Oleh karena itu sistem keamanan komputer yang terhubung ke internet harus di rencanakan serta di pahami bentul saat membangun,hal ini bertujuan untuk melingdungi sumber daya yang berada dalam komputer tersebut agar tidak di ambil oleh orang lain melalui jaringan komputer.
Tingkat Ancama n sebuah sistem keamanan Jaringan Komputer Juga Harus Diperhatikkan dan secara umum berikut pengertian dari sistem keamanan jaringan:
Pengertian Sistem KeamananSekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal. Hal ini memungkinan seseorang dengan komputer.
- Wi-Fi
Digunakan untuk menempatkan sistem komputer dan komponen-komponen terkaitnya, pencegah bahaya kebakaran, serta piranti keamanan fisik.
- Pusat data (bagian Infrastruktur Keamanan Data Center)
Memberikan pengertian dan kesadaran akan security di internet dan yang bermukim dibawah naungan para pakar keamanan komputer.
- Jasakom
Budaya keamanan makanan dan mengakhiri atau memperbarui kapitalisme dengan pengertian-pengertian yang jelas-jelas rasis atau fasis.
- Antiglobalisasi
Ancaman Sistem Keamanan Jaringan
Ingin tahu data apa saja yang ada di dalam jaringan komputer untuk selanjutnya dimanfaatkan untuk mendapatkan uang. Penyusup seperti ini sering disebut sebagai The Competition.
Keamanan Jaringan
Proteksi:
Authentication
Gateway
Attack
Authorization
Monitoring
Komunikasi terenkripsi
Pada dasarnya, ancaman itu datang dari seseorang yang mempunyai keinginan untuk memperoleh akses ilegal ke dalam suatu jaringan komputer. Oleh karena itu, harus ditentukan siapa saja yang diperbolehkan mempunyai akses legal ke dalam sistem, dan ancaman-ancaman yang dapat mereka timbulkan.
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penyusup dan, sangat berguna apabila dapat membedakan tujuan-tujuan tersebut pada saat merencanakan sistem keamanan jaringan komputer. Beberapa tujuan para penyusup adalah:
Pada dasarnya hanya ingin tahu sistem dan data yang ada pada suatu jaringan komputer yang dijadikan sasaran. Penyusup yang bertujuan seperti ini sering disebut dengan The Curius.Membuat sistem jaringan menjadi down, atau mengubah tampilan situs web. Penyusup yang mempunyai tujuan seperti ini sering disebut sebagai The Malicious.
Berusaha untuk menggunakan sumber daya di dalam sistem jaringan komputer untuk memperoleh popularitas. Penyusup seperti ini sering disebut sebagai The High-Profile Intruder.
Pemakaian alat (termasuk program) dapat menyebabkan kerusakan baik disengaja atau tidak. Pembatasan pemakaian bukan untuk mempersulit tetapi supaya efisien dan tidak merusak.
Pemakai harus dapat membuktikan dirinya. Contoh: user dan password. Dalam sebuah jaringan ditambahkan sumber akses (komputer yang digunakan) dengan asumsi bahwa pada suatu saat satu orang hanya dapat atau boleh bekerja dengan satu komputer yang sama.
Gerbang masuk menuju sistem dengan firewall
Serangan terhadap sistem.
Pemakai diperbolehkan menggunakan pelayanan dan resource sesuai dengan haknya.
Pengawasan terhadap jaringan
Menggunakan enkripsi agar data tak dapat diintip
Secara umum ada enam (6) langkah besar yang mungkin bisa digunakan untuk mengamankan jaringan & sistem komputer dari serangan hacker. Adapun langkah tersebut adalah:
- Membuat Komite Pengarah Keamanan.
- Mengumpulkan Informasi
- Memperhitungkan Resiko
- Membuat Solusi
- Implementasi & Edukasi / Pendidikan.
- Terus Menerus Menganalisa, dan Meresponds.
Langkah 1: Membuat Komite Pengarah Keamanan
Komite pengarah sangat penting untuk dibentuk agar kebijakan keamanan jaringan dapat diterima oleh semua pihak. Agar tidak ada orang terpaksa, merasa tersiksa, merasa akses-nya dibatasi dalam beroperasi di jaringan IntraNet mereka. Dengan memasukan perwakilan dari semua bidang / bagian, maka masukan dari bawah dapat diharapkan untuk dapat masuk & di terima oleh semua orang.
Dengan adanya komite pengarah ini, akan memungkinkan terjadi interaksi antara orang teknik / administrator jaringan, user & manajer. Sehingga dapat dicari kebijakan yang paling optimal yang dapat diimplementasikan dengan mudah secara teknis.
Langkah 2: Mengumpulkan Informasi
Sebelum sebuah kebijakan keamanan jaringan diimplementasikan, ada baiknya proses audit yang lengkap dilakukan. Tidak hanya mengaudit peralatan & komponen jaringan saja, tapi juga proses bisnis, prosedur operasi, kesadaran akan keamanan, aset. Tentunya proses audit harus dari tempat yang paling beresiko tinggi yaitu Internet; berlanjut pada home user & sambungan VPN. Selain audit dari sisi external, ada baiknya dilakukan audit dari sisi internet seperti HRD dll.
Langkah 3: Memperhitungkan Resiko
Resiko dalam formula sederhana dapat digambarkan sebagai:
Resiko = Nilai Aset * Vurnerability * Kemungkinan di Eksploit
Nilai aset termasuk nilai uang, biaya karena sistem down, kehilangan kepercayaan mitra / pelanggan. Vurnerability termasuk kehilangan data total / sebagian, system downtime, kerusakan / korupsi data.
Dengan mengambil hasil dari langkah audit yang dilakukan sebelumnya, kita perlu menanyakan:
• Apakah kebijakan keamanan yang ada sekarang sudah cukup untuk memberikan proteksi?
• Apakah audit secara eksternal berhasil memvalidasi ke keandalan kebijakan keamanan yang ada?
• Adakah proses audit mendeteksi kelemahan & belum tertuang dalam kebijakan keamanan?
• Apakah tingkat keamanan, setara dengan tingkat resiko?
• Apa aset / informasi yang memiliki resiko tertinggi?
Dengan menjawab pertanyaan di atas merupakan titik awal untuk mengevaluasi kelengkapan kebijakan informasi yang kita miliki. Dengan mengevaluasi jawaban di atas, kita dapat memfokuskan pada solusi yang sifatnya macro & global terlebih dulu tanpa terjerat pada solusi mikro & individu.
Langkah 4: Membuat Solusi
Pada hari ini sudah cukup banyak solusi yang sifatnya plug'n'play yang dapat terdapat di pasar. Sialnya, tidak ada satu program / solusi yang ampuh untuk semua jenis masalah. Oleh karena kita kita harus pandai memilih dari berbagai solusi yang ada untuk berbagai kebutuhan keamanan. Beberapa di antaranya, kita mengenal:
• Firewall.
• Network Intrusion Detection System (IDS).
• Host based Intrusion Detection System (H-IDS).
• Application-based Intrusion Detection System (App-IDS).
• Anti-Virus Software.
• Virtual Private Network (VPN).
• Two Factor Authentication.
• Biometric.
• Smart cards.
• Server Auditing.
• Application Auditing.
• Dll – masih ada beberapa lagi yang tidak termasuk kategori di atas.
Langkah 5: Implementasi & Edukasi / Pendidikan
Setelah semua support diperoleh maka proses implementasi dapat dilakukan. Proses instalasi akan sangat tergantung pada tingkat kesulitan yang harus dihadapi. Satu hal yang harus diingat dalam semua proses implementasi adalah proses pendidikan / edukasi jangan sampai dilupakan. Proses pendidikan ini harus berisi:
• Detail dari sistem / prosedur keamanan yang baru.
• Effek dari prosedur keamanan yang baru terhadap aset / data perusahaan.
• Penjelasan dari prosedur & bagaimana cara memenuhi goal kebijakan keamanan yang baru.
Peserta harus di jelaskan tidak hanya bagaimana / apa prosedur keamanan yang dibuat, tapi juga harus dijelaskan mengapa prosedur keamanan tersebut di lakukan.
Langkah 6: Terus Menerus Menganalisa, dan Meresponds
Sistem selalu berkembang, oleh karena itu proses analisa dari prosedur yang dikembangkan harus selalu dilakukan. Selalu berada di depan, jangan sampai ketinggalan kereta api
sekian artikel komputer seputar sistem keamanan jaringan yang memang harus di perhatiaan dalam membangun sebuah sistem yang memang terhubung ke internet