Sultan Brunei, Sultan Haji Hassanal Bolkiah, salah satu orang terkaya di dunia, menikahkan putrinya dengan Pengiran Haji Muhammad Ruzaini pada Jumat 21 September 2012, dalam sebuah upacara yang mempesona di 1.700-kamar istana raja itu.
Putri Hajah Hafizah Sururul Bolkiah, 32, anak kelima dari Sultan dan istrinya, Ratu Saleha, dan pengantin pria Pengiran Haji Muhammad Ruzaini, 29, dinikahkan di depan sejumlah keluarga dan teman-teman, bangsawan dan pejabat internasional .
Keduanya bekerja Pemerintahan sebagai karyawan dari Sultan Brunei. Hafizah, yang memiliki gelar dalam administrasi bisnis, bekerja sebagai pejabat di kementerian keuangan, sedangkan Ruzaini PNS di kantor Perdana Menteri.
Sultan adalah Perdana Menteri dari Kesultanan Brunei, negara muslim kecil yang kaya minyak. Kesultanan telah berkuasa selama 600 tahun secara turun temurun. Semua urusan negara dipegang oleh keluarga kerajaan yang sama, dan juga memegang peran keuangan dan menteri pertahanan.
Sultan memiliki 12 anak, lima putra dan tujuh putri, dari tiga pernikahan.
Pasangan itu melaksanakan akad nikah di depan beberapa orang yang paling kuat di kawasan Asia, termasuk Perdana Menteri Najib Razak dari negara tetangga Malaysia.
Pesta perkawinan pasangan ini secara resmi dilaksanakan istana dalam sebuah upacara yang rumit hingga hari Minggu yang menandai klimaks lebih dari satu minggu pernikahan yang berhubungan dengan perayaan.
Para pemimpin Asia Tenggara dan negara lainnya diharapkan menjadi salah satu tamu pada perjamuan kerajaan mewah untuk menghormati pengantin baru dalam kesultanan Islam pada Minggu malam, yang diselenggarakan oleh ayah pengantin wanita, Sultan Hassanal Bolkiah, 66.
Perayaan minggu ini telah menyertakan pemuka agama di istana untuk mendoakan pasangan, sementara acara kerajaan dilakukan dalam prosesi publik tradisional keluarga kerajaan. Mereka dibawa dengan mobil Rolls Royce yang terbuat dari emas.
Pernikahan tersebut biasanya merupakan acara yang sangat langka di Brunei. Pernikahan Putra Mahkota Al-Muhtadee Billah pada tahun 2004 menarik kerumunan besar di ibukota, Bandar Seri Begawan, dan daftar tamu lebih dari 2.000 orang, termasuk anggota keluarga kerajaan Jepang, Yordania, Inggris dan Malaysia.
