Semua orang berkeringat ketika udara di luar panas. Tetapi ada orang yang memiliki pengalaman keringat berlebihan (hiperhidrosis) hingga telapak tangan berkeringat. Hiperhidrosis menyebabkan orang berkeringat ketika tidak ada alasan untuk hal tersebut.
Biasanya, kelenjar keringat menghasilkan keringat yang sudah dibawa ke permukaan kulit ketika suhu udara meningkat, tubuh mengalami demam, sedang berolahraga, dan sedang merasa cemas, gelisah, atau stres. Ketika faktor-faktor tersebut tidak lagi menjadi masalah, maka tubuh menghentikan proses pengeluaran keringat.
Sekitar 2-3 persen dari populasi yang memiliki hiperhidrosis, kelenjar keringat tetap aktif. Orang dengan hiperhidrosis tetap berkeringat ketika tidak ada penyebab untuk berkeringat, bahkan ketika berada di dalam ruangan berAC. Beberapa orang dengan hiperhidrosis bahkan tetap berkeringat ketika sedang berada di dalam kolam renang.
Ada dua jenis hiperhidrosis seperti dikutip dari WebMD, Rabu (15/2/2012) yaitu:
1. Hiperhidrosis primer, yaitu menyebabkan keringat berlebihan di tangan, ketiak, wajah, dan kaki tanpa alasan yang jelas.
2. Hiperhidrosis sekunder, yaitu menyebabkan keringat berlebihan di seluruh tubuh atau di daerah yang lebih besar dari tubuh dan disebabkan oleh kondisi medis atau obat.
Berikut penyebab hiperhidrosis primer:
Orang dengan hiperhidrosis primer umumnya berkeringat dari jenis tertentu kelenjar keringat yang disebut kelenjar keringat ekrin. Kelenjar keringat ekrin merupakan mayoritas dari 2-4 juta kelenjar keringat dalam tubuh. Kelenjar keringat ekrin sangat banyak pada kaki, telapak tangan, wajah, dan ketiak.
Ketika tubuh terlalu panas, ketika sedang bergerak, ketika merasa emosional, atau sebagai akibat dari hormon, maka saraf akan mengaktifkan kelenjar keringat.
Ketika saraf bereaksi berlebihan, maka akan menyebabkan hiperhidrosis. Para ahli tidak mengetahui penyebab mengapa orang memiliki hiperhidrosis primer, meskipun mungkin hal tersebut dapat karena keturunan.
Orang dengan hiperhidrosis primer mungkin dapat mengatasi kondisi tersebut dengan perawatan non bedah, antara lain:
1. Antiperspirant yang mengandung aluminium yang dijual bebas atau yang diresepkan.
2. Obat yang disebut antikolinergik yang mempengaruhi saraf yang mengaktifkan kelenjar keringat.
3. Pengobatan dengan arus listrik intensitas rendah yang disebut iontophoresis.
4. Suntikan Botox pada ketiak.
Pembedahan biasanya hanya dianggap sebagai pilihan terakhir bagi penderita keringat berlebihan parah di tangan dan ketiak. Operasi mungkin melibatkan menghilangkan kelenjar keringat dari daerah tersebut. Selama prosedur lain, yang disebut simpatektomi dada, dokter bedah memotong dan menghancurkan saraf yang bertanggung jawab untuk terbentuknya berkeringat.
Berikut penyebab hiperhidrosis sekunder:
Berkeringat dari hiperhidrosis sekunder berbeda dari hiperhidrosis primer. Karena hiperhidrosis sekunder cenderung terjadi di seluruh atau di salah satu area umum bukan di tangan, ketiak, wajah, atau kaki.
Tidak seperti hiperhidrosis primer, jenis ini lebih mungkin menyebabkan berkeringat saat tidur. Hiperhidrosis sekunder biasa disebabkan oleh kondisi medis dan obat.
Beberapa kondisi medis memiliki potensi untuk menyebabkan hiperhidrosis, antara lain:
1. Kehamilan
2. Diabetes
3. Hipertiroid
4. Haid
5. Kegemukan
6. Penyakit Parkinson
7. Rheumatoid arthritis
8. Limfoma
9. Encok
10. Infeksi
Mengungkap kondisi yang mendasari dan mendapatkan perawatan yang tepat akan membantu mengurangi keringat dari hiperhidrosis sekunder. Oleh karena hal tersebut pasien hiperhidrosis perlu untuk memberitahu dokter kapan mengalami masalah dengan berkeringat.
Sehingga dapat mengetahui penyebab hiperhidrosis yang dialami untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Biasanya, kelenjar keringat menghasilkan keringat yang sudah dibawa ke permukaan kulit ketika suhu udara meningkat, tubuh mengalami demam, sedang berolahraga, dan sedang merasa cemas, gelisah, atau stres. Ketika faktor-faktor tersebut tidak lagi menjadi masalah, maka tubuh menghentikan proses pengeluaran keringat.
Sekitar 2-3 persen dari populasi yang memiliki hiperhidrosis, kelenjar keringat tetap aktif. Orang dengan hiperhidrosis tetap berkeringat ketika tidak ada penyebab untuk berkeringat, bahkan ketika berada di dalam ruangan berAC. Beberapa orang dengan hiperhidrosis bahkan tetap berkeringat ketika sedang berada di dalam kolam renang.
Ada dua jenis hiperhidrosis seperti dikutip dari WebMD, Rabu (15/2/2012) yaitu:
1. Hiperhidrosis primer, yaitu menyebabkan keringat berlebihan di tangan, ketiak, wajah, dan kaki tanpa alasan yang jelas.
2. Hiperhidrosis sekunder, yaitu menyebabkan keringat berlebihan di seluruh tubuh atau di daerah yang lebih besar dari tubuh dan disebabkan oleh kondisi medis atau obat.
Berikut penyebab hiperhidrosis primer:
Orang dengan hiperhidrosis primer umumnya berkeringat dari jenis tertentu kelenjar keringat yang disebut kelenjar keringat ekrin. Kelenjar keringat ekrin merupakan mayoritas dari 2-4 juta kelenjar keringat dalam tubuh. Kelenjar keringat ekrin sangat banyak pada kaki, telapak tangan, wajah, dan ketiak.
Ketika tubuh terlalu panas, ketika sedang bergerak, ketika merasa emosional, atau sebagai akibat dari hormon, maka saraf akan mengaktifkan kelenjar keringat.
Ketika saraf bereaksi berlebihan, maka akan menyebabkan hiperhidrosis. Para ahli tidak mengetahui penyebab mengapa orang memiliki hiperhidrosis primer, meskipun mungkin hal tersebut dapat karena keturunan.
Orang dengan hiperhidrosis primer mungkin dapat mengatasi kondisi tersebut dengan perawatan non bedah, antara lain:
1. Antiperspirant yang mengandung aluminium yang dijual bebas atau yang diresepkan.
2. Obat yang disebut antikolinergik yang mempengaruhi saraf yang mengaktifkan kelenjar keringat.
3. Pengobatan dengan arus listrik intensitas rendah yang disebut iontophoresis.
4. Suntikan Botox pada ketiak.
Pembedahan biasanya hanya dianggap sebagai pilihan terakhir bagi penderita keringat berlebihan parah di tangan dan ketiak. Operasi mungkin melibatkan menghilangkan kelenjar keringat dari daerah tersebut. Selama prosedur lain, yang disebut simpatektomi dada, dokter bedah memotong dan menghancurkan saraf yang bertanggung jawab untuk terbentuknya berkeringat.
Berikut penyebab hiperhidrosis sekunder:
Berkeringat dari hiperhidrosis sekunder berbeda dari hiperhidrosis primer. Karena hiperhidrosis sekunder cenderung terjadi di seluruh atau di salah satu area umum bukan di tangan, ketiak, wajah, atau kaki.
Tidak seperti hiperhidrosis primer, jenis ini lebih mungkin menyebabkan berkeringat saat tidur. Hiperhidrosis sekunder biasa disebabkan oleh kondisi medis dan obat.
Beberapa kondisi medis memiliki potensi untuk menyebabkan hiperhidrosis, antara lain:
1. Kehamilan
2. Diabetes
3. Hipertiroid
4. Haid
5. Kegemukan
6. Penyakit Parkinson
7. Rheumatoid arthritis
8. Limfoma
9. Encok
10. Infeksi
Mengungkap kondisi yang mendasari dan mendapatkan perawatan yang tepat akan membantu mengurangi keringat dari hiperhidrosis sekunder. Oleh karena hal tersebut pasien hiperhidrosis perlu untuk memberitahu dokter kapan mengalami masalah dengan berkeringat.
Sehingga dapat mengetahui penyebab hiperhidrosis yang dialami untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
sumber : detik