas Gunung Sikunir. Momen menyaksikan terbitnya mentari dari Negeri Ajaib di Pulau Jawa ini bisa secara gratis kita dapatkan.
11. Puncak Pakuwaja
Gunung Pakuwaja merupakan salah satu rangkaian gunung kecil di datarang tinggi Dieng yang terletak sejajar dengan gunung Kendil, gunung Prambanan dan bukit Sikunir di sebelah selatan dengan ketinggian 2395 mdpl. Konon gunung ini merupakan “paku” nya Jawa. Di tengah gunung ini terdapat sebuah batu menjulang tinggi dari permukaan gunung. Orang Dieng mempercayai bahwa batu tersebut adalah “paku” nya Pulau Jawa. Di kanan kiri batu tersebut merupakan bekas telaga yang mengering, dan konon airnya berpindah mengalir ke bawah, yaitu ke telaga Cebong. Candi-candi di Dieng dibangun dengan menggunakan batuan Andesit yang berasal dari gunung ini.
12. Telaga Merdada
http://satu-coretan.blogspot.com |
Telaga Merdada, adalah merupakan yang terbesar di antara telaga yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Airnya yang tidak pernah surut dijadikan sebagai pengairan untuk ladang pertanian. Bahkan Telaga ini juga digunakan para pemancing untuk menyalurkan hobi atau juga wisatawan yang sekadar berkeliling dengan perahu kecil yang disewakan oleh penduduk setempat.
13. Candi Gatotkaca
Candi ini terletak di sebelah barat Kompleks Percandian Arjuna, di tepi jalan ke arah Candi Bima, di seberang Museum Dieng Kailasa. Nama Gatotkaca sendiri diberikan oleh penduduk dengan mengambil nama tokoh wayang dari cerita Mahabarata.
14. Museum Dieng Kaliasa
Museum Dieng Kailasa, menyimpan artefak dan memberikan informasi tentang alam (geologi, flora-fauna), masyarakat Dieng (keseharian, pertanian, kepercayaan, kesenian) serta warisan arkeologi dari Dieng. Memiliki teater untuk melihat film (saat ini tentang arkeologi Dieng), panggung terbuka di atas atap museum, serta restoran.
15. Candi Bima
Candi ini cukup unik dibanding dengan candi-candi lain, baik di Dieng maupun di Indonesia pada umumnya, karena kemiripan arsitekturnya dengan beberapa candi di India. Bagian atapnya mirip dengan shikara dan berbentuk seperti mangkuk yang ditangkupkan. Pada bagian atap terdapat relung dengan relief kepala yang disebut dengan kudu.
16. Kompleks Percandian Arjuna
Candi Arjuna merupakan salah satu bangunan candi di Kompleks Percandian Arjuna, Dieng. Di kompleks ini juga terdapat Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Candi Arjuna terletak paling utara dari deretan percandian di kompleks tersebut. Sementara itu, Candi Semar adalah candi perwara atau pelengkap dari Candi Arjuna. Kedua bangunan candi ini saling berhadapan. Seperti umumnya candi-candi di Dieng, masyarakat memberikan nama tokoh pewayangan Mahabarata sebagai nama candi.
17. Kawah Timbang
http://www.solopos.com |
Timbang adalah kawah yang terletak di dekat Sinila dan beraktivitas sedang. Meskipun kurang aktif, kawah ini merupakan sumber gas CO2 berkonsentrasi tinggi yang memakan ratusan korban pada tahun 1979. Kawah ini terakhir tercatat mengalami kenaikan aktivitas pada bulan Mei 2011 dengan menyemburkan asap putih setinggi 20 meter, mengeluarkan CO2 dalam konsentrasi melebihi ambang aman dan memunculkan gempa vulkanik. Pada tanggal 31 Mei 2011 pagi, kawah ini kembali melepaskan gas CO2 hingga mencapai 1% v/v (100.000 ppm) disertai dengan gempa tremor. Akibatnya semua aktivitas dalam radius 1 km dilarang dan warga Dusun Simbar dan Dusun Serang diungsikan
18. Gua Semar
Gua ini terletak di tepi Telaga warna dan Telaga Pengilon. Gua Semar memiliki panjang kira – kira 4 meter dengan dinding batu dan biasa digunakan untuk meditasi. Disamping itu juga terdapat sumber air kesucian yang disebut “Tirta Prawitasari”.
19. Air Terjun Sikarim
http://wonosobokieta.blogspot.com |
Memiliki ketinggian 80 meter dengan latar belakang bukit yang menjulang dan banyak ditumbuhi perdu dan tanaman langka. Air Terjun ini terletak di desa Mlandi Kecamatan Garung 20 km sebelah utara kota Wonosobo.
20. Kawah Candradimuka
http://www.panoramio.com |
Kawah Candradimuka terletak di atas bukit dikelilingi pemandangan lembah alami yang eksotis khas Dataran Tinggi Dieng, sekitar 6 Kilometer dari kawasan Wisata utama Komplek Candi Arjuna, tepatnya di desa Pekasiran Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara. Kawah ini termasuk kawah aktif, dari dalam kawah masih sering muncul semburan gas namun Tidak berbahaya. Kondisi kawah yang cukup Luas memudahkan pengunjung untuk melihat pemandangan Kawah Candradimuka beserta aktivitasnya dari berbagai sudut pandang dan jarak relatif dekat.
Sudah bisa dibayangkan betapa Indahnya Negeri Para Dewa ini?